Connect with us

HUKRIM

Kasus Arisan Online : Para Reseller Dituntut Segera Kembalikan Uang

Published

on

KopiPagi | SALATIGA : Arisan online dengan bandar besar RS/RAPN (24) sesuai identitas KTP beralamat di Perum Kota Baru No 124 RT 03 RW 13 Kel Blotongan, Kec Sidorejo, Kota Salatiga (rumah eyangnya), kini kabur entah kemana dan meninggalkan ‘bau busuk’ yang menyengat, karena ratusan korban dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah ‘terjungkal’ menjadi korbannya.

Beberapa orang yang menjadi korban arisan online berhasil ditemui koranpagionline.com menceritakan, bahwa awalnya hanya mendengar kabar dari teman jika ada arisan online dengan iming-iming yang menggiurkan. Dan beberapa nasabah yang sudah ikut, sudah berhasil menikmati hasilnya sesuai yang dijanjikan ‘bandar’. Namun, dari para korban ini mengaku jika belum pernah melakukan transaksi atau hubungan komunikasi dengan sang bandar RS/RAPN. Mereka menyerahkan uangnya kepada ‘reseller’ yang selanjutnya uang tersebut akan disetorkan kepada sang bandar.

“Saya selama beberapa bulan menyetor uang arisan online itu tidak dengan bandar RS/RAPN namun uang itu disetorkan kepada reseller. Saat itu, reseller mengaku segera menyetorkan uangnya kepada bandar RS/RAPN alias ‘Maryuni Kempling’. Bahkan, reseller tersebut juga menjanjikan hal-hal yang menggiurkan sehingga entah etan apa yang mempengaruhinya, akhirnya saya dan tiga saudara saya tergiur mengikuti arisan online ini. Saya disini menderita rugi Rp 68 juta, uantuk tiga saudara saya dengan total Rp 425 juta. Sekarang ini, saudara saya mengejar saya untuk mengembalikan uang yang sudah ‘lepas’ ke bandar RS/RPAN itu,” terang STM (32) dan UMB (30), keduanya mengaku juga menjadi korban RS/RPAN dan enggan disebutkan alamat rumahnya.

Sementara itu, korban lain yang juga dijadikan reseller oleh RS/RAPN, MV warga Salatiga mengaku dirinya mengalami kerugian mencapai Rp 365 Juta. Uang sebanyak itu, dia dapatkan dari sejumlah member atau nasabah yang mengikuti arisan online ini. Untuk uang milik dirinya sebesar Rp 32 Juta dan yang lain milik para member. Uang yang terkumpul tersebut, langsung disetorkan ke rekening sang bandar RS/RPAN.

“Saya bergabung menjadi reseller baru dua bulan lamanya, namun ada sekitar delapan orang member yang menyetorkan uangnya ke saya. Kemudian, uang tersebut dan uang saya langsung saya transferkan ke rekening RS/RPAN. Dan member saya ini, sama sekali belum pernah ada yang menraik arisan online itu. Namun, sang bandar RS/RPAN sudah kabur. Dalam tiga hari ini, saya yang dikejar-kejar harus bisa segera mengembalikan uang para member tersebut. Kalau pun segera harus mengembalikan, uang dari mana saya tidak punya. Tapi, atas bantuan beberapa pengacara di Salatiga, saya dapat memberikan pengertian kepada para member dan saya minta waktu dalam pengembalian uang itu,” jelas MV, yang kesehariannya mengelola salon di Salatiga.

Dari keluh kesah para reseller yang mempunyai beberapa member ini, ternyata para korban yang lain pun juga sama modusnya. Mereka semua berharap-harap cemas, apakah uangnya dapat kembali utuh ataukah tidak. Bahkan, harus dikejar-kejar member karena para reseller ini menarik uang para member.

Hal senada diungkapkabn SKT (30) warga Kab Semarang bahwa dirinya tertarik ikut arisan online itu karena rayuan dari RS/RPAN yang merupakan teman akrabnya. Bahkan, RS/RPAN juga menjanjikan dengan mengikuti arisan yang dikelolanya maka untuk mendapatkan barang mewah akan lebih mudah dan dijamin akan merubah kehidupannya.

“Saya tergiur rayuan RS/RPAN karena antara saya dengan RS/RPAN itu sudah kenal sejak SMP. Akhirnya, awalnya saya hanya mengikuti yang Rp 2 juta, itu pun uang pinjam saudara. Dari Rp 2 juta ini, saya sudah mendapatkannya lalu dirayu untuk mencari member sebanyak-banyaknya. Dari mendapatkan member ini, dijanjikan akan mendapatkan sepeda motor matic tanpa harus membayarnya. Dari sini saya semakin tergiur dan mendapat 12 orang member dengan total uang yang saya setor hampir Rp 550 Juta. Sekarang setelah RS/RPAN kabur, para member mengejar saya bahkan ada yang mengancam akan lapor polisi ataupun mengambil barang-barang di rumah saya,” terang SKT, yang bekerja sebagai karyawan administrasi di salah satu pabrik di Ungaran, Kab Semarang ketika ditemui koranpagionline.com, Minggu (22/08/2021) malam kemarin.

Menurut janda anak satu ini, pihaknya hanya berharap RS/RPAN yang merupakan bandar arisan online dapat segera kembali atau menyerahkan diri. Selain itu, sanggup mengembalikan uang yang digondolnya. Kalaupun dirinya melaporkan ke polisi, bukati yang dimilikinya hanya bukti transfer. Dan itu pun hanya beberapa saja, karena beberapa kali juga setor langsung dan ketemu dengan RS/RPAN di suatu tempat dan RS/RPAN tidak memberikan bukti setor itu.

“Saya rencana mau memakai jasa pengacara untuk masalah ini, namun karena sekarang ini tidak punya uang lagi. Sepeda motor Honda Beat yang selama ini saya pakai, sudah diamankan salah satu reseller dan saya sudah hampir dua minggu ini ujuga tidak kerja. Dirumah, tiap hari didatangi member yang menuntut pengembalian uangnya. Harapan saya, RS/RPAN segera ditemukan dan dapat mengembalikan uang yang dibawanya,” tandas janda asal Wonogiri.  ***

 Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *