KARAWANG | KopiPagi : Sekolah Dasar Negeri (SDN) TEGALURUNG II yang berada di Desa Tegalurung Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang Jawa Barat (Jabar), kondisinya sangat memperhatinkan dan terancam ambruk.
Seperti diketahui, ada 7 ruang kelas akan tetapi ada 3 ruang kelas bangunannya terancam ambruk. Pasalnya seperti flapon, rispalng dan genteng pun sudah rusak parah. Terlebih di musim penghujan, kerusakan akan semakin parah.
Kepala Sekolah SDN Tegaluurung II, Karwan Suryono mengungkapkan bahwa bangunan sekolah tempat belajar mengajar mempunyai 7 ruang kelas akan tetapi ada 3 kelas diantaranya sudah tidak layak pakai. Rabu(30/09/2021).
Menurutnya, 3 kelas bangunan tersebut sangat memperhatinkan ada genteng mau jatuh dan plafonnya pada bolong semuanya genteng atapnya pada bocor kalau musim hujan tiba.
“Diantaranya 2 kelas bangunan atapnya mengunakan kayu dan plafonnya sudah pada bolong, risplang pun pada rusak dan sedangkan 1 kelas lagi atapnya menggunakan bajaringan akan tetapi genteng masih memakai genteng lama tanah biasa. Jadi, model usuk dengan genteng tidak ada keseimbangan maka bagian depan gentennya terlihat akan jatuh, terpaksa gentengnya kami turunkan. Hal ini untuk mencegah apabila genteng jatuh bisa mengenai seseorang baik guru, murid dan lainnya, jangan sampai pihak sekolah di salahkan,” ungkapnya.
Ia menambahkan memang bangunan yang rusak ini sudah hampir 1 tahun dan pihaknya pun sudah memberitahukan ke Dinas Pendidikan untuk segera diperbaiki tapi hasilnya belum terealisasi,” ujarnya.
Kendari baangunannya sudah tifdak layak lagi pakai, lanjut Karwan, para pendidik tetap bersemangat melakukan pekerjaannya demi masa depan para siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang berikutnya. Para pengajar hanya berharap kepada pemerintah daerah untuk segera memperhatikan bangunan sekolah agar proses belajar mengajar lancar dan tidak dihantui bangunan roboh.
Masih kata Karwan, apabila musim hujan tiba, bangunan yang rusak tersebut, genteng pada bocor dan dikhawatirkan akan ambruk, maka para anak didik tidak bisa belajar dengan tenang dan baik. Maka untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, dengan terpaksa untuk ngajar mengajar dibagi menjadi 2 shift, mulai pagi sampai siang dengan mengunakan kelas yang ada agar semua berjalan lancar dan Aman. ***
Pewarta : Erwin Sudarto.