Connect with us

PENDIDIKAN & BUDAYA

Pertahankan Tradisi & Wujud Syukur : Warga Ngasem Gelar ‘Merti Dusun’

Published

on

KopiPagi | UNGARAN : Dalam rangka mempertahankan tradisi dan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, warga RW 02 Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kec Bandungan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah, menggelar acara “Merti Dusun”. Rangkaian acaranya dimulai sejak Kamis (19/08/2021) sampai Sabtu (21/08/2021).                          

Rangkaian acara tersebut diantaranya “Besik Kubur (bersih-bersih makam), Tumpengan atau ambengan dilakukan di Makam Kyai Damar/Kyai Ngasem serta Dandan Kali (di tujuh sungai di wilayah Dusun Ngasem).

 

Ketua Merti Dusun Ngasem FX Sumanto dan Ketua RW 02 Condro L. (Foto Heru Santoso)

Ketua Merti Dusun FX Sumanto menyatakan, bahwa “merti dusun” ini merupakan momentum warga Dusun Ngasem sebagai ajang silaturahmi sekaligus menggelar tasyakuran serta meningkatkan kebersamaan warga. Selain itu, utamanya kegiatan ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kelimpahan apapun kepada warga Ngasem.

 

“Merti dusun yang lebih dikenal dengan sebutan “Kadeso” di Dusun Ngasem ini merupakan wujud tradisi ‘kearifaan lokal’. Dan salah satunya dengan menggelar tumpengan bersama warga di Makam ‘Kyai/Nyi Damar atau Kyai/Nyi Asem’, yang konon merupakan cikal bakal berdirinya Dusun Ngasem ini. Kegiatan tumpengan ini biasa disebut juga “Nyadran” sebagai wujud bekti kepada Tuhan. Tumpengan di makam ini diikuti semua warga RW 02 dan dilakukan rutin setiap tahunnya,” ujar FX Sumanto didampingi Ketua RW 02 Ngasem Condro Luwarno dan Ketua Karang Taruna Ngasem Bayu S kepada koranpagionline.com.

 

Ditambahkan, sebelum masa pandemi Covid-19 melanda, acara Merti Dusun Ngasem ini selalu digelar dengan semarak. Diantaranya dengan digelar Kirab Budaya Ngasem serta puncak acaranya menggelar Wayangan semalam suntuk. Meski pandemi masih berlangsung, merti dusun tetap saja digelar dan tetap patuh protokol kesehatan serta ada pembatasan-pembatasan. Hal ini pun, masyarakat dapat menerimanya serta memakluminya.

 

Kali Kedunggupit, sungai paling unik di Dusun Ngasem. (Foto Heru Santoso)

Untuk kegiatan “Dandan Kali/Sungai” yang masih dalam rangkaian merti dusun dilakukan di tujuh kali atau sungai yang melintasi Dusun Ngasem. Ketujuh kali/sungai adalah Kali/Sungai Gondosuli, Pucung, Stanen, Njobo, Lanangan, Kemadu, serta Kedunggupit. Ketujuh sungai ini lokasinya melintasi di setiap sudut wilayah Dusun Ngasem. Untuk sungai Kedunggupit, salah satu sungai yang unik pasalnya saat banjir, air yang meluber itu tidak mau masuk dalam ‘blumbang’ dan hanya melewatinya saja.

 

“Sebelum memulai ‘dandan kali/bersih sungai’, diawali dengan ‘kembul bujono’ dan doa-doa agar pelaksanaan bersih sungai berjalan lancar. Bahkan, beberapa sungai itu sampai sekarang banyak warga dari luar Ngasem yang berkunjung hanya sekedar untuk melakukan doa. Masing-masing sungai tersebut ada sumbernya, namun airnya dimanfaatkan warga untuk mandi. Dan sampai sekarang banyak dijadikan sebagai pemandian umum. Begitu juga di Makam Kyai Damar/Kyai Assem ini, banyak dikunjungi warga untuk berdoa, ngalab berkah maupun ziarah,” tandasnya.

 

Dalam puncak accara, yang sebelumnya digelar pentas wayangan semalam suntuk, untuk kali ini masih masa pandemi Covid-19 digelar dengan virtual di Balai Dusun Ngasm dengan lakon “Semar Bangun Jiwo”. Dalang oleh Ki Siarno dari Busungan, Kel Tambakboyo, Kec Ambarawa, Kab Semarang.  ***

 

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *