Connect with us

REGIONAL

Wisata ‘Dusun Semilir’ Bawen Siap Dibuka Kembali, Harga Tiket Dinaikkan

Published

on

KopiPagi UNGARAN : Setelah beberapa hari ini wisata Dusun Semilir, di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang ditutup, pihak manajemen langsung melakukan evaluasi dan koordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten Semarang ini. Bahkan, sudah mengajukan permohonan kepada Pemkab Semarang agar segera dibuka kembali atau operasional kembali.

Manajer Bisnis Developmet Dusun Semilir, Ajris Sufata mengatakan, bahwa ditutupnya wisata Dusun Semilir tersebut karena telah melanggar protokol kesehatan, diantaranya jumlah pengunjung saat itu yang membludak dan terjadi kerumunan massa. Setelah penutupan, pihak manajemen langsung melakukan evaluasi bahkan sudah mengajukan permohonan kepada Pemkab Semarang untuk dapat dibuka kembali.

“Nantinya jika dibuka kembali, pihak manajemen Dusun Semilir ini akan menerapkan konsep one stop leisure park dan pembelian tiket terbagi dalam dua sesi. Ini dilakukan untuk menghindari munculnya kerumunan pengunjung yang akan masuk wisata Dusun Semilir. Dua sesi tersebut adalah sesi pertama pukul 09.00 – 11.30 wib dan kedua pukul 13.30 – 17.00 wib. Bahkan, untuk harga tiket juga mengalami kenaikan, tiket seharga Rp 20.000 menjadi Rp 35.000 ini untuk hari biasa Senin – Jumat. Sedangkan untuk tiket week end adalah dari Rp 25.000 menjadi Rp 55.000 per orang,” jelas Ajris Sufata didampingi Irene Shinta Dewi, Marcom & Event Supervisor ‘Dusun Semilir’ Bawen, dalam keterangannya kepada media, Kamis (03/12/2020).

Manajer Bisnis Development Ajris Sufata saat memberikan keterangan pers terkait penutupan Dusun Semilir. (Foto Heru Santoso)

Ditambahkan, untuk mempersiapkan pembukaan kembali wisata Dusun Semilir ini, manajemen telah melakukan persiapan diantaranya dengan menjual tiket secara online dan drive thru. Langkahnya ini mempunyai tujuan agar tidak terjadi kerumunan massa atau pengunjung pada saat pembelian tiket di lokasi wisata Dusun Semilir.

Sementara itu, Irene Shinta Dewi, Marketing Communication & Event Supervisor ‘Dusun Semilir’ menambahkan, bahwa tempat wisata ini mengusung konsep ‘one stop leisure park dan dengan tagline sebagai “Pusat Wisata, Pusat Oleh-oleh dan Pusat Kuliner” serta menjadi wadah bagi UMKM Kabupaten Semarang maupun Jawa Tengah. Karena terlalu viral dan membludaknya jumlah pengunjung akhirnya wisata ini ditutup Pemkab Semarang. Engan hanya membeli tiket seharga Rp 25.000 per orang, harga ini dinilai sangat murah sehingga pengunjung yang datang berwisata terlalu banyak sehingga menyebabkan kerumunan massa.

“Di tempat wisata dengan luas mencapai 13,2 hektare di Kecamatan Bawen ini, dari banyak wahana yang ada dan paling viral adalah Wahana Prosotan. Yang punya ketinggian 30 meter dan panjang lintasan 130 meter serta lintasannya warna warni, menjadikan wahana ini sebagai wahana paling favorit dari wahana yang ada di Dusun Semilir ini. Wahana ini sendiri, jumlah pengunjungnya juga selalu lebih banyak dibandingkan wahana yang lain,” kata Irene kepada koranpagionline.com.

Ditambahkan, sebelum ditutup pihak manajemen sebenarnya telah melaksanakan atau menerapklan protokol kesehatan ketat kepada pengunjung. Seperti dilakukannya cek suhu tubuh kepada pengunjung, wajib pakai masker serta wajib menjaga jarak maupun disediakan banyak tempat cuci tangan. Bahkan, juga pembatasan jumlah pengunjung telah dilakukan di masa pandemi Covid-19 ini, yaitu 50 persen pengunjung yang diijinkan masuk tempat wisata dari kapasitas total sebanyak 15.000 pengunjung.

Selain itu, dengan membludaknya jumlah pengunjung, diakui atau tidak bahwa parkir kendaraan menjadi salah satu pemicu kemacetan jalan  di depan Semilir itu. Dari sini, kemudian pihak manajemen melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) maupun Satlantas Polres Semarang. Kini, pihak manajemen masih menunggu kepastian untuk dibuka kembali.

“Harapannya, pihak Pemkab Semarang dapat mengabulkan permohonan manajemen Dusun Semilir untuk kembali membuka lokasi wisata ini. Pasalnya, wisata ini juga menjadi wadah kegiatan UMKM dengan jumlah mencapai 3.000 kepala keluarga (KK) yang menggantungkan hidup dari tempat wisata ini. Bukan itu saja, dengan adanya penutupan itu kini ada ratusan staff yang dengan terpaksa dirumahkan. Harapannya, Pemkab Semarang dapat segera membuka kembali tempat wisata ini,” tandas Irene. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Editor     : Syamsuri

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *