Connect with us

NASIONAL

Keren! Karnaval Budaya “Gemah Ripah Loh Jinawi” Petani Dusun Salakan Meriah

Published

on

Wonogiri | Kopi Pagi : Boleh dikata, Indonesia sangat kaya dengan tradisi perayaan, baik yang bersifat lokal di suatu daerah maupun yang berlangsung karena peristiwa nasional, bahkan dunia yang dipadu dengan tradisi local.

Secara nasional, perayaan yang cukup meriah, tanpa sekat-sekat sosial maupun keagamaan adalah menyambut Hari Kemerdekaan RI yang juga dikenal dengan perayaan 17 Agustus.

Biasanya, sejak memasuki awal Bulan Agustus, masyarakat sudah menghias lingkungannya masing-masing dengan dominasi warna merah putih sebagai representasi bendera bangsa. Setiap rumah juga mengibarkan bendera merah putih sebagai penghormatan kepada perjuangan pendahulu dalam mengusir penjajah.

Jalan-jalan di depan rumah juga dicat sedemikian rupa, gapura atau pagar rumah dihias, termasuk memasang lampu kerlap Kerlip dan aneka warna. Warga berkreasi sedemikian rupa sehingga suasananya terlihat semarak.

Beberapa sesepuh yang dulu ikut berjuang secara fisik melawan penjajah, bahkan menganggap bahwa perayaan kemerdekaan ini sebagai “lebaran” asli Indonesia.

Setiap tahun, kala hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, rakyat di berbagai daerah di Indonesia merayakannya dengan semarak. Bendera merah-putih berkibar di depan rumah warga, upacara bendera diadakan di berbagai tempat, dan aneka perlombaan berlangsung seru.

Namun, 2 tahun berturut-turut semarak 17 Agustus menghilang akibat Corona….tapi mawah itu menghilang begitu saja, seperti jalankung.

2022 adalah tahun kembar, semangat guyup rukun terbukti dalam sebuah aksi pawai akbar 17 Agustus.

Adalah warga Dusun Salakan, Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah dengan penuh semangat mereka menggelar pawai akbar sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para pahlawan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 Tahun ini.

Dan sudah menjadi tradisi turun temurun kegiatan pawai ini dilaksanakan, namun 2 tahun lalu total mati suri.

Seperti yang diutarakan Bayu yang akrab disapa Glempo sebagai Kordinator Karnaval Pawai Budaya Dusun Salakan, kepada redaksi Lapan6online.com (Media Group Koranpagionline.com,red), pada Jum’at (19/08/2022) ia mengatakan,”Alhamdulillah, kami seluruh warga Dusun Salakan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan anugerahnya. Selama 2 tahun kami disini tidak bisa berbuat banyak, semua aktivitas pun dibatasi. Tapi hari ini 18 Agustus 2022 kami bergerak dengan aksi akbar Pawai Petani Dusun Salakan Gemah Ripah Loh Jinawi,” terangnya.

Bayu yang akrab disapa Glempo sebagai Kordinator Karnaval Pawai Budaya Dusun Salakan

Lebih lanjut Glempo menjelaskan bahwa,”Persiapan kami Alhamdulillah mendapat dukungan dari seluruh warga, sesepuh juga mendukung. Memang butuh tenaga ekstra dalam mempersiapkan semuanya. Terlebih membuat Tumpeng yang berbentuk Gunungan ini tidak mudah, karena bahannya hasil tani. Jadi semua nya murni dari hasil tani. Terus kami mengambil tema gemah ripah loh jinawi sebagai wujud perjuangan masyarakat salakan bercita-cita menciptakan ketentraman/perdamaian, kesuburan, keadilan, kemakmuran, dan tata raharja. Dengan guyup rukun yang kita kedepankan, Alhamdulillah semua material pawai siap dan berjalan sesuai dengan harapan,” jelasnya.

“Gunungan sebagai simbol rasa syukur para petani atas limpahan berkah dari Allah SWT dan ibu bumi pertiwi,” imbuhnya.

Pawai petani Dusun Salakan memang mendapatkan perhatian dari warga masyarakat yang berjejer dijalan raya, karena berdasarkan informasi bahwa pawai tersebut memang diwajibkan setiap Dusun maupun Desa diwilayah Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

Adapun kegiatan yang dimulai dari pukul 08:00 wib hingga pukul 14:00 wib, sedangkan start dari titik start depan SMP N 1 Manyaran tersebut, diikuti oleh ratusan peserta pawai budaya, mulai dari pegawai pemerintahan desa, masyarakat dan pelajar, dengan menampilkan berbagai atraksi dan finish di Dusun Gumuk, Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran.

Setiap peserta karnaval diberikan waktu 2 menit untuk melakukan atraksi di depan panggung kehormatan yang telah disediakan oleh panitia sebelum memasuki finish.

Ribuan masyarakat pun tampak antusias menyaksikan iringan-iringan para peserta pawai tersebut. Kegiatan 17 Agustus 2022 ini berlangsung dengan sangat meriah dan penuh kegembiraan, dengan balutan pakaian adat yang beraneka ragam, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan Berbhineka Tunggal Ika.

Sementara itu, Anggota TNI-Polri dari Koramil 11/Manyaran dan Polsek Manyaran mengamankan jalan umum yang ramai dengan lalu lalang kendaraan yang melintas jalan dari dan menuju Klaten dan Gunung kidul. Hal ini dilakukan agar pengunjung yang menikmati acara dan warga peserta karnaval dapat menikmati dan menjalankan kegiatan dengan aman dan lancer. (*Den Baguse Ngarso/Red)

*Simak Video Terkait :

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *