Connect with us

HUKRIM

Founder NII Crisis Center. Ken Setiawan Paparkan Fenomena Radikalisme

Published

on

BANDAR LAMPUNG | KopiPagi : Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah melakukan pembentukan Duta Damai Dunia Maya Regional Lampung, 23-25 November. Sebanyak 31 anak muda Lampung dikumpulkan dan dilatih untuk menyebarkan konten-konten perdamaian dan persatuan dalam rangka melawan penyebaran radikalisme dan terorisme.

Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menjadi salah satu narasumber pada pembukaan kegiatan tersebut. Pada kesempatan itu Ken memaparkan fenomena penyebaran radikalisme dan terorisme, terutama di Lampung.

Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan menjadi salah satu narasumber pada pembukaan kegiatan tersebut. Pada kesempatan itu Ken memaparkan fenomena penyebaran radikalisme dan terorisme, terutama di Lampung.

“Korban NII di lampung sudah cukup banyak, semuanya hampir tidak berani turun ke forum karena takut,” ujar Ken di Bandar Lampung, Selasa (23/11/2021).

Ia menegaskan bahwa, intinya radikalisme tidak pandang bulu. Menurutnya, gerakan kelompok radikal sangat ekspresif dan bergerak 24 jam. Di sisi lain, masyarakat moderat cenderung merasa aman.

“Bahkan bukan hanya di kalangan dewasa tapi juga generasi muda. Radikalisme ini pemikiran. Bila sudah mulai intoleran dan dia menganggap paling benar, sementara yang lain salah. Tidak hanya di medsos, bahkan dikajian agama, orasi di tempat ibadah, radikalisme disampaikan,” paparnya.

Ia mengungkapkan, saat ini praktik-praktik radikalisme marak di masyarakat. Bahkan ia pernah saat salat Jumat, pengkhutbahnya bukannya memberi pencerahan tetapi justru menyerang pemerintah sebagai zholim dan menyebarkan intoleransi bahwa yang berbeda itu kafir.

Menurutnya, bila itu masih pemikiran, di Indonesia tidak bisa ditindak negara. Pasalnya dalam UU Nomor 5 Tahun 2018, yang bisa ditangkap sesuai UU tersebut buat kelompok atau orang yang sudah melakukan tindak pidana terorisme.

“Tapi dengan adanya UU itu penindakan terorisme cukup bagus. Terbukti ada 1350 ditangkap Densus 88 sebelum melakukan aksi. Untuk itu saya mendorong pemerintah untuk membuat regulasi agar semua paham yang bertentangan dengan Pancasila juga bisa ditangkap,” jelas Ken.

Pada kesempatan itu, Ken juga memaparkan tahapan radikalisme. Pertama adalah Iman yang menjadi akarnya, kemudian hijrah sebagai batangnya, dan jihad menjadi hasil atau buahnya.

Ia pun mengaimbau agar para duta damai dunia maya harus memahami masalahi itu. Caranya dengan belajar agama kepada ahlinya, mengenali modus radikalisme, tolak tegas radikalisme seperti menolak Narkoba. Kemudian kritis terhadap fenomena di sekitar kita, meningkatkan nasionalisme.

“Generasi muda harus waspada, tapi jangan phobia, terhadap radikalisme ini. Saatnya duta damai dunia maya menyampaikan pesan kedamaian. Ini akan menjadi energi positif,” tegasnya. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *