Connect with us

MARKAS

Komjen Listyo Sigit Memang “Juara” Mampu Kumpulkan Ribuan Jawara

Published

on

KopiPagi | BANTEN : Semakin banyak dukungan justru semakin berat beban tugas yang bakal dipikul Komjen Listyo Sigit Prabowo, calon tunggal Kapolri pilihan Presiden Jokowi ini.   Dukungan dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir. Sosok polisi Kamtibmas, humanis namun tetap tegas, tinggal menghitung hari bakal dilatik presiden.

Ketua Umum DPP Perguruan Pencak Silat Terumbu Banten, Yadi Sugiadi. Dok. Pribadi.

Menapak jejak Komjen Listyo Sigit memang “juara”. Salahsatunya ketika mengumpulkan sekitar 3.000 lebih Jawara dan pendekar se- Banten berkumpul di Alun-alun Barat Kota Serang.. Mereka menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut “Tapak Karuhun Banten”. Dan hebatnya, kegiatan ini memecahkan rekor museum rekor Indonesia atau MURI pada 17 November 2017 lalu.

Tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyatukan ratusan perguruan itu melihat latar belakang yang berdeda. Bukan saja latar belakang, tentu masing-masing perguruan memiliki aliran tersendiri. Namun dari sekian banyaknya perguruan itu bisa menyatu dan bersatu padu, kompak serta berkomitmen menjaga Kamtibmas.

Menurut Ketua Umum DPP Perguruan Pencak Silat Terumbu Banten, Yadi Sugiadi, Tapak Karuhun Banten merupakan ide Listyo Sigit Prabowo yang ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten. Saat itu Listyo menjabat sebagai Kapolda Banten.

“Beliau waktu menjabat Kapolda Banten bertemu banyak ulama dan jawara. Beliau menanyakan mengenai budaya dan ingin merangkul seluruh elemen yang ada,” kata Yadi kepada wartawan, Minggu (17/01/2021).

Yadi pada awalnya pesimis Sigit mampu menyatukan ratusan perguruan pencak silat bila dilihat dari latar belakangnya yang berbeda. Apalagi setiap perguruan memiliki ego dan merasa paling hebat.

“Tapi dengan tekad beliau ternyata bisa menyingkirkan masing-masing ego tanpa adanya konflik,” ujarnya.

Di mata Yadi, Sigit merupakan sosok pemersatu golongan. Bahkan, secara pribadi, Sigit tidak mengenal sekat antara masyarakat dan pejabat. Artinya, semua orang di mata dia sama.

“Saya sangat bangga pada Pak Sigit. Beliau sebenarnya lebih dengan rakyat biasa. Kegiatan apapun dan sekecil apapun jika diundang masyarakat pasti beliau hadir. Beliau mau berteman dan sangat menghargai masyarakat,” terangnya.

Cerita yang sama juga diungkapkan TB Arif Hidayat, Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang. Sekadar diketahui, TTKKDH Cimande, Terumbu dan Bandrong merupakan tiga perguruan pencak silat terbesar di Banten.

DPW TTKKDH Kabupaten Serang

TB Arif bercerita mengenai awal mula terselenggaranya Tapak Karuhun Banten, saat itu dia berbicara dengan Sigit mengenai situasi dan kondisi perguruan pencak silat di Banten. Dia meminta Sigit untuk merangkul ulama dan jawara agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Banten dapat terkendali.

“Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah. Tapi Alhamdulilah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI,” ungkapnya.

Menurut dia, dengan adanya Tapak Karuhun Banten banyak perguruan silat yang dulunya sudah tidak aktif bangkit lagi hingga saat ini.

“Luar biasa sekali beliau. Banyak perguruan kecil yang bangkit kembali usai perhelatan akbar Tapak Karuhun Banten,” katanya.

Sosok Sigit di mata TB Arif adalah pendiam namun sangat responsif dan komunikatif. “Beliau itu pendiam tapi pendengar. Setiap masukan dari siapapun diperhatikan dan dicatat. Dan hebatnya lagi kalau masukan itu bagus atau baik pasti dijalankan,” katanya.

 Sementara itu, menurut Ketua Ormas DPC BPPKB Kabupaten Tangerang Banten, Ari As’ari Marnan, juga mendukung penuh ditunjuknya Komjen Pol Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si oleh  Presiden Jokowi menjadi calon tunggal Kapolri sangatlah tepat. Sigit sebagai sosok yang santun, dan mampu memimpin Polda Banten yang masyarakatnya sebagian besar umat Islam.

“Beliau selama menjabat Kapolda Banten mempunyai hubungan yang baik dengan semua kalangan termasuk dengan ormas, tokoh pemuda, tokoh adat tanpa harus membeda-bedakan ras, suku dan agama,” kata Ari

Dalam pendapat Ari, sosok Listyo, bila sudah definitif menjadi Kapolri, diyakini akan mampu menjaga kebhinekaan dan tegas dalam penegakan hukum.

“Kami mendukung sepenuhnya langkah presiden yang mengajukan Listyo Sigit, sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR RI,” terang Ari

Ari juga optimis, politisi Senayan akan menyetujui usulan Presiden, dan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri.

Wujudkan Kemandirian Ekonomi Pesantren

Menapak jejak sepak terjang Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo di institusi kepolisian memang tideak ada habisnya. Ia sosok yang dekat dengan masyarakat, jawara dan juga para ulama ketika menjabat Kapolda Banten. Bahkan, lebih dari itu, Sigit sangat peduli terhadap keberadaan Pondok Pesantren  (Ponpes).

Salah satunya pemikirannya yakni bagaimana membangkitkan ekonomi dan kemandirian Ponpes Salafiyah yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di Provinsi Banten.

Ketua Majelis Ponpes Salafiyah (MPS) Banten KH Martin Syarkawi. Foto . Ist.

“Pak Sigit nanya, kira-kira solusinya apa untuk menjaga kemandirian Ponpes Salafiyah ini. Lalu terpikirlah untuk membangun pemberdayaan ekonomi pesantren,” kata Ketua Majelis Ponpes Salafiyah (MPS) Banten KH Martin Syarkawi kepada wartawan, Jumat (15/02/2021) kemarin.

Dari ide tersebut akhirnya muncul program Rumah Pangan Santri (RPS). Setelah didata diverifikasi ada sekitar 150 lebih Ponpes yang diikutsertakan dalam program tersebut. Konsep RPS seperti warung menyediakan gas, beras dan kebutuhan pokok lainnya. Sedang untuk memuluskan program tersebut Sigit akhirnya merangkul Bulog dan Pertamina.

“Saya berkelakar ke Pak Sigit kalau dagang kita tidak punya modal. Alhamdulillah akhirnya beliau memberikan modal Rp20 juta untuk masing-masing RPS,” katanya.

Hingga saat ini, Ketua Pimbina Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Serang itu mengaku, RPS yang dibangun Sigit saat menjabat Kapolda Banten sudah berkembang dan mampu menghidupkan Ponpes.

“Pak Sigit juga memfasilitasi juga untuk jadi pangkalan gas 3 kilogram. Ini sangat luar biasa karena membantu ekonomi pesantren,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Fathoniyah Serang itu menilai sampai saat ini kepedulian Sigit terhadap Ponpes sangat tinggi. Buktinya meski sudah berdinas di tempat lain dia masih memberi perhatian.

“Pernah jam 2 malam saya ditelepon sama beliau, katanya ada pesantren terbakar di Lebak. Beliau minta saya berangkat ke sana untuk melihat kondisi dan apa yang diperlukan,” ingat Kiai Syarkawi.. *Ist/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *