Connect with us

RAGAM

Ngulik Anugerah Wahana Tata Nugraha & Adipura : “Lisa” Program Segar Plt Walikota Pematangsiantar

Published

on

PEMATANGSIANTAR | KopiPagi : KoranPagi : Mengulik, mengusut atau menyelediki Anugerah Wahana Tata Nugraha dan Adipura, ternyata Kota Pematangsiantar pernah meraih penghargaan Anugerah Wahana Tata Nugraha 1996 atas keberhasilan menata transportasi publik dan meraih Anugerah Adipura atas keberhasilanya dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan.

Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil terhadap aspek penataan transportasi yang berkelanjutan, dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan.

Pemerintah Republik Indonesia memberikan penghargaan itu kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap tahun, biasanya pada bulan April.

Atas keberhasilan Kota Pematangsiantar meraih Anugerah Wahana Tata Nugraha 1996, adalah suatu kebanggaan dengan mendirikan Tugu sebagai prasasti yang dibangun dan  berdiri tegak di antara Jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Merdeka dan Jalan Kalimantan, sebagai keberhasilan Kota Pematangsiantat menata transportasi publik.

Terkait rusaknya beberapa lampu merah atau Rambu Lalulintas, dan terhapusnya Marka Jalan di sepanjang jalan raya, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perhubungan (Dishup) Kota Pematangsiantar Kartini Butar Butar, saat dikonfirmasi Rabu (16/03/2022) melalui panggilan telepon dan WhatsApp, tidak ada jawaban.

Untuk diketahui, Marka Jalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas, atau memperingatkan atau menuntun pemakai jalan dalam berlalu lintas di jalan raya. Ketentuan itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Raya, yang diatur dalam pasal 19.

Tanpa adanya rambu-rambu jalan raya, para pengendara seolah hilang tuntunan. Lebih parahnya akan mengemudikan kendaraannya dengan ugal-ugalan atau tidak beraturan. Situasi seperti ini dapat dipastikan akan membuat angka kecelakaan semakin parah.

Tidak hanya itu saja, Kota Pematangsiantar juga pernah beberapa kali meraih penghargaan Anugerah Adipura, yaitu sebuah penghargaan bagi kota-kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan.

Setelah tahun 2008 dan 2013, Kota Pematangsiantar kembali mendapatkan Anugerah Adipura, pada 2015 dan meraih Sertifikat Adipura pada 2016. Sehingga prasasti tugu Adipura dibangun di bundaran Simpang 4 sebagai prasasti atas prestasinya dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan.

Tugu Anugerah Wahana Tata Nugraha Jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Merdeka dan Jalan Kalimantan.

Saat ini, potret Kota Pematangsiantar justru mengalami kemunduran jauh sebelum meraih penghargaan Anugerah Wahana Tata Nugraha dan Anugerah Adipura. Kemunduran itu terjadi sangat mencolok dengan carut-marutnya tata kelola Rambu-rambu Lalulintas dan hampir tidak terlihatnya Marka Jalan di sepanjang jalan raya milik Kota Pematangsiantar.

Amatan awak media koranpagionline.com, Rabu (16/03/2022), Rambu Lalin sudah banyak mati, seperti lampu merah simpang Sambo, lampu merah Jalan Pahlawan, lampu merah Jalan Ahmad Yani, lampu merah Jalan Ahmad Yani dan beberapa titik lampu merah, perlu perbaikan.

Pada umumnya, hampir setiap jalan raya di kota-kota besar dilengkapi dengan Rambu Lalin dan Marka Jalan. Tetapi untuk di Kota Pematangsiantar, saat ini hampir semua ruas jalan raya, sudah tampa Marka Jalan dan Rambu Lalintas yang tidak teratur.

Piala penghargaan Anugerah Wahana Tata Nugraha hanya prestasi dalam prasasti yang diabadikan menghiasi, Jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Merdeka dan Jalan Kalimantan dan prestasi Anugerah Piala Adipura yang menghiasi bundaran Simpang 4, Jalan Gereja, Siantar Marimbun, Kecamatan Siantar Barat Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

“Lisa” Program Segar Plt Walikota

Pasca dilantik menjadi Wakil Wali Kota, pada tanggal 22 Februari 2022 lalu, dan kemudian menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Pematangsiantar, dr Susanti Dewayani mencanangkan program Lisa (Lihat Sampah Ambil). Belakangan, program tersebut marak digalakkan di seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kota Pematangsiantar dengan melibatkan kelompok-kelompok masyarakat melakukan penyesuaian di tempat-tempat yang rawan tumpukan sampah.

Susanti menyebutkan bahwa program Lisa tidak membutuhkan modal dan dapat mengerjakan seluruh lapisan masyarakat, ujarnya saat  dikonfirmasi awak media, pada Senin (14/03/22) lalu.

“Program Lisa, yaitu Lihat Sampah Ambil, ini adalah program yang tidak membutuhkan modal, dapat dikerjakan setiap orang. Artinya, kita bisa menjaga kebersihan, di rumah, di lingkungan sekitar kita, di kantor juga,” kata mantan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih tersebut.

Program itu, lanjut Susanti, diharapkan dapat menjadi modal untuk meraih kembali piala Adipura.

“Dari hal yang kecil dapat kita lakukan, pasti kita akan bisa melakukan hal-hal yang besar. Dan dari sinilah modal kita untuk Kota Pematangsiantar kembali meraih piala Adipura ke atas,”  ungkapnya.***
Editor : Nilson Pakpahan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *