Connect with us

REGIONAL

Donasi Masjid : Warga Desa Wates Kab. Semarang Buka “Gerakan Infaq Sayur”

Published

on

KopiPagi UNGARAN : “Gerakan Infaq Sayur” digelar warga Dusun Deplongan RT 01 RW 02, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang untuk donasi pembangunan Masjid Suciati Supriyo Islamic Training Center (ITC), yang dimulai sejak dua minggu yang lalu dan untuk pembangunan masjid telah dimulai sejak bulan Februari 2019 lalu.

Ketua ITC Masthurin Achmad mengatakan, bahwa gerakan itu dilakukan dalam rangka mempercepat pembangunan masjid yang dilakukannya sejak bulan Februari 2019 lalu. Masjid yang d6ibangun berukuran 13 meter x 13 meter ini dengan donatur utama dari keluarga yang berada Sleman, DIY. Namun, warga berkeinginan untuk mempercepat pembangunan dan dengan membuka donasi infaq sayur. Sampai sekarang ini, pembangunan masjid telah mencapai 60 persen.

“Dalam mencari donatur yang dilakukannya itu sangat sederhana, warga menyerahkan sayuran hasil panennya dan para pengunjung menyerahkan donasi atau membayarnya seikhlasnya. Warga silakan ambil sayuran dan menyerahkan donasinya sesuai kemampuan. Bahkan, jika hanya ingin mengambil sayuran namun tidak untuk mendonasikan dananya juga diperbolehkan,” kata Masthurin Ahmad kepada koranpagionline.com, Selasa (08/09/2020).

Ditambahkan, sayuran yang disediakan itu berasal dari masyarakat sekitar dan tidak hanya dari jamaah masjid. Bahkan, sejumlah warga yang beragama Budha juga ikut berbagi sayur untuk donasi pembangunan masjid tersebut. Hal ini dilakukan sebagai wujud sikap toleransi yang telah berjalan sejak lama di daerah ini. Warga diluar muslim secara rela dan iklas menyumbangkan sayurannya.

“Yang jelas, dengan dilandasi sikap toleransi warga, maka dalam pembangunan masjid tersebut warga yang beragama selain Islam ikut partisipasi. Buat apa membangun masjid dengan megahnya namun tidak menyatu dengan warga yang beda agama. Intinya, masjid yang dibangun ini ke depan dapat memakmurkan warga sekitar bahkan harus maju bersama warga,” ujarnya.

Menurutnya, aneka sayuran yang diberikan berabeka macam, seperti labu, golden tomato, terong, sawi, sayur pagoda, pamkin, wortel, serta brokoli. Bahkan, ada warga yang memberikan buah strawberi yang dapat dipanen langsung oleh pengunjung. Melihat antusias warga, saat itu berniat sayuran itu akan dijual. Namun, jika dijual akan terbayang sebuah keuntungan atau laba. Dan dalam penjualan sayur ini, sama sekali tidak mengharapkan keuntungan.

“Awalnya, banyak pembeli yang datang pada menanyakan harga maupun menawarnya. Namun, setelah mengetahui jika aneka sayuran itu tidak ada harganya maka pada bingung. Setelah diberikan penjelasan, pengunjung pun dengan senang hati menerimanya dan dengan iklas pula mereka menyumbangkan dananya dengan dimasukkan dalam kotak donasi yang disediakan,” katanya.

Para pengunjung yang datang tersebut lebih banyak dari luar kota, diantaranya dari Semarang, Salatiga, Boyolali, Magelang, Sragen serta Banjarnegara. Mereka ternyata merespon dengan baik dan banyak yang memberikan apresiasi akan langkah dalam mencari dana untuk pembangunan masjid tersebut.

“Dari pada mencari dana dengan membawa kotak lalu meminta-minta di jalanan, maka melalui infak sayur ini lebih menjajikan. Bahkan, ada seorang pengunjung dan juga donatur sempat terkejut melihat aneka sayuran itu tidak ada harga pastinya. Langkah ini sebagai perwujudan pemberdayaan para petani,” tandasnya. ***

Pewarta : Heru Santoso

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *