Connect with us

LIFE

Buku Legenda “Selatiga” : Seluruhnya Ditulis dengan Kaki, Dihargai Rp 300 Juta

Published

on

SALATIGA | KopiPagi : Sabar Subadri, pelukis dengan kaki (karena tidak memiliki dua tangan) dan boleh dikatakan sebagai “pelukis serba bisa”. Pasalnya, selain melukis menggunakan kakinya juga menulis dan menyusun kalimat-kalimat hingga tercipta sebuah buku dengan judul legenda “Selatiga”.

Karya unik Sabar Subadri ini, diawali dengan mencari kertas untuk dibuat bahan buku. Kertas polos tanpa garis dengan warna kecoklatan (mirip kertas kuno/kertas buram). Dari sini, dimulailah dengan menggarisi kertas polos menggunakan kakinya agar tulisan kaki ini bisa lurus. Menggaris memakai pensil mekanik. Usai menggarisi selesai, dilanjutkan dengan menulis menggunakan pensil biasa. Tulisan kaki yang khas dengan tulisan latin miring sangat rapi.

“Sebetulnya keinginan saya membuat buku ini sudah lama. Namun, baru benar-benar memulai menyiapkan dan menulis langsung menggunakan kaki ini, sebelum tahun baru 2022 kemarin itu. Dalam kurun waktu dua bulan lebih, tulisan kaki pada buku legenda Selatiga ini selesai. Kemudian, membuat sampul dan cover serta menulis di cover pun dengan menggunakan kaki. Buku legenda Selatiga ini, akhirnya benar-benar rampung dan tersusun sebanyak 300 halaman,” terang Sabar Subadri kepada koranpagionline.com di Galeri Sabar Subadri Jalan Merak No 56, Klaseman, Kel Mangundari, Kec Sidomukti, Kota Salatiga, Sabtu (14/05/2022).

Buku dengan cover warna hijau tua dengan tulisan “Selatiga” warna kuning emas ini, juga menyertakan “Tiga Akik – Mata Kucing”. Tiga akik ini dipilih dengan memperhatikan angka 24 Juli 750 yang merupakan kelahiran Salatiga. Dan ketemulah akik jenis ‘Mata Kucing’. Tiga akik ini dibeli di daerah Semarang. Buku setebal 300 halaman ini, dengan 10 ilustrasi dengan digambar menggunakan boxi micron.

Sabar Subadri didampingi wartawan koranpagionline.com tunjukkan gambar ilustrasi yang menggunakan boxi micron pada buku legenda ‘Selatiga’. (foto Dok Sabar Subadri)

“Akik yang gunakan dan pilih ini, bukan sembarang akik. Saya sesuaikan dengan tanggal 24 Juli. Apabila, sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan tanggal 24 Juli tersebut, itu tidak menjadikan masalah dan bukan urusan saya. Karena, saya juga bukan ahli sejarah. Yang jelas, tiga akik jenis ‘mata kucing’ ini, saya dapatkan dari daerah Semarang,” ujarnya.

Menurut bapak seorang putri ini, buku setebal 300 halaman dengan 10 ilustrasi yang digambar menggunakan boxi micron. Isi dalam buku legenda Selatiga ini, lebih banyak isinya fiksi sejarah. Menulis dan menyusun buku ini, dilakoninya selama kurang lebih dua bulan.

“Intinya, saya menyusun dan menulis buku legenda ‘Selatiga’ ini, menunjukkan bahwa saya sangat bangga dengan Kota Salatiga. Terkait dengan titik bangganya dimana, silakan saja membaca buku ini. Buku legenda ‘’Selatiga’ ini, jika ada yang berkenan dan (mungkin) sudah bosan dengan uang simpanannya dapat membelinya dengan harga Rp 300 Juta,” pungkasnya.

Untuk harganya dikatakan sangat mahal, itu diakui Sabar Subadri. Pasalnya, dirinya tetap konsisten mempertahankan bahwa “Produk Manual Itu Harus Dihargai Mahal”. Selain itu, dirinya sangat menghargai angka 3, sehingga harga buku legenda ‘Selatiga’ ini dihargai Rp 300 Juta.

Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan koranpagionline.com, Sabar Subadri menyebutkan pada Senin (16/05/2022) akan menggelar pameran lukisan karya 13 pelukis. Pameran itu digelar di komplek Galeri Sabar Subadri (Saung Kelir) Jalan Merak No 56 Klaseman, kel Mangunsari Kec Sidomukti, Kota Salatiga selama tiga hari. Dan, esok harinya Selasa (17/05/2022) pukul 13.00 WIB digelar ‘bedah buku’ Antologi Fabel Satire dengan judul “Elang Penyanyi” karya Sabar Subadri. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *