Connect with us

LIFE

Meninggal Dunia : Prof Mochtar Kusumaatmadja Dimakamkan di TMP Kalibata

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Mantan Menteri Luar Negeri di era Presiden Soeharto, Profesor Mochyar Kusumaatmadja meninggal dunia dan jenazahnya telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (06/06/2021) sore.

Seperti dikatahui, upacara pemakaman Prof Mochtar Kusumaatmadja dilakukan secara militer di TMP Kalibata. Upacara pemakaman yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Mahendra Siregar berlangsung dengan khidmat dan tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes).

Selain itu, tampak dari pihak keluarga almarhum maupun kolega di pemerintahan turut hadir dalam proses pemakaman. Mahendra Siregar mengatakan kabar duka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya almarhum Prof Mochtar Kusumaatmadja.

“Pertama tentu kami atas nama Kementerian Luar Negeri dan seluruh keluarga besar menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya bapak Mochtar Kusumaatmadja yang adalah menteri luar negeri untuk 2 periode,” ujar Mahendra seusai memimpin upacara pemakaman di lokasi, Minggu (06/06/2021).

Almarhum Prof Mochtar Kusumaatmadja. Fotoi : Ist.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyebut pengabdian dan kontribusi mendiang mantan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, memberi keteladanan bagi bangsa Indonesia. Mochtar Kusumaatmadja wafat di Jakarta pada Minggu pagi, pada usia 92 tahun.

“Selama hidupnya almarhum telah mengabdikan dirinya untuk nusa dan bangsa,” kata Wamenlu Mahendra melalui keterangan tertulisnya, Minggu (06/06/2021).

Mahendra mengenang Mochtar sebagai tokoh yang memiliki karir cemerlang dalam pemerintahan, maupun sebagai ilmuwan, pendidik, dan negarawan.

Jabatan yang pernah dipercayakan kepada Mochtar yaitu Menteri Luar Negeri (1978-1988) dan Menteri Kehakiman (1974-1978). Pria kelahiran 17 Februari 1929 di Batavia itu juga merupakan Guru Besar Hukum di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat.

“Beliau juga dikenal sebagai pakar hukum internasional dengan reputasi dunia,” kata Mahendra.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Mochtar lah yang menyusun konsep Negara Kepulauan yang diformulasikan dalam Deklarasi Djuanda 1957, dan pada akhirnya memperoleh pengakuan internasional dengan diterimanya konsep Negara Kepulauan dalam Konvensi Hukum Laut 1982.

Mochtar Kusumaatmadja juga merupakan orang Indonesia pertama yang terpilih sebagai Anggota Komisi Hukum Internasional dan pemegang Bintang Maha Putra Adipradana.

Dikatakan Mahendra, selain pernah menjabat sebagai menteri kehakiman, almarhum juga dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang dipilih sebagai anggota komisi hukum internasional dan berjasa bagi negara kepulauan seperti indonesia.

Tampak prosesi pemakaman Prof Mochtar Kusumaatmadja.

“Dan yang sangat luar biasa adalah beliau pelopor pejuang sehingga konsep dan pemahaman negara kepulauan itu diakui oleh dunia internasional. Beliau adalah pemegang bintang Mahaputra Adipradana dan merupakan orang Indonesia pertama yang terpilih sebagai anggota komisi hukum internasional,” terang Mahendra

“Jadi lengkap beliau sebagai pejabat, pejuang di bidang yang penting bagi negara kepulauan seperti Indonesia akademisi ilmuwan dan tentu pakar internasional kami semua berupaya untuk menjadikan beliau sebagai contoh tauladan kita semua,” terang dia lagi.

Untuk diketahui Prof Mochtar Kusumaatmadja meninggal diusia 92 tahun pada hari Minggu pagi dikarenakan sakit. Almarhum diketahui meninggalkan dua orang putra dan satu orang putri.

“Atas nama Menteri Luar Negeri dan segenap keluarga besar Kementerian Luar Negeri, kami menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja,” kata Wamenlu Mahendra.

Ungkapan duka cita juga disampaikan Menlu Retno Marsudi melalui unggahannya di Twitter.

“Terima kasih Pak Mochtar. Kerja dan jasa Bapak untuk Kementerian Luar Negeri dan Politik Luar Negeri Indonesia, tidak akan pernah kami lupakan. Duka cita yang dalam untuk keluarga besar Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja,” tulis Menlu Retno, yang sedang berada di China saat mengetahui berita duka tersebut. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *