Connect with us

MEGAPOLITAN

RS Bhakti Yudha Depok Tak Manusiawi, Usir Pasien IGD Malam Hari

Published

on

KopiPagi DEPOK : Penanganan kesehatan di RS Bhakti Yudha Depok bisa di bilang ‘paling brengsek’ di Kota Depok. Banyak laporan, karena tidak manusiawi dalam pelayanan. Bahkan ada stigma, pelayanannya ‘di ukur’ dengan uang. Meminta uang di depan baru dilayani. Sudah banyak nyawa melayang karena tidak mendapat layanan makasimal di RS yang berada di Jl Raya Sawangan itu.

Untuk itu mohon perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok agar menindak tegas RS tersebut, kalau perlu di cabut ijinnya.

Kali ini peristiwa pengalaman pelayanan tak menggenakan dialami pasien bernama Ny. Wukirsari, warga Depok Mulya 1, Kel. Beji, masuk sejak Rabu siang (21/10/20) dengan keluhan sesak nafas dan badan mengigil. Keluhan ini sudah diutarakan kepada dokter jaga, dan diberi penanganan dengan infus dan oksigen.

Namun karena kondisi kesehatan ibu yang merupakan alumni IISIP Jakarta angkatan 87 ini naik dan turun, pasien tersebut tetap berada di ruang IGD.

Kamis malam, keluara pasien tersebut diberitahu jika RS Bhakti Yudha tak memiliki fasilitas lengkap dan sebaiknya dirujuk ke RS Tarakan.

“Masalahnya rujukan itu harus menggunakan ambulans swasta Medika dengan tarif dipatok Rp 4 juta agar bisa diterima di RS rujukan. Pihak RS Bhakti Yudha beralasan tidak menyediakan ambulans,” kata Hendrata, suami pasien yang merupakan wartawan senior. Kamis malam (22/10/2020).

Dari keterangan dokter jaga RS Bhakti Yudha, dr. Nurbaeti, petugas ambulans swasta itu punya jalur khusus ke RS Tarakan.

“Itu ada jalurnya hubungan sendiri tim ambulans, supaya diterima di sana. Kami tak bisa menjamin pasien diterima di rs rujukan,” ucap dr. Nurbaety, seperti ditirukan Hendrata, wartawan yang tergabung dalam Depok Media Center (DMC).

Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna, yang sedang maju menjadi paslon 01, kaget mendengar munculnya objekan ambulans swasta itu.

“Wah gak benar itu, kami akan urus soal ini. Pelayanan kesehatan warga Depok itu bukan mainkan duit, apalagi dalam kondisi sakit,” ungkapnya.

Pradi malam itu juga mengusahakan ambulans untuk mengevakuasi pasien. Sebab, jelang tengah malam pasien diberitahu harus segera dan setengah dipaksa meninggalkan RS Bhakti Yudha. Mereka mengabarkan RS Fatmawati sebagai tujuannya.

“RS udah kasih tahu, malam ini harus pergi ke RS Fatmawati. Padahal saya masih bisa jalan, sholat dan duduk. Saya minta menunggu besok harinya, sambil hasil swab test keluar apakah saya covid atau bukan,” ujar Ny. Wukirsari via pesan singkat.

Sejak Kamis malam Pemkot Depok merespon persoalan ini dengan melakukan koordinasi dengan RSUD dan RSUI. Dua rumah sakit rujukan pasien terduga Covid-19.

Pjs. Walikota Depok Dedi Supandi melalui Kadiskominfo Sidik Mulyono menghubungi Direktur RSUD Depok Dr. Devi Maryori dan menyiapkan ambulans serta ruang perawatan.

Namun karena sudah tengah malam dan kondisi pasien kelelahan, evakuasi ditunda Jumat siang sambil menunggu hasil swab test.

“Kami menyiapkan prosedur evakuasi medis apapun hasil swab test pasien ke RSUD, agar ditangani dengan baik. Pak Pjs Walikota minta pasien dirawat maksimal sampai sembuh,” pungkas Sidik. Dep/Kop.

Media Partner

www.depoktren.com

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *