Connect with us

BIVEST

Menteri Luhut: Fokus Penanaman Modal Asing di Dalam Negeri ke Green Economy

Published

on

KopiOnline JAKARTA,- Sembilan rektor perguruan tinggi nasional menyarankan Pemerintah lebih banyak melakukan sosialisasi terkait berbagai isu ke masyarakat. Hal ini agar masyarakat lebih paham akan isu-isu yang bergulir saat ini.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam keterangan tertulis Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Jumat (22/05/2020)

Saran tersebut, kata Luhut, mulai dari penanganan virus Corona, PSBB, bahkan hingga masalah penempatan tenaga kerja asing (TKA) dari China kepada masyarakat.

“Pemerintah diminta lebih banyak melakukan sosialisasi terkait COVID-19, PSBB, dan TKA China kepada masyarakat. Hal ini agar masyarakat lebih paham akan isu-isu yang bergulir saat ini,” tulis Kemenko Marves.

Pertemuan virtual pada Rabu, dihadiri oleh Rektor UIN SMH Banten, Rektor UIN Raden Intan Lampung, Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua, Rektor IAIN Jember, IAIN Surakarta, UIN Raden Fatah Palembang, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Rektor UIN Alauddin Makassar, dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Menko Luhut menjelaskan bahwa Indonesia memiliki aturan untuk negara-negara yang mau berinvestasi di Indonesia, seperti ramah lingkungan, mendidik tenaga kerja lokal atau transfer knowledge, transfer teknologi, dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia dalam mengolah sumber daya mineral.

Menurutnya, fokus area investasi pun terbuka antara lain untuk hilirisasi mineral, pengembangan baterai lithium, transportasi, energi baru terbarukan, dan penurunan emisi karbon.

Pihak Luhut juga meminta para rektor untuk menimbang saran pengembangan madrasah kelautan, serta penambahan program studi di UIN dan IAIN terkait kelautan, teknik, hingga perekonomian.

Luhut menegaskan fokus penanaman modal asing di dalam negeri ada pada sektor-sektor ekonomi hijau (green economy) atau yang ramah lingkungan.

“Indonesia saat ini menjadi tujuan investasi nomor empat di dunia dan fokus kita ke green economy untuk mengurangi resiko perubahan iklim,” jelasnya.

Terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) China, Luhut juga turut berkomentar, sebenarnya TKA China di Konawe hanya sebagian kecil saja, dia mengatakan jumlahnya tak mencapai 8% dari seluruh tenaga kerja yang ada. Masalah TKA China di Konawe yang sempat hangat diperbincangkan.

“Terkait TKA China, sebenarnya jumlah mereka seperti di Konawe hanya kurang lebih 8% dari para pekerja yang ada. Saat ini jumlah TKA juga makin berkurang dengan adanya Politeknik di Morowali,” kata Luhut. Otn/kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *