Connect with us

HUKRIM

M. Ichsan : Jika Wawasan Kontra Intelejen Kita Lemah, Biarkan Sang Jenderal Bicara

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Mahasiswa Kajian Asia Tenggara FIB UI, Muh. Ichsan turut mengomentari pernyataan Guru Besar Sekolah Intelijen, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono terkait ungkapan rilisnya di media massa yang terkesan tidak peduli isue kemanusian.

Pernyataan Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Jenderal (Purn) AM Hendropriyono yang menyatakan Palestina dan Israel bukan  urusan Indonesia, melainkan urusan mereka bangsa Arab dan Yahudi, Menurut Muhammad Ichsan, Pegiat Diaspora Budaya dan Kajian Transnasional, hal tersebut tak perlu ditanggapi dengan serius jika wawasan kita terkait kontra intelijen lemah. Biarkan Sang Jenderal yang juga tokoh BIN ini bicara.

M. Ichsan.

“Beliau, bapak tokoh Intelijen, (AM Hendripriono) sedang mainkan kontra intelijen. Misi yang sama penting dari intelijen eksternal adalah untuk berfokus pada identifikasi resiko, bahaya dan kesempatan dari luar negeri yang ada dan sedang berkembang, terutama kegiatan transnasional yang dapat mengancam kehidupan bangsa, jalur transportasi & instalasi kepentingan nasional,” jelasnya.

Kontra intelijen sedang mereka mainkan. Satu memukul satu melerai yang lainnya kompor. Terstruktur dan sistematis.

Tokoh BIN ini kayaknya lagi riset untuk memasyarakatkan, memberikan sinyal kepada insan agen intelijen, dengan tujuan bahwa mereka memberi kewaspadaan pada masyarakat terhadap isu-isu dunia tertentu saja  yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat.

Dari sini belajar bahwa counter attack dan spy war saling terkoneksi untuk perdamaian dunia dan intelijen.

Sikap politik luar negeri Indonesia (Non – Blok) yang tidak punya urusan (Netral). Jika ada sikap Presiden terkait pengerahan kekuatan militer, barulah ada hubungannya. “Jadi ya, gak usah risau dengan pernyataan dan sikap ini,” ujar Ichsan, Kamis (20/05/2021).

Namun satu hal yang perlu digaris bawahi, Profesor Filsafat Intelijen ini mungkin beliau lupa UUD 45: “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” terangnya.

“Masyarakat Indonesia yang menganut Islam (Sunni) belum bersahabat betul dengan permainan kata intelijen, Apalagi disaat kondisi bangsa yang mulai tergerus degradasi kebangsaan seperti saat ini, sangat sensitif,” tutup Ichsan.

Sebelumnya, Tokoh Intelijen AM Hedropriono melontarkan, Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono menyatakan Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia, melainkan urusan mereka, bangsa Arab dan Yahudi. “Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,”. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *