Connect with us

BIVEST

Bu Sri (70) : Dari Rias Pengantin, Kini Tekuni Usaha Olahan Singkong

Published

on

SALATIGA | KopiPagi : Jika berkunjung ke Kota Salatiga tentunya tidak dapat melupakan ‘Kampung Singkong Argowiyoto’ yang telah diresmikan langsung oleh Menteri Pertanian RI Sahrul Yasin Limpo (secara virtual) pada bulan September 2021 lalu, tepatnya di kampung Ngaglik, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

Di kampung ini, puluhan warga membuka usaha atau bisnis aneka pengolahan singkong baik itu singkong goreng, olahan criping, singkong keju maupun bentuk olahan lain. Yang awalnya, orang hanya mengenal ‘Gethuk Kethek’, kini di kampung ini menjamur produk olahan singkong.

Bu Sri saat memilah singkong siap goreng untuk dimasukkan dalam plastik. (Foto Heru Santoso)

Salah satunya adalah “Singkong Siap Goreng 45” yang merupakan usaha/bisnis aneka makanan olahan dari singkong yang digeluti Ny Budi Sri atau lebih dikenal dengan Bu Sri (70). Pengolahan singkong ini mulai digeluti sejak tahun 2013 lalu, di rumahnya Jalan Argowiyoto I/No 02, Ngaglik, Kel Ledok, Kec Argomulyo, Kota Salatiga.

Bu Sri menceritakan, sebelum memulai usaha pengolahan singkong ini terlebih dulu membuka usaha rias pengantin dengan nama ‘Sri Ayu’. Seiring perjalanan waktu, dengan banyaknya perias-perias muda akhirnya usaha rias pengantin ini lambat laun mulai surut. Akhirnya, di tahun 2013 memulailah usaha olahan singkong. Dengan dibantu suami dan dua anaknya, usaha ini kini mulai berkembang bahkan pelanggannya lebih banyak dari luar Kota Salatiga.

“Saya mengawali usaha olahan singkong ini tahun 2013 lalu, sebelumnya saya menekuni usaha rias pengantin. Dengan memulai usaha olahan singkong, tentunya saya memulainya dari nol. Dan hingga sekarang ini sudah 9 tahun menekuninya, saat itu di daerah Ngaglik ini baru dua orang yang berani membuat olahan singkong. Salah satunya saya ini dan satunya sekarang lebih besar dan terkenal,” kata Bu Sri didampingi Dyah anaknya kepada koranpagionline.com, Selasa (29/03/2022) siang.

Produk olahan singkong dari “Singkong Siap Goreng 45” ini antara lain ‘Kroket Singkong, Singkong Keju, Timus maupun Gemblong Cothot’. Namun, dari produk olahan tersebut hingga kini yang banyak peminatnya adalah Singkong Siap Goreng. Sejak memulai usaha ini, justru para pelanggannya lebih banyak dari Semarang, Solo, Jakarta, serta kota lain. Namun, konsumen terbanyak dari tiga daerah tersebut.

Untuk memperoleh singkong, Bu Sri mendatangkan singkong (telo-Jawa) dari daerah Wonosobo. Karena, singkong dari Wonosobo ini besar-besar dan lebih bagus dari singkong lokal atau singkong dari Salatiga dan sekitarnya. Awalnya, dipasok singkong lokal namun setelah di Ngaglik ini bermunculkan orang usaha olahan singkong akhirnya pemasok merasa kewalahan.

“Saya sengaja mendatangkan singkong atau telo ini dari Wonosobo. Dan setiap datang sebanyak 2 kwintal. Untuk harga singkongnya, gak usah disebut saja. Yang jelas, saya sudah berlangganan dengan singkong dari Wonosobo. Untuk tiap 1 kwintalnya dapat menjadi 60 – 70 bungkus plastik ukuran 600 gram. Sehingga dengan mendatangkan 2 kwintal maka dapat menjadi 140-150 bungkus. Ini semua tergantung dengan besar kecilnya singkong,” ujarnya.

Produk olahan ‘Singkong Siap Goreng 45’. (Foto Ist)

Selain bersama keluarganya, Bu Sri dibantu dengan dua karyawannya. Dikatakan juga, bahwa tidak semua jenis singkong dapat diolah menjadi suatu produk. Pasalnya, antara jenis singkong satu dengan lainnya itu pasti berbeda. Singkong sendiri jenisnya ada puluhan dan rasanya pun juga berbeda-beda.

“Intinya, saya tiap hari itu harus ada stok atau persediaan. Karena tidak sedikit konsumen atau langganannya untuk membeli tidak memesan lebih dulu. Ini jika tidak stok maka akan kewalahan melayani konsumennya,” katanya.

Sementara itu, Dyah (anak Bu Sri) menambahkan, bahwa konsumen atau pelanggannya itu berbeda dengan pelanggan olahan singkong merk lain. Karena, pelanggan satu dengan yang lain berbeda, baik itu yang suka dengan rasa manis, gurih maupun asin. Untuk pelanggan ‘Singkong Siap Goreng 45’ ini, sebagian besar memang dari luar Kota Salatiga. Dan rata-rata sudah berlangganan sejak orangtuanya membuka usaha olahan singkong ini.

“Saya yang tiap harinya berjualan di kawasan wisata Umbul Senjoyo, Kota Salatiga, di warungnya juga menyediakan produk olahan singkong 45 ini, bahkan dapat memesan kepada saya. Kini, setelah tidak lagi menekuni rias penganting, sang ibu konsentrasi dengan produk olahan singkong ini. Untuk harga per plastic 600 gram adalah Rp 12.000. Silakan yang mau pesan atau datang langsung di rumah Bu Sri, tepatnya masuk gang di depan Singkong D9,” pungkas Dyah. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *