Connect with us

PERISTIWA

Bayi 6 Hari Pasien Covid-19 Termuda, 87 Anak-anak Teriinfeksi di di NTB

Published

on

KopiOnline MATARAM, –Pasien anak-anak terpapar virus Corona (Covid-19) di NTB cenderung meningkat hingga mencapai 87 anak. Satgas Covid-19 NTB, Sabtu, (30/05/2020), mengumumkan seorang bayi berusia 6 hari terinfeksi virus Corona.

Bayi tersebut tercatat sebagai pasien nomor 617 dengan inisial By. B, warga Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat. Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi menerangkan kasus tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh transmisi lokal.

Menurut Eka, orang tua pasien saat ini memang tengah dirawat dengan status Pasien Dalam Pengawasan karena memiliki beberapa gejala Covid-19. “Ibunya PDP pneumonia. Makanya bayinya di-swab,” ujarnya saat dikonfirmasi Suara NTB, Minggu, (31/05/2020).

Setelah dilakukan swab, By. B. kemudian dinyatakan positif Covid-19. Dengan penambahan tersebut total pasien anak positif Covid-19 di NTB mencapai 87 orang, dimana angka tersebut diakui cukup besar secara nasional.

“Saat ini sudah 87 orang anak-anak terinfeksi. Didominasi bayi dan balita, bahkan 3 di antaranya meninggal dunia,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, Minggu (31/05/2020) malam.

Ia menjelaskan, kasus anak positif Covid-19 di NTB diakui cukup besar secara nasional. Bahkan tertinggi kedua di Indonesia, setelah Provinsi Jawa Timur (Jatim).

“Kenapa kasus anak-anak meningkat karena secara tubuh bayi dan balita secara imunitas belum sempurna sehingga gampang tertular,” katanya.

Yang semakin membuat miris, katanya, tambahan pasien positif anak-anak tersebut dialami oleh seorang bayi umur enam hari asal Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat dinyatakan positif, Sabtu (30/05/2020).

Di sisi lain, Eka menerangkan tingginya angka konfirmasi positif di NTB menandakan penanganan pandemi yang dilakukan di NTB dilakukan dengan responsif. Diantaranya dengan menjadikan seluruh pasien, khususnya anak-anak, yang datang dengan gejala pneumonia sebagai PDP.

“Begitu dia pneumonia datang, dia memang datang tidak karena covid, tapi langsung kita jadikan PDP,” tegas Eka. Dengan begitu pasien yang menderita pneumonia diharuskan menjalani perawatan di ruang isolasi serta diuji swab.

Ilustrasi bayi umur 6 hari yang terpapar virus Corona di Lombok Barat NTB.

Menurut Eka, sepertiga dari total kasus positif Covid-19 pada anak-anak di NTB terjadi karena adanya virus liar. Artinya, anak-anak tersebut diperkirakan tertular dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sampai dengan 30 Mei jumlahnya tercatat sebanyak 6.028 orang.

“Dalam setiap pandemi itu selalu ada virus liar yang tidak bisa terkendalikan. Cara kita menangkap adalah dengan menjadikan pasien-paisen yang memang sudah sakit (dengan gejala Covid-19) sebagai PDP, sehingga diperlakukan protokol covid,” ujarnya.

Menurutnya hal ini perlu menjadi perhatian bersama. Mengingat peningkatan kasus positif pada anak sebagian besar menjangkiti bayi dan balita. “Padahal, secara fisik, bayi dan balita memiliki sistem imunitas yang belum sempurna. Makanya dia gampang tertular dan gampang jatuh sakit,” tegas Eka.

Dicontohkannya seperti kasus pasien anak positif yang dinyatakan meninggal karena terinveksi Covid-19. “Itu semuanya dibawah 1 tahun (umurnya),” ujar Eka.

Mengingat risiko kematian yang cukup tinggi pada pasien bayi dan balita tersebut, diharapkan timbul kesadaran pada masyarakat untuk sama-sama menerapkan upaya pencegahan seperti melakukan pembatasan fisik, memakai masker, mengkonsumsi makanan bergizi, serta rajin mencuci tangan.

Menurut Eka, sampai saat ini masih banyak orang tua yang didapati mengajak anak-anak keluar rumah dengan leluasa dengan memakaikan anak masker. Padahal pemakaian masker untuk anak, khususnya bayi dan balita, dibatasi hanya satu jam untuk menghindari terganggunya sistem pernapasan.

“Tidak ada yang bisa melindungi anak kita kecuali rumah kita sendiri. Anak-anak dikasi masker, ada keterbatasan. Anak bayi memakai masker hanya boleh 1 jam, lebih dari itu tidak boleh. Tidak ada jalan napasnya,” pungkas Eka. Kop/Ist.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *