JAKARTA | KopiPagi : Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B Najamudin mengaku mendukung gagasan kepala staf angkatan darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurahman yang mendorong agar negara melalui TNI untuk merangkul Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
“Saya percaya ini ide yang tidak populis dan akan menuai kontroversi publik. Namun jika kita lihat dari akar sejarah dan latar belakang munculnya KKB, seharusnya sejak lama negara bisa lebih wise menghadapi setiap gerakan perlawanan warga negaranya yang diakibatkan oleh kelalaian negara dimasa lalu”, ujar mantan wakil Gubernur Bengkulu ini.
Meskipun gerakan separatis tidak sepenuhnya disebabkan oleh kekecewaan sebagaian warga bangsa, jelas Sultan, di banyak negara, separatis yang terafiliasi dengan asing selalu sulit dan hampir tidak mungkin diselesaikan dengan opsi operasi militer. Kecuali akan menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa dalam jangka panjang.
“Kita harus belajar dari timor-timur, dan kita hampir kehilangan Aceh jika tidak ada negosiasi intensif. Inilah saat yang tepat bagi pemerintah untuk meninjau kembali pilihan agresi militer yang justru menyebabkan banyak korban sipil dan militer berjatuhan” tambahnya.
Karena menurut Sultan, KKB adalah gerilyawan yang tangguh, dan sangat menguasai medan setempat. Sehingga sulit rasanya bagi pihak keamanan untuk berkonfrontasi secara terbuka.
Oleh karena itu, demi keutuhan NKRI, kami mengajak semua elemen bangsa ini untuk melapangkan dada dan berbesar hati untuk memaafkan kesalahan sejarah ini. Realitas Konflik yang berpotensi pada disintegrasi bangsa harus kita akhiri secara adil dan ber-pri kemanusiaan.
“Di era kolaborasi, konflik setajam apapun akan bisa diselesaikan dengan pendekatan persuasif, demikian juga dengan pendekatan hukum, sebaiknya kita dahulukan cara-cara yang restoratif. Mari kita berpikir jernih dan kendalikan amarah juga dendam lalu memaafkan mereka yang kita anggap salah”, ajak Sultan.
Meski demikian, Sultan meminta agar KASAD dan Polri agar lebih agresif dalam menertibkan pihak-pihak yang justru melakukan provokasi dan mensuplai senjata secara komersial kepada KKB.
“Jangan sampai konflik yang mengancam keutuhan ini hanya dijadikan lahan bisnis bagi oknum tertentu. Inilah masalah sesungguhnya yang menurut kami wajib diselesaikan oleh pemerintah melalui TNI dan Polri”, tutup Sultan.
Diketahui, Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, mengingatkan para prajurit yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat dan jangan pernah menyakiti hati masyarakat.
Menurut orang nomor satu di Angkatan Darat ini, orang-orang yang bergabung dalam KKB merupakan sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kesepahaman mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jangan sampai sedikit pun berpikiran bahwa KKB itu adalah musuh kita, mereka saudara kita yang belum paham tentang NKRI,” kata Dudung di Jayapura, Selasa (23/11/2021). *Otn/Kop.