Connect with us

HUKRIM

KSP Dukung Al-Zaytun, Ken Setiawan : Apa Iya, Intelijen Tidak Berikan Masukan

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Pendiri NII Crisis Center atau Pusat Rehabilitasi Korban NII Ken Setiawan menanggapi soal dukungan Kepala Staf Kepresidenan Jendral Moeldoko yang mendukung ponpes Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat dan menampik adanya hubungan dengan gerakan Makar NII.
Menurut Ken, NII dan Al-Zaytun itu adalah satu paket sebuah gerakan klandestin atau getakan bahwa tanah yaitu kegiatan makar yang dilakukan secara rahasia atau diam-diam dengan tujuan untuk menggulingkan negara, covernya adalah sebuah pesantren.
Jadi siapapun termasuk pejabat yang datang ke Alzaytun hanya melihat fisik dijamin akan tertipu dengan propagandanya.
Masalahnya adalah apakah Kepala Staf Kepresidenan tidak mendapatkan laporan atau masukan dari intelijen, atau mungkin masukannya salah sehingga tiba tiba mendukung alzaytun dan membantah adanya hubungan dengan NII, Jadi seolah malah terkesan menjadi juru bicaranya Alzaytun, Jelas Ken.
Negara punya Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) , Badan Intelijen Keamanan (BAINTELKAM), Mengko Polhukam, Densus 88, BNPT RI, apakah tidak cukup kuat untuk membongkar jaringan NII yang punya ibukota di Alzaytun?
Gerakan NII Alzaytun sudah terjadi selama 30 tahun, karena Alzaytun berdiri tahun 1993, Legal yayasan 1994, Mulai dibangun total 1996 dan diresmikan tahun 1999, sampai sekarang masih dibiarkan.
Seharusnya Kepala Staf Kepresidenan bijaksana dalam membuat statemen, karena dapat melukai para korban NII Alzaytun yang jumlahnya mencapai ribuan orang.
Diharapkan KSP agar melihat dan meninjau hasil penelitian MUI dan Kemenag yang talah final dan dibukukan sebagai landasan dalam menindaklanjuti persoalan NII dan Ponpes Al-Zaytun, jangan sampai terjadi apa yang disampaikan Kepala Staf Kepresidenan memuat informasi yang salah dan tidak berdasar fakta yang terjadi di masyarakat.
Gerakan NII Alzaytun adalah sebuah tragedi kemanusiaan atas nama agama, anggotanya dihancurkan ekonominya atas nama infak perjuangan, dihancurkan ahlak dan akidahnya dan dihancurkan masa depan karena rata rata harus meninggalkan sekolah, kuliah dan kerjanya supaya fokus di NII. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *