Connect with us

HIBURAN

Mengenang Masa Lalu Salatiga : Iswooro Gelar Lukisan “Salatiga Tempo Doeloe”

Published

on

SALATIGA | KopiPagi : Ratusan orang dari berbagai daerah di Indonesia silih berganti berdatangan melihat belasan lukisan bertema “Salatiga Tempo Doeloe” karya Isworo (pelukis ‘gaek’ asli Salatiga) yang digelar di Lobby Hotel ‘Laras Asri’ Salatiga sejak dua pekan ini, selain itu digelar juga bazaar buku tentang Kota Salatiga.

Pameran lukisan ini diselenggarakan Historia Salatiga bekerjasama dengan ‘Laras Asri’ Resort & Spa Salatiga. Belasan lukisan karya pelukis Isworo ini menceritakan tentang Salatiga Tempo Doeloe. Selain itu, buku-buku yang disajikan dalam bazaar itu hasil karya Eddy Supangkat, pegiat Salatiga Tempo Doeloe yang juga pendiri Historia Salatiga.

Isworo (74), Pelukis ‘gaek’ asli Salatiga mengatakan, bahwa belasan lukisan yang dibuat itu dengan tema dan menceritakan Salatiga Tempo Doeloe. Lukisan yang dikerjakan/dibuat dalam kurun waktu 3 bulan ini, diantaranya menceritakan tentang Alun-alun Salatiga, Bus ESTO, Terminal Bis Salatiga, Tugu Peringatan 5 Tahun Merdeka, Hotel Kalitaman, Hotel Berg En Dal, Autostandplaats, Pasar Baru, Benteng Hock serta Bung Karno naik sepeda onthel memboncengkan Ibu Fatmawati mauun Kantor walikota Salatiga.

“Yang jelas, lukisan-lukisan itu untuk mengenang masa lalu tentang Kota Salatiga. Dan, hasil karya ini sebenarnya masih kurang halus karena  harus kejar tayang. Jika waktunya lebih, maka hasil lukisannya lebih halus dan harganya pun akan lebih tinggi. Selain lukisan, disediakan juga catalog (foto) tentang Salatiga Tempo Doeloe dan pengunjung dapat memesan lukisan dari foto tersebut,” terang Isworo kepada koranpagionline.com, Senin (16/05/2022).

Buku Salatiga Tempo Doeloe

Sementara itu, Pendiri Historia Salatiga Eddy Supangkat menyatakan, harusnya pameran lukisan ini berakhir pada Minggu (15/05/2022) namun pihak manajemen Hotel Laras Ari memintanya untuk diperpanjang waktunya. Hal ini karena tamu-tamu hotel masih terus berdatangan dan tentunya akan melihat lukisan-lukisan yang dipamerkan.

“Kami sangat apresiasi dan terima kasih kepada manajemen Hotel Laras Asri yang mengijinkan untuk memperpanjang waktu pameran. Harusnya, selesai pada Minggu (15/05/2022) kemarin. Namun, karena masih banyak pengunjung yang menanyakannya serta tamu hotel banyak yang tertarik dan berminat akhirnya waktunya diperpanjang,” ujar Eddy Supangkat, yang juga pegiat ‘Salatiga Tempoe Doeloe’.

Pengunjung pameran dengan serius melihat lukisan Salatiga Tempo Doeloe. (Foto Heru Santoso)

Beberapa pengunjung pameran mengaku sangat senang dan benar-benar tercengang melihat aneka lukisan Salatiga Tempo Doeloe ini. Bukan hanya itu, setelah mengetahui ada buku-buku yang menceritakan Salatiga juga sangat antusias untuk memilikinya.

“Sangat jarang ada pameran lukisan yang menceritakan kondisi kota jaman dulu. Kami sering melihat itu justru lukisan tokoh atau pemandangan alam. Untuk lukisan jaman dulu atau tempo dulu, sangat jarang melihatnya. Ini bisa dicontoh pelukis-pelukis dari luar Salatiga. Selain itu, buku-buku yang disajikan pun juga menceriterakan Salatiga Tempo Dulu. Benar mas, di kota-kota lain jarang ada seperti ini,” ujar Willy PT (52) dan Reinhard (48) keduanya mengaku asli Lampung, yang menginap di Hotel Laras Asri sejak 3 hari kemarin.

Salatiga Jaman Dulu

Hal senada dikatakan H Soewondo Atmoredjo (83) asal Jakarta, bahwa dengan melihat lukisan Salatiga Tempo Doeloe ini, serasa mengingatkan kondisi Kota Salatiga jaman dirinya masih muda dulu. Lelaki dengan 5 anak ini bahkan ingat betul dengan Bus ESTO yang merupakan alat transportasi favorit masyarakat Salatiga. Begitu juga dengan Tamansari, yang saat itu benar-benar sejuk dan terawat.

“Saya yang sudah meninggalkan Kota Salatiga puluhan tahun dan menetap di Denpasar Bali mengikuti anak, baru kali ini melihat aneka lukisan yang menceritakan kondisi Salatiga Tempo Doeloe. Ternyata, Kota Salatiga benar-benar penuh cerita serta sampai sekarang masih banyak bangunan lama. Apalagi didukung dengan banyaknya buku yang menceritakan Salatiga Tempoe Doeloe juga, ini akan membuat pembaca tercengang. Saya hanya bisa mengatakan satu kata saja, Salatiga memang Bagus dan Hebat,” tutur Eyang Wondo, yang asli Soka, Botongan, Kec Sidorejo, Kota Salatiga.  ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *