Connect with us

HUKRIM

Bandar Arisan Online Kabur : Rumah Kontrakan Sengaja Tidak Dikunci

Published

on

KopiPagi | SALATIGA : Rumah kontrakan RS atau RAPN (24) di Perum Praja Mukti RT 06 RW 06 Kel Kecandran, Kec Sidomukti, Kota Salatiga sejak kasus yang menimpanya terkuak sudah ditinggalkannya kabur entah kemana, bahkan sejak ditinggal kabur sengaja dikosongkan dan tidak dikunci. Akhirnya untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan pagar rumah tersebut digembok oleh pengurus RT setempat.

Sejumlah warga sekitar rumah kontrakan RS atau RAPN mengaku kaget saat banyak orang mendatangi rumah tersebut. Bahkan, tiap menit berganti orang untuk mencari RS/RAPN dan diantaranya sempat marah-marah mendapati rumah kontrakan RS/RAPN itu sudah tidak ada penghuninya. Selain itu, beberapa orang diantaranya saat tidak mendapati RS/RAPN tidak ada langsung menelponya, namun nomor telepon tersebut sudah tidak bisa dihubungi.

“Kami saat melihat sejumlah orang silih berganti mendatangi rumah kontrakan RS/RAPN itu kaget dan bertanya-tanya, ada masalah apa kok banyak orang mencarinya. Setelah satu dua orang bertanya dan cerita kalau RS/RAPN itu merupakan bandar arisan online dan telah membawa lari uang para peserta arisan. Dari sini, kami hanya diam karena memang bukan urusan kami. Kemudian, beberapa orang ada yang mencari tahu ke Pak Ketua RT untuk menanyakan keberadaan RS/RAPN itu,” terang ST dan UK, dua ibu yang minta namanya diinisial saja saat ditemui koranpagionline.com, Kamis (19/08/2021).

Ditambahkan, bahwa selama mengontrak rumah di Perum Praja Mukti ini, RS/RAPN maupun suami sirinya jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Selain itu, orangnya nampak sombong dan suka pamer harta. Ini banyak dikatakan ibu-ibu sekitar yang pernah ketemu dan ngobrol dengan RS/RAPN.

RS/RAPN Jarang Sosialisasi

Ketua RT 06 RW 04 Perum Praja Mukti Agus Abusiri menyatakan, bahwa selama tinggal di rumah kontrakan yang baru empat bulan ini, sangat jarang bahkan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan warga. RS/RAPN tinggal di rumah kontrakan ini dengan membawa dua orang anak yang masih kecil.

“Sejak RS/RAPN itu kabur, tetap saja masih ada orang-orang yang datang melihat rumah kontrakannya. Mereka rata-rata orang yang sebelumnya juga mencari RS/RAPN. Sampai depan rumah kontrakan RS/RAPN sepi lalu mereka langsung pergi dan sampai sekarang ini masih ada yang mencarinya. Selain itu, RS/RAPN juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar,” terang Agus Abusiri ketika dihubungi koranpagionline.com melalui telepon seluluernya, Kamis (19/08/2021) siang.

Sementara itu, informasi lain yang berhasil dihimpun koranpagionline.com bahwa sebelum RS/RAPN tinggal di Perum Praja Mukti Salatiga ini, awalnya RS/RAPN saat masih lajang tinggfal bersama eyangnya di Perum Kota Baru No 124 RT 03 RW 13 Kel Blotongan, Kec Sidorejo, Kota Salatiga. Alamat ini sesuai dengan identitas yang dimiliki RS/RAPN yaitu sesuai dengan KTP nya. Sedangkan saat itu, kedua orangtua RS/RAPN tinggal di Rumah Susun (Rusun) Cabean. Namun, beberapa waktu, orangtua RS/RAPN pindah dari rusun dan tinggal di daerah Kel Tegalrejo, Kec Argomulyo, Kota Salatiga.

“Benar mas, dulu adik RS/RAPN itu memang tinggal bersama eyangnya di Perum Kota Baru ini, saat itu masih sekolah di salah satu SMP swasta di Salatiga. Namun, belum lulus sekolah, RS/RAPN sudah menikah terlebih dulu. Kalau tidak salah, adik RS/RAPN itu tidak lulus SMP. Sampai sekarang, RS/RAPN mempunyai 3 orang anak dari suami yang berbeda. Dengan suami yang pertama mempunyai 2 anak, lalu cerai dan punya suami lagi (suami kedua) punya seorang anak. Dan dengan suami kedua ini juga putus ditengah jalan dan kabarnya sudah punya suami lagi, namun hanya nikah siri,” ujar beberapa ibu yang enggan disebut namanya saat ditemui koranpagionline.com di daerah Perum Kota Baru Salatiga.

Sementara itu, TS dan UZ keduanya peserta atau nasabah arisan online mengaku geram setelah memperoleh kabar jika RS/RAPN dan suami sirinya itu kabur dengan menggondol uang arisan hingga miliaran rupiah. Sebelumnya, RS/RAPN sempat mengirimkan fotonya dengan memamerkan gelang emas yang banyak yang dipakai di tangannya. Foto ini diunggah di WA group. Setelah itu, WA RS/RAPN langsung tidak aktif.

“Yang jelas, saya berdua ini korban arisan online yang dibandari RS/RAPN. Sebelum bergabung di arisan online ini, antara kami berdua dengan RS/RAPN sudah saling kenal dan sering main bersama. Suatu saat pas ngobrol, RS/RAPN mengaku jika punya bisnis arisan online dan merayu kami untuk menjadi peserta atau nasabahnya. Dengan bujuk rayu dan iming-iming yang menggiurkan, kami berdua akhirnya bergabung di arisan online ini. Namun, dalam perjalanan waktu, ternyata justru uang arisan itu dibawa kabur RS/RAPN. Harapan kami, lebih baik RS/RAPN menyerahkan diri saja dari pada bingung diburu ratusan peserta arisan,” kata TS dan UZ, keduanya warga Salatiga.

Ditambahkan TS, bahwa RS/RAPN dalam mencari nasabah arisa dengan memakai reseller dan sudah ada tidak kurang 50 orang reseller. Masing-masing reseller dapat mengumpulkan uang berkisar Rp 50 juta hingga Rp 250 juta. Untuk saya sudah masuk Rp 25 juta dan UZ masuk Rp 35 juta dan sama-sama belum pernah mendapatkan lelang arisan online ini. Harapan saya, uang miliknya dapat kembali dan utuh jumlahnya.

Korban Arisan Online, Silakan Lapor

Terpisah, Kasi Humas Polres Salatiga AKP Hari ST menyatakan, bahwa benar Polres Salatiga sudah menerima aduan dari masyarakat atau korban arisan online ini. Namun, sampai sekarang Polres Salatiga masih melakukan pendalaman akan masalah tersebut. Untuk itu, kepada masyarakat yang menjadi korban dapat membuat laporan secara resmi ke Polres Salatiga.

“Untuk pengaduan masalah arisan online ini, memang sudah ada. Tetapi, Polres Salatiga masih melakukan pendalaman dan masyarakat yang merasa dirugikan dapat membuat laporannya ke Polres Salatiga,” tandas AKP Hari ST.  ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *