Connect with us

RAGAM

Kongres HMI XXXII di Pontianak : Utamakan Gagasan & Bukan Adu Otot

Published

on

PONTIANAK | KopiPagi : Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 2021-2023 sedang melaksanakan Kongres XXXII HMI di Pontianak. Agenda dua tahun tersebut merupakan momentum paling ditunggu Kader HMI Se-Nusantara, karena sebagai forum tertinggi di HMI.

Selain itu, Kongres juga merupakan agenda memilih Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan jalan memilih Formateur/Ketua Umum PB HMI untuk periode 2023-2025 mendatang.

Rashif Agby Zharfan lSaudin menyuarakan agar Kongres HMI XXXII di Pontianak, Kalimantan Barat mengutamakan adu gagasan bukan adu otot.

Pada prinsipnya seharusnya kongres adalah ajang penumbuh harapan baru, setiap pemilihan adalah panggilan untuk perwakilan para kader dari seluruh indonesia bersatu dalam keputusan kolektif dimana proses-prosesnya mengikuti etika keteladanan ideologis organisatoris, karena bagaimanapun organisasi ini bukan partai politik. Disini harusnya demokrasi bisa menjadi lebih dari sekadar sistem politik, yakni mengakui setiap kader perwakilan dari seluruh cabang sebagai pilar utama pembentukan kebijakan dan kemajuan organisasi ini ke depan.

Dengan melihatnya arena kongres tersebut alangkah baiknya apabila pemilihan kandidat ketua umum ini dilakukan melalui kampanye, diskusi, dan pertukaran gagasan membangun jembatan antara para kader seluruh cabang dengan pemimpin potensial yang akan melanjutkan kepemimpinan organisasi ini ke depan. Karena demokrasi juga merupakan refleksi bagaimana sudah organisasi ini berjalan selama ini dan dari pandangan, pertentangan, perbedaan pendapat akan menciptakan ruang untuk dialog yang produktif dimana ide dapat menjadi alternatif -alternatif yang dapat dipertimbangkan dan masa depan untuk dirancang, maka akan lahir pemimpin- pemimpin baru di Himpunan Mahasiswa Islam ,bukannya malah adu otot.

Namun perlu diingatkan bahwa kongres ini adalah tanggung jawab bersama. Keterlibatan para kader tidak hanya sebatas pada saat pemilihan, tetapi harus berkelanjutan. Setiap kader juga harus mengambil peran untuk membangun dan menjaga kongres ini tetap sehat. Karena kongres tersebut bukan hanya sekadar peristiwa politik, melainkan simbol harapan, keberagaman dan persatuan untuk mengarahkan himpunan ini ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan AD/ART yang ada.

Namun seringkali impian tersebut tidak berjalan dengan sesuai realita yang ada. Sangat disayangkan jika forum tertinggi dalam organisasi yang didalam nya terdapat orang-orang yang mengaku dari kaum terpelajar dan intelektual bahkan tidak mengedepankan keintelektualannya justru seringkali menjadi forum adu jotos-jotosan, adu otot, baku hantam dan penuh kerusuhan namun masih disebut dengan bagian dari strategi.

Rashif Agby Zharfan sangat khawatir apabila pergeseran pola pikir dan prilaku di kalangan kader hijau hitam ini tidak segera dikembalikan ke dalam khittahnya, maka akan terjadinya penurunan intelektual yang semakin parah. *Kop

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *