Connect with us

NASIONAL

Mensos Risma : Bantuan Diurus DPRD Alor untuk Bencana Bukan PKH

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan penjelasan terkait video kemarahan Bupati Alor Nusa Tenggara Timur (NTT) Amon Djobo terhadap staf Kementerian Sosial (Kemensos).

Kemarahan Amon diduga dipicu penyaluran bantuan bencana dari Kemensos untuk masyarakat terdampak bencana Seroja di Alor. Bantuan tersebut dikira oleh Amon Djobo adalah Program Keluarga Harapan (PKH)  yang seharusnya disalurkan oleh Pemkab Alor, dan bukan oleh DPRD Alor seperti yang sudah terjadi.

Risma meluruskan bahwa bantuan ke Kabupaten Alor tersebut terkait bantuan bencana, bukan PKH. Menurutnya, bantuan yang diurus oleh DPRD Alor saat itu adalah bantuan bencana banjir bandang dan siklon tropis seroja di NTT.

Walau punya angkutan gratis di Surabaya untuk mengangkut bantuan ke Alor, namun kondisi alam yang masih ekstrim saat itu membuat bantuan yang ingin diberikan, tidak bisa sampai ke Pulau Alor. Sebab, selain karena cuaca yang masih buruk, sarana komunikasi ke pulau itu juga putus total.

 “Ta jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH, tapi bantuan untuk bencana,” kata Risma melalui keterangan tertulis, Rabu (02/06/2021).

Bantuan bencana itu, menurut Risma, ditujukan untuk masyarakat Alor yang terdampak bencana Seroja April 2021 lalu.

“Ya gimana kita saat itu (NTT dalam situasi bencana), ngirim barang dari Jakarta jauh, (sementara) kita ingin cepat. (Kita) kirim dari Surabaya, karena kalau dari Surabaya (kita) punya angkutan gratis,” katanya.

Selain jaringan terputus, menurut Risma, kendaraan pengangkut bantuan untuk bencana di NTT juga terhambat di pelabuhan, karena kondisi cuaca yang buruk.

“Kita tidak bisa merapatkan bantuan, karena cuacanya buruk, sehingga syahbandar mengatakan tidak bisa melaut, kapal-kapal semua berhenti,” kata Risma.

Saat itu, Risma mengaku terhubung dengan Ketua DPRD Kabupaten Alor Enny Anggrek yang menawarkan pertolongan agar bantuan untuk korban bencana bisa cepat diterima masyarakat Alor.

“Saat itu kemudian adalah Ketua DPRD (Alor) menyampaikan kami butuh bantuan, tapi tidak bisa (masuk). Beliau (Ketua DPRD) menawarkan, ‘Bu, itu ada paket dari Dolog yang ibu bisa ganti’,” kata Risma.

Risma mengatakan, pada saat bantuan tersebut dikirimkan, dia sama sekali tidak bisa menghubungi siapa pun, baik staf Kemensos maupun pihak Pemerintah Daerah Alor.

“Saya mengirim barang saat itu dari Jakarta jauh, kita kepingin cepat, jadi kita kirim dari Surabaya, karena kalau dari Surabaya angkutan itu gratis. Tapi kita tidak bisa masuk ke Pulau itu (Alor). Saya hubungi bagaimana kondisi di sana, karena hampir seluruh NTT kena, saya hubungi kepala dinas ,staf saya, enggak ada yang bisa karena memang saat itu jaringan terputus,” kata Risma.

Tanpa pikir panjang, Risma menyetujui tawaran tersebut agar bantuan bisa cepat diterima masyarakat terdampak bencana.

“Ya sudahlah, kemudian disebarkanlah, karena kami tidak bisa (karena banyak sekali (yang membutuhkan) saat itu kami tidak bisa kontak siapa pun di situ. Jadi seperti itu,” ujar Risma.

Namun Risma menegaskan bahwa penyerahan bantuan melalui Enny itu tidak memiliki kepentingan apa pun, selain kepentingan kemanusiaan guna meringankan beban masyarakat terdampak.

Itu sebabnya, karena barang bantuan dari Kemensos tidak bisa masuk ke Alor, Enny lantas menawarkan ke Risma bahwa di Dolog ada paket bantuan yang bisa dibagikan ke masyarakat, asal Kemensos bersedia mengganti kembali barang milik Dolog tersebut.

Sebelumnya, dalam video tersebut, Amon Djobo marah-marah kepada petugas Kemensos di Kabupaten Alor bernama Mokhamad Alfian. Dia menjalankan tugasnya secara resmi pada 7-13 April 2021.

Alfian yang saat itu bertugas untuk untuk menyelesaikan santunan kematian korban meninggal di Kabupaten Alor bahkan harus dua kali ke Alor. Meski dibentak-bentak dan diancam bupati Alor, dia tidak terpengaruh.

Para staf yang duduk berhadapan dengan Amon terdiam dan tak berkutik saat mendengarkan ucapan sang Bupati. Amon yang terlihat kesal sempat menyinggung Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Tak hanya itu, dia juga mengancam akan melempar kursi kepada para staf Kemensos. Para staf juga diusir agar segera meninggalkan Kabupaten Alor.

Usai memarahi staf Kemensos, Amon berjalan meninggalkan mereka.  Kemarahan Amon diduga dipicu PKH.  Ia menumpahkan kekesalannya lantaran bantuan PKH diurus oleh DPRD Alor.

Dalam video berdurasi 3 menit 9 detik itu, Amon menyampaikan bahwa pihak Kemensos tidak menghargai Pemkab Alor. Amon menyatakan, bakal mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo mengenai masalah PKH itu.

Saat dikonfirmasi, Amon tak menampik bahwa pria di dalam video tersebut adalah dirinya. Namun, ia tak mengingat kapan kejadian itu berlangsung.Ia menegaskan, apa yang disampaikan dalam video adalah fakta di lapangan.

“Itu video betul saya marah. Saya tidak ingat persis kapan karena saya sibuk. Saya marah karena bantuan PKH dikasih melalui DPRD. Padahal, seharusnya Pemda yang bagi,” ujar Amon saat dihubungi, Selasa (01/06/2021).

Sementara itu, petugas yang terdapat dalam video tersebut adalah pegawai Kemensos yang tengah menjalankan tugasnya secara resmi.

Petugas Kementerian Sosial di Kabupaten Alor Mokhamad Alfian menyatakan keberadaannya di Kabupaten Alor untuk memastikan kebutuhan korban bencana terpenuhi kebutuhannya.

Alfian mengaku sedang menjalankan tugas resmi pada tanggal 7 April 2021 untuk menyelesaikan santunan kematian korban meninggal di Kabupaten Alor, sampai tanggal 13 April.

“Tugas kami memastikan bantuan sampai ke masyarakat dan fokus melayani serta meringankan beban masyarakat Alor, yang terdampak bencana. Dalam hal ini kami menyalurkan santunan kematian untuk korban bencana,” ujar Alfian. Otn/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *