Connect with us

REGIONAL

Mengulik Eksistensi PT STTC di Kota Pematangsiantar Sumut : Bagian I

Published

on

PEMATANGSIANTAR | KopiPagi : Mengulik eksistensi PT Sumatera Tobacco Trading Company (STTC) atau lebih dikenal sebagai NV. STTC (singkatan dari Sumatra Tobacco Trading Company) yang merupakan sebuah perusahaan rokok terbesar kelima di Indonesia, merupakan tantangan terberat.

Pasalnya, PT STTC yang berawal sebagai perusahaan rokok putih di Pematang Siantar sejak 1952  telah meluncurkan merek rokok UNION, sebagai produk unggulan yang sampai saat ini  hasil produksi rokoknya sangat diminati konsumennya, baik di Dalam  Negeri, maupun di Luar Negeri, sangat eksklusif di Kota Pematangdiantar.

Harus diakui, eksistensi PT. STTC punya andil besar sebagai sumber pemasukan kas Pemerintah Kota Pematangsiantar. Bahwa dalam setahun sesuai Kebijakan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau dari PT. STTC, pihak Pemko Pematangsiantar bisa menerima Rp 6 milar dalam setahun.

Selain itu Pemko juga mendapatkan hasil retribusi pajak satu papan reklame Rp 25 juta per tahun. Dari PBB PT. STTC, Pemko bisa mendapat pemasukan sekutar Rp 600 juta setahun.

Eklusifnya eksistensi PT. STTC yang menjadi industri publik yang memproduksi tembakau
sejak 11 Januari 1952 dengan pendiri Ng Chin Tan yang berkantor pusat di
Pematangsiantar, Sumatera Utara dengan tokoh kunci Keluarga Bingei, sudah menjadi Tokoh di Kota Pematangsiantar dan Simalungun.

Terlebih, disaat Keluarga Bingei sudah dinobatkan menjadi tokoh di Kota Pematangsiantar dan Simalungun,  nama Edwin Bingei sebagai Direktur PT STTC Pematangsiantar menjadi Edwin Bingei Siboro menjadi tak asing bagi masyarakat Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.

Dilansir dari Aloling Simalungun,com, Senin (20/12/2021), disebutkan bahwa Drs Djomen Purba sebagai Ketua Yayasan Museum Simalungun pun mengakui, bahwa memiliki banyak kenangan tersendiri dengan Edwin Bingei Purba Siboro.

“Itulah sebabnya pada dinding Kantor Yayasan Museum Simalungun digantungkan foto Edwin Bingei Purba Siboro dan Istri Boru Damanik yang sedang menggunakan pakaian adat Simalungun,” ujarnya.

Lebih lanjut Drs Djomen Purba mengatakan, acara penabalan Edwin Bingei menjadi Marga Purba Siboro dilaksanakan bersamaan dengan Peresmian Puskesmas Simpang Bah Jambi pada tahun 1978.

“Saat itu, yang melakukan Penabalan adalah Pdt Jenus Purba Siboro Ephorus GKPS yang juga Ketua Partuha Maujana Simalungun. Ketua DPRD Simalungun saat itu, Raja Tagor Damanik yang juga Ketua Golkar dan ratusan warga menghadiri acara tersebut,” ujar Drs Djomen Purba.

“Edwin Bingei ditabalkan menjadi Marga Purba Siboro dan Istrinya ditabalkan menjadi Boru Damanik,” ujar Drs Djomen Purba.

“Penabalan marga Purba Siboro dan Boru Damanik kepada Edwin Bingei dan Istrinya merupakan inisiatif Partuha Maujana Simalungun setelah melihat rekam jejak Edwin Bingei yang sudah menunjukkan perhatian dan keperdulian terhadap masyarakat Siantar – Simalungun. Partuha Maujana juga menilai bahwa, Edwin Bingei Purba Siboro sejak dahulu sudah memiliki Ahap Simalungun sehingga wajar saja ditabalkan menjadi Marga Purba Siboro” ujar Drs Djomen Purba.

Drs Djomen Purba kemudian memaparkan beberapa bentuk kepedulian Edwin Bingei Purba Siboro yang diketahuinya adalah :

  1. Membangun Gedung berlantai dua di Universitas Simalungun
  2. Membangun Balei Bolon Simalungun di Jalan Sangnawaluh dan diserahkan oleh bupati bangunan dan tanah untuk dikelola oleh Partuha Maujana Simalungun Kabupaten Simalungun.
    3. Membangun Perpustakaan Sintong Bingei yang telah diserahkan menjadi Perpustakaan Kota Pematangsiantar.
    4. Membangun Munumen Tata Nugraha di Persimpangan Jalan Sutomo – Merdeka.
  3. Membangun selter bus di Jalan Merdeka, Jalan Sutomo, Jalan Sisingamangaraja Barat depan Universitas Simalungun.
  4. Membangun Pos Kepolisian di Jalan Merdeka dan Jalan Sutomo,
  5. Membangun gerbang perbatasan Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun di Jalan Sangnawaluh “Selamat Datang di Kabupaten Simalungun”.
  6. Membangun gerbang perbatasan Kabupaten Simalungun dengan Serdang Bedagai di Desa Limbong “Selamat Datang di Simalungun Jaya (SIMANJA).
  7. Membangun selter bus di Kabupaten Simalungun antara lain Parapat, Sinaksak, Perdagangan.
    10. Membangun gerbang perbatasan Kota Pematangsiantar dengan Kabupaten Simalungun di Sinaksak “Selamat Datang di Kota Pematangsiantar”.
  8. Membangun gerbang perbatasan Kota Pematangsiantar dengan Kabupaten Simalungun di Bah Sampuran “Selamat Datang di Kota Pematangsiantar”.
  9. Membangun gerbang “Selamat datang di Kota Perdagangan”.
  10. Membangun gerbang di pintu masuk kawasan Parawisata Parapat.

Lebih lanjut, PT STTC pada setiap pelaksanaan Pesta Rondang Bintang di Kabupaten Simalungun mulai tahun 1980–2021,  PT STTC tetap ikut berpartisipasi dalam melaksanakan Pesta Rondang Bintang.

PT STTC mengadakan hiburan gratis secara bergiliran didampingi oleh Drs Djomen Purba. Dan yang paling penting PT STTC juga sudah memberikan ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Siantar Simalungun dengan demikian ikut berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat , ujar Drs Jomen Purba.

Lebih lanjut Drs Djomen Purba menjelaskan dirinya menjadi saksi bahwa sejak dahulu setiap ada tamu yang datang ke PT STTC, penyambutan selalu menggunakan budaya Simalungun.

Kepada tamu yang datang selalu diberikan Hiou Simalungun dan setiap acara Ulang Tahun Edwin Bingei Purba Siboro kesenian Simalungun tidak pernah ketinggalan ujar Drs Djomen Purba.

“Begitu banyak kenangan dengan Edwin Bingei Purba Siboro sehingga foto Edwin Purba Siboro dan Istri menggunakan pakaian adat Simalungun saya gantungkan di dinding kantor ini,” ujar Drs Djomen Purba. ***

Editor : Nilson Pakpahan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *