Oleh: Rakhmad Zailani Kiki.* SAYA, dan mungkin sebagian orang yang sering mengikuti sepak terjang Sugi Nur Rahardja alias Sugi Nur tentu sudah punya prediksi bahwa cepat atau lambat Sugi Nur bakal diciduk polisi atas laporan seseorang dan atau sekelompok yang merasa tersakiti oleh ucapannya.
Dan momen itu pun akhirnya datang juga. Sugi Nur dengan sangat gamblang dan dengan kekhasan kepongahan gaya bicaranya menghina Ormas Islam terbesar di Indonesia, NU (Nahdlatul Ulama) yang disiarkan melalui video Youtube.
Rekaman video ini tentu menjadi barang bukti yang kuat dari pelapor atas telah terjadinya sebuah tindak pidana yang dilakukan Sugi Nur. Saya pribadi, sekali lagi tidak heran Sugi Nur bisa masuk bui kembali. Namun, yang menarik perhatian saya dan yang membuat saya heran bukan kepalang adalah pembuat video penghinaan Sugi Nur terhadap NU ini. Dia dalah seorang yang memiliki pendidkan tinggi di bidang hukum tata negara dan tentu saja kecerdasannya juga tinggi, yaitu Dr. Refly Harun. S.H, M.H, LL M.
Saya heran, apakah Refly Harun tidak tahu bahwa Sugi Nur bukan orang yang cakap, beradab dan berilmu ketika berbicara di ruang publik? Apakah Refly Harun juga tidak tahu bahwa ucapan-ucapan Sugi Nur sudah sangat menghina NU dan karenanya Refly Harun tidak perlu menayangkan videonya di channel Youtube miliknya.
Apakah Refly Harun tidak bisa memperkirakan jika dia menayangkan video tersebut maka akan memunculkan reaksi keras dan kaum Nahdliyyin yang dapat mengancam keselamatan narasumbernya, Sugi Nur, dan sangat berisiko untuk dipidana, begitu pula dengan dirinya? Saya jadi benar-benar heran dan bingung dengan perbuatan Refly Harun ini, dengan satu pertanyaan tunggal: mengapa Refly Harun bisa sebodoh itu?
Saya akhirnya menemukan jawabannya dari sebuah teori yang dinamakan Dunning-Kruger Effect. Teori ini diperkenalkan oleh dua orang, yaitu David Dunning dan Justin Kruger dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Hubungan keduanya adalah sebagai dosen dan mahasiswa. David Dunning adalah dosen, seorang profesor, dan Justin Kruger adalah mahasiswa pasca sarjananya. Dunning-Kruger Effect adalah suatu kondisi psikologis, di mana seorang individu gagal untuk menilai tingkat kecerdasan mereka sendiri secara intelektual dengan memadai. Atau dengan kata lainnya, mereka terlalu bodoh untuk mengetahui seberapa bodoh mereka.
Teori Dunning-Kruger Effect dimuat dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “Unskilled and Unaware of it” yang ditulis oleh Dunning dan Kruger tahun 1999. Teori ini diperkenalkan melalui tulisan tersebut ketika mereka selesai mempelajari sebuah kasus dari seorang kriminal yang bernama McArthur Wheeler. Si Wheeler ini adalah perampok bank yang menyamar dengan menutupi wajahnya menggunakan jus lemon.
Alasan Si Wheeler karena sifat kimia yang ada di dalam jus lemon dapat digunakan untuk membuat wajahnya tidak terlihat oleh kamera CCTV bank. Setelah ditangkap dengan mudah oleh polisi, Wheeler melihat rekaman dirinya yang sedang merampok bank. Dia pun terkejut dan tidak percaya jika rencananya sama sekali tidak berhasil. Wajah dirnya terlihat jelas di kamera CCTV walaupun sudah ditutupi jus lemon.
Dalam kasus wawancara Sugi Nur dan Refly Harun serta penayangan video hasil wawancara tersebut di channel Youtube milik Refly Harun, maka saya melihat Refly Harun terhinggapi dengan Dunny Kruger Effect. Dia merasa memiliki pengetahuan tinggi, tanpa dia sadari bahwa pengetahuan tingginya hanya pada disiplin ilmunya saja, yaitu llmu hukum tata negara. Tetapi, Refly Harun merasa dia juga memiliki wawasan yang tinggi tentang NU, Sugi Nur dengan penghinaannya terhadap NU dan akibat hukum yang ditimbulkannya. Dengan kata lain, Refly Harun merasa sudah tahu tentang NU dan pandangan Sugi Nur terhadap NU dianggapnya tidak bermasalah, padahal dia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Inilah inti dari teori Dunny Kruger Effect.
Dalam istilah Imam Al-Ghazali, teori Dunny Kruger Effect ini mirip dengan ungkapannya: Seseorang yang tidak tahu, dan dia tidak tahu kalau dirinya tidak tahu (rojulun laa yadri wa laa yadri annahu laa yadri). Dalam pandangan Imam Al-Ghazali, orang dalam ungkapannya ini merupakan orang yang paling buruk dari orang yang bodoh yang mengetahui tapi tahu dirinya tidak tahu. Orang ini selalu merasa mengerti, tahu dan mempunyai ilmu, padahal dia tidak tahu apapun. Seperti kata pepatah: tong kosong nyaring bunyinya.
Dengan kasus Refly Harun ini, kita semakin tahu bahwa Dunny Kruger Effect ini dapat menghinggapi siapa saja, bahkan kepada orang pintar dan berpendidikan tinggi. Sehingga kita tidak usah heran jika orang-orang seperti ini, dengan gelar pendidikan dan jabatan yang tinggi, bermunculan menghiasi pemberitaan dengan kasus pidana yang menyertainya.
Dan untuk menangani orang yang terhinggapi Dunny Kruger Effect ini cuma dengan satu cara saja: Laporkan dia ke polisi, buat dia jera sehingga dia menyadari kebodohannya, seperti halnya teori ini lahir dari McArthur Wheeler yang setelah ditangkap polisi. Dia baru menyadari kebodohannya dari rekaman CCTV yang meperlihatkan wajahnya yang jelas terlihat walau sudah dilumur jus lemon. ***
Penulis Adalah : Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL)