Connect with us

HUKRIM

KPK Penuh Sandiwara, Laksamana : Perkuat Polisi & Kejaksaan Tangkap Koruptor

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Belakangan ini nama institusi KPK RI sering diterpa issue tak sedap, karena ada banyak pertanyaan publik yang tidak menemukan jawaban yang akurat perihal perangai penghuni KPK RI tersebut.

Tajam ke bawah tumpul keatas tagline yang pas buat KPK RI sekarang ini. Selain ‘mandul’ sekarang dapat gelar baru yaitu bocor. Informasi penting bisa bocor, ini namanya kelewatan. Artinya KPK RI sudah tidak steril lagi.

“Kemungkinan ada musuh dalam selimut, istilah yang tepat terhadap kegagalan KPK RI menemukan alat-alat bukti terkait tindakan ‘kejahatan’,” ungkap pengamat politik Samuel F. Silaen kepada wartawan, Jumat (30/04/2021).

Apalagi lagi yang dapat diharapkan dari KPK RI saat ini. Wong KPK jadi sumber masalah, lantas dipercaya akan menyelesaikan masalah?

“Tak masuk akal deh. Ke anehan satu ke anehan lainnya sedang dipertontonkan oleh institusi KPK RI didalam menjerat para ‘pencoleng’ uang rakyat, bener- bener bikin miris deh, gaji besar tak ada jaminan bikin tak tergiur korupsi,” tutur Silaen.

KPK ini persis seperti perumpamaan semut diseberang lautan bisa ditangkap tapi gajah didepan mata tak dilihat, malah seperti dibiarkan menari- nari. “Kok bisa yaa bisalah? Kan sudah masuk angin. Kalau tak masuk angin pasti gercap alias gerak cepat, nah sekarang loyo. Ada apa?,” tanya aktivis organisasi kepemudaan itu.

Kalau kasus ecek- ecek maka langsung deh digas, karena tak kuat jaringan yang backingi, jadi guna pencitraan supaya dicap gagah begitu, maka yang ecek- ecek ditarget.  “KPK RI ini canggih kalau ada pesanan tokh. Sebab demikian persepsi publik yang terdengar diwarung kopi,” imbuhnya.

Kasihan rakyat Indonesia seperti dibohongi, alih-alih minta anggaran nambah tapi boncos kerjanya. Rakyat hanya disuguhi sinetron ala Indonesia. Kebanyakan narsis dan gak jelas.

“Percuma deh KPK RI dipertahankan, ngabisin anggaran keuangan negara aja itu. KPK lebih baik dibubarkan saja daripada bikin sinetron yang tak jelas dan gak mutu,” jelas Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) ini.

Silaen menduga, drama- drama yang dipertontonkan itu hanya akting semata, KPK tak kerja kalau tak ada yang pesan. Jadi publik luas menduga KPK RI ini hanya alat politik yang punya akses ‘platinum’ yang dianggap berseberangan dengan kepentingan pemesanannya.

Menurut Silaen, karena KPK RI ini hanya adhoc seperti yang biasa dikatakan oleh Fahri Hamzah mantan wakil ketua DPR RI, maka tak perlu diperpanjang lagi, kalau bisa on off aja deh. Sementara ini lebih baik di istirahatkan dulu, sebab penegak hukum, Polri dan kejaksaan saat ini sudah bertransformasi menjadi lebih baik

“Perkuat Polisi dan Kejaksaan untuk menangkap para koruptor dan sebangsanya. Itu lebih baik daripada melihat KPK penuh sandiwara tokh,” pungkas Silaen. Otn/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *