UNGARAN | KopiPagi : Tata kelola organisasi ini sangat penting dalam mengelola sebuah organisasi, begitu juga dalam mengelola organisasi Dai-Kyokushin Karate Indonesia (DKKI) Provinsi Jawa Tengah.
Demikian ditegaskan Sekretaris Umum (Sekum) KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Provinsi Jateng Edi Purwanto SPd MPd kepada koranpagionline.com, disela kegiatan “Black Belt Course se Jateng & Seminar Karate” DKKI, di Bandungan Kab Semarang, Minggu (05/02/2023).
“Intinya dalam kegiatan ‘Black Belt Course’ ini didalamnya ada Seminar Karate dan yang utama ditekankan terkait dengan ‘Tata Kelola Organisasi’. Dalam hal ini organisasi Dai-Kyokushin Karate Indonesia (DKKI) khususnya. Harapan kami, para peserta benar-benar serius dalam mengikutinya sehingga ke depan akan semakin tahu dan paham akan pengelolaan administrasi organisasi dan tentunya semakin lebih baik. Intinya, untuk mengembangkan DKKI ittu harus paham akan tata kelola organisasi karate,” jelas Edi Purwanto.
Ditambahkan, apalagi jika nantinya KORMI Jateng mendapatkan kucuran anggaran hibah yang harus disalurkan kepada seluruh Induk Organisasi (Inorga) maka masing-masing Pengcab DKKI harus mengerti dengan benar penggunaan serta pertanggungjawabannya. Pasalnya, ini merupakan hal yang baru dalam DKKI yang sudah masuk dalam KORMI.
“Sesuai dengan visi-misi KORMI dalam rangka ‘pemasalan’ dan harus menyentuh masyarakat banyak. Ini demi meningkatkan kebugaran dan harus dapat tercapai. Melalui olahraga masyarakat dengan penuh rekreasi ini maka lebih ditekankan pada ‘pemasalan’ dan bukan pada prestasi yang akan dicapai. Pasalnya, dalam kegiatannya lebih ditekankan pada ‘festival’ yaitu seperti Forkab/Forkot (Festival tingkat Kabupaten/Kota) dan untuk tingkat provinsi dengan sebutan Festival Daerah (Forda),” ujarnya.
Terkait dengan telah terbentuknya dan dilantiknya KORMI Kabupaten Semarang, untuk itu Dai-Kyokushin Karate Indonesia (DKKI) Pengurus Kabupaten Semarang secepatnya dapat mendaftarkannya. Selanjutnya, setelah bergabung, DKKI Kab Semarang dapat semakin berkembang.
“Melalui ‘Seminar Karate’ bagian dari ‘Black Belt Course’ ini, ke depannya dapat menghasilkan regulasi untuk pertandingan atau perlombaan. Selain itu, langkah ini untuk menyamakan persepsi termasuk pula nomor lomba untuk lomba ‘pemasalan’. Karena, ukurannya semakin banyak orang terlibat maka kemasaannya dapat pula dilakukan oleh semuanya,” pungkasnya. *Kop.
Pewarta : Heru Santoso.