Connect with us

PERISTIWA

GMKI Cabang Taput Peduli : Galang Dana Bantu Korban Bencana Sulbar

Published

on

KopiPagi | TAPUT : Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI ) Cabang Tarutung Sumatera Utara, peduli  dengan melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar).

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI ) Cabang Tarutung peduli

“Sebagai sesama ciptaan Nya kita harus saling bertolong-tolongan demi kebaikan dan kemajuan bangsa kita,” kata Ketua Cabang  GMKI Tarutung Struggle Sihombing, mengutip Kitab Galatia 6:2,  kepada koranpagionline.com Senin (25/01/2021).

Aksi penggalangan dana dilakukan di  empat tempat berbeda, Taput yakni di Pajak Tradisonal Tarutung, Siborong-borong dan Muara. Sedangkan untuk Kabupaten Humbahas dilakukan di Pajak Dolok Sanggul.

Ketua GMKI Cabang Tarutung Struggle Sihombing mengatakan, bahwa aksi  penggalangan dana ini merupakan aksi spontanitas yang dilakukan pada tanggal (19 – 20 – 22 – 23//01/2021) lalu.

“Aksi ini sebagai bentuk pengabdian dari Tiga Medan Layanan GMKI. Ini  sebagai salah satu bukti untuk mengabdi kepada Negara dan Masyarakat Indonesia,”ungkap Strunggle.

Terkait dana yang sudah terkumpul, Ketua Cabang GMKI Tatutung mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan sumbangsi maupun atensinya untuk sesama ciptaan Tuhan  Yang Maha Esa.

“Semoga para korban melalui donasi peduli jorban bencana Sulbar cepat terhibur di kuatkan dan ekonomi masyarakat cepat membaik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sekretaris Fungsi Aksi dan Pelayanan Marthin Nababan juga mengatakan, GMKI Cabang Tarutung ikut merasakan duka yang mendalam atas apa yang di rasakan saudara kita di Sulbar.

Sebagai sesama ciptaan Nya kita harus saling tolong menolong demi kebaikan dan kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai informasi terkini, dilansir dari Merdeka.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah menjadwalkan perpanjangan masa tanggap darurat untuk status penanganan bencana di Kabupaten Mamuju dan Majene, Provinsi Sulbar, selama dua pekan, setelah berakhir pada 28 Januari 2021.

“Arahan Kepala BNPB untuk status tanggap darurat diperpanjang selama dua pekan,” kata Rifai, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB di Mamuju, Sabtu (23/01/2021).

Rifai menyatakan walaupun proses evakuasi sudah selesai, namun alasan perpanjangan itu terlihat dari penanganan pengungsi, persoalan kesehatan hingga permasalahan teknis yang masih perlu ditangani selama masa tanggap darurat.

“Statusnya menjadi tanggap darurat menuju pemulihan,” ujar Rifai.

Sebelumnya BNPB menyatakan status penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulbar sebagai tanggap darurat. Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan Gubernur Sulawesi Barat, HM Ali Baal Masdar melalui surat nomor 001/Darurat-SB/I/2021, sejak 15 Januari 2021 sampai 28 Januari 2021.

Hingga Sabtu (23/01/2021) Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam Provinsi Sulawesi Barat melaporkan sebanyak 89.624 warga Kabupaten Mamuju dan Majene masih mengungsi pascabencana gempa yang melanda wilayah itu.

Tercatat jumlah korban meninggal dunia sebanyak 91 jiwa, tiga orang dinyatakan hilang di Kabupaten Majene dan dua orang meninggal di pengungsian, 320 jiwa dengan luka sangat berat yang saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit, 426 jiwa luka berat, 240 jiwa luka sedang dan 2.703 jiwa luka ringan. *Son/Kop.

Editor : Nilson Pakpahan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *