Connect with us

BIVEST

Sri Mulyani : G20 Sepakat Bentuk Task Force Menguatkan Dunia Hadapi Pandemi

Published

on

ROMA | KopiPagi : Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunggah foto kegiatan dirinya dalam pertemuan G20 join di Roma, Italia. Sri Mulyani  mendampingi Presiden Jokowi dalam persiapan KTT G20. Dia juga menjelaskan apa yang dia sampaikan dalam pertemuan tersebut.

“Hari kedua di Roma dalam rangka G20. Pertemuan G20 join Menteri Keuangan (hadir fisik) dan Menteri Kesehatan (virtual). Dunia tidak siap menghadapi Pandemi,” ujar Sri Mulyani lewat akun Instagramnya, @smindrawati, Sabtu (30/10/2021).

Sri Mulyani menerangkan, dunia tidak siap menghadapi Pandemi. Pandemi Covid-19 begitu dahsyat menular lebih dari 245 juta manusia di seluruh dunia dan menelan korban hampir 5 juta nyawa manusia dan belum menunjukkan tanda berakhir.

“Covid -19 telah menyebabkan Dunia kehilangan US$ 12 triliun, dalam bentuk kontraksi ekonomi, biaya kesehatan, kehilangan pekerjaan, kemiskinan dan  biaya fiskal untuk mengatasinya,” paparnya.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah berusaha mencari jalan lebih baik untuk mencegah ancaman pandemi yang akan datang. Dia akan mengupayakan vaksinasi yang merata di seluruh dunia.

“Pertemuan Menkeu dan Menkes G20 berupaya mencari jalan bagaimana Dunia bisa lebih baik dalam mencegah dan menangani ancaman Pandemi saat ini dan kemungkinan Pandemi yang akan datang,” katanya.

Akses vaksin yang tidak merata. Negara maju telah mampu mencapai vaksinasi diatas 70% populasinya, negara miskin masih 6% populasinya yang mendapat vaksin. Mereka tidak punya dana/anggaran, teknologi dan akses vaksin.

Ketidaksetaraan vaksin ini membahayakan seluruh dunia karena virus Covid-19 akan terus bermutasi dan mengancam siapa saja, dimanapun mereka berada. Sri Mulyani mengatakan G20 sepakat untuk membentuk task force demi menguatkan dunia dalam menghadapi pandemi. Serta mencari solusi pendanaan untuk membantu negara miskin.

“G20 sepakat membentuk Task Force untuk menciptakan perkuatan dunia menghadapi pandemi, mendukung perkuatan WHO. Task Force harus mencari solusi pendanaan baik untuk membantu negara-negara terutama negara miskin lebih siap dan lebih baik dalam sistem kesehatannya menghadapi ancaman pandemi, dana untuk penelitian virus dan penemuan vaksin serta produksi dan distribusi yang adil dan beradab,” tuturnya.

Sebagaimana dikabarkan, Indonesia akan memimpin forum G20 mulai 2022, tugas kita untuk memimpin upaya luar biasa dari masyarakat dunia mencegah krisis kemanusiaan, ekonomi dan keuangan.

Sesuai cita-cita para pendiri bangsa kita bahwa Indonesia harus ikut serta menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

“Kerjasama dan kolaborasi global adalah keharusan dan syarat mutlak menghadapi ancaman bersama bagi umat manusia di dunia, seperti Pandemi dan perubahan iklim,” pungkasnya.

Menko Hartarto:  Indonesia Ditetapkan Menjadi Presidensi G20 Periode Tahun 2022

ROMA, (otonominews) — Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, selama dua hari, 30 sampai 31 Oktober, mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri acara puncak KTT G20 di Roma, Italia.

Acara ini sekaligus untuk menerima kepemimpinan Presidensi G20 untuk tahun 2022 kepada Indonesia. Seiring acara puncak KTT G20 ini, Presiden juga akan melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan pemerintahan negara lainnya.

“Sebagaimana kita semua maklumi, Indonesia ditetapkan menjadi Presidensi G20 untuk periode tahun 2022. Kepemimpinan Indonesia di G20 ini secara resmi akan dimulai sejak 1 Desember 2021 sampai 31 November 2022. Sebagai Presidensi G20, kita mengusung tema besar ‘recover together, recover stronger’,” ujar Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto lewat akun IGnya, Sabtu (30/10/2021) malam.

Pertemuan G20 tahun 2021 di Roma, katanya, terfokus pada isu kesehatan dan isu ekonomi, khususnya upaya penanganan pandemi Covid 19 dan pemulihan ekonomi secara luas. Sementara, untuk tema besar Presidensi G20 2022, Indonesia akan mengedepankan topik pemulihan ekonomi yang berkelanjutan pasca pandemi, tidak hanya relevan bagi kelompok negara G20 saja.

“Melainkan juga untuk seluruh negara di dunia. Visi kita adalah mengedepankan kemitraan dan inklusifitas dalam upaya pemulihan ekonomi dunia yang tangguh yang berkelanjutan pasca pandemic,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Airlangga, Presiden telah menetapkan Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia, yang akan menyusun dan menetapkan rencana induk penyelenggaraan, termasuk tema, agenda prioritas dan rangkaian kegiatan.

Panitia terdiri dari Pengarah yakni Presiden, Wakil Presiden, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), serta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Sementara Ketua Bidang Sherpa Track adalah Menko Perekonomian sebagai Ketua I dan Menteri Luar Negeri sebagai Ketua II. Sherpa Track adalah menyangkut isu-isu ekonomi nonkeuangan, mulai dari energi, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, dan perubahan iklim.

“Sementara, untuk Ketua Bidang Finance Track membahas isu-isu bidang ekonomi, keuangan, fiskal, dan moneter, Ketua I nya adalah Menteri Keuangan dan Ketua II nya adalah Gubernur Bank Indonesia,” pungkasnya. Otn/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *