Connect with us

REGIONAL

Petani di Gampong Ladang Aceh Barat, Keluhkan Eceng Gondok yang Sumbat Irigasi

Published

on

KopiPagi Aceh Barat : Para petani di Gampong Ladang Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), mengeluhkan adanya enceng gondok.yang tumbuh subur di beberapa lokasi areal persawahan dan irigasi.

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang sangat gampang tumbuh dimana-mana. Ibaratnya mati satu tumbuh seribu hingga kadang menyulitkan masyarakat yang bertani karena mengganggu aliran air irigasi. Bukan hanya itu, eceng gondok selain menahan debit air dan mengurangi debit air ternyata mengakibatkan pendangkalan aliran irigasi.

Seperti halnya yang dikeluhkan para petani yang memanfaatkan pengairan irigasi kawasan Gampong Ladang. Sebab, air yang mengalir ke areal persawahan tersendat hingga mempengaruhui hasil panen. Sementara para petani kewalahan menghadapi tumbuh kembangnya eceng gondok.

Seperti diketahui, eceng gondok adalah jenis tumbuhan air mengapung yang biasa hidup di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air lambat, danau, tempat penampungan air, serta sungai. Tumbuhan eceng gondok sering dianggap gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Akan tetapi di sisi lain kehadirannya justru bisa dimanfaatkan untuk mengatasi polutan sungai.

Eceng gondok ini punya tinggi sekitar 0,4 – 0,8 meter dan tidak mempunyai batang, daunnya berbentuk oval, daunnya licin berwarna hijau. Selain itu, bunga eceng gondok termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Mempunyai biji berbentuk bulat dan berwarna hitam. Sedangkan buahnya kotak berwarna hijau, dan akarnya yang serabut.

Sebenarnya tumbuhan eceng gondok ini ada nilai plus dan minusnya tergantung dari para petani menyikapi sesuai pengalaman dan kepiawaiannya memperlakukan serta memanfaatkannya tumbuhan air ini.

Untuk sekadar memetik manfaat ecerng gondok, bisa kita lihat para pengrajin di daerah Rawa Pening kawasan kaki Gunung Merbabu Jawa Tengah. Tumbuhan yang terus berkembang di Rawa Pening itu justru bisa menghidupi masyarakat sekitar danau dan para petani yang memanfaatkan eceng gondok untuk kerajinan tas, tikar dan laainnya.

Dilihat dari sisi manfaat dan faedah, eceng gondok bisa mencegah akumulasi logam berat. Sebab, dari hasil penelitian, walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya eceng gondok berperan dalam menangkap polutan logam berat dan juga menyerap residu pestisida.
Selain itu tumbuhan ini juga kaya akan asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar pada tanaman, selain itu juga mengandung asam triterpenoid, sianida, alkaloid dan kaya akan kalsium dan bermanfaat sebagai pupuk organik.

Sementara warga petani Gampong Ladang justru sebaliknya merasa terganggu dan dirugikan dengan kehadiran eceng gondok karena pertumbuhan yang begitu cepat dan menutupi seluruh aliran irigasi. Akibatnya, jumlah cahaya yang masuk ke dalam air akan semakin berkurang dan tingkat kelarutan oksigen pun akan berkurang. Tentu saja banyak faktor lain yang merugikan para petani bila dilihat dari kondisi lingkungan dan masyarakat itu sendiri. Muh/kop.

Pewarta – Kontributor Aceh Barat
Muhibbul Jamil

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *