Connect with us

HIBURAN

Gangguan Metabolisme : Mainan Lato-lato Mengandung Zat Kimia Berbahaya

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Permainan lato-lato yang saat ini tengah viral dan banyak dimainkan anak-anak di tanah air, ternyata ditemukan adanya dugaan mengandung zat kimia yang berbahaya. Kementeria Perdagangan RI melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) menyampaikan informasi ini secara resmi.

Melalui akun instagram resminya @ditjenpktn, disebutkan bahwa mainan lato-lato diduga mengandung zat kimia berbahaya bernama Ftalat.

“Sudah pernah dengar tentang Ftalat? Ftalat adalah sebuah bahan kimia berbahaya yang banyak kita temukan di barang-barang yang memakai bahan dasar plastik, seperti kosmetik, parfum, kemasan makanan, bahkan mainan anak. Kali ini Ditjen PKTN akan membahas seputar bahaya Ftalat bagi anak,” tulis akun Instagram @ditjenpktn, Rabu (04/01/2023) kemarin.

Dalam postingan tersebut, Ditjen PKTN membeberkan bahaya Ftalat pada mainan anak. Salah satunya mainan lato-lato yang sedang populer.

“Lato-lato merupakan salah satu mainan anak yang saat ini kembali populer dimainkan oleh banyak orang. Bahkan orang dewasa pun juga ikut memainkannya.

Sebagai orang dewasa, tugas kita memperhatikan dan mengecek kembali apakah mainan yang dimainkan oleh anak kita aman atau tidak. Hal ini dikarenakan ada penggunaan bahan kimia yang berbahaya pada mainan anak, yaitu ftalat.” jelas @ditjenpktn dalam bentuk poster Instagram.
Lebih lanjut dalam postingannya dijelaskan. Ftalat merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk bahan plastik agar plastik lebih kokoh dan fleksibel. Bahan kimia ini cukup berbahaya bagi anak, karena jika anak terpapar ftalat dapat menyebabkan:

Memicu pubertas dini
Meningkatkan risiko alergi
Gangguan metabolisme
Gangguan fungsi organ tubuh 

Ditjen PKTN juga menerangkan Dasar Hukum Penggunaan Ftalat. Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 yang mengatur tentang ambang batas beberapa jenis ftalat sebagai bahan pemlastis dalam kemasan pangan dengan berbagai konsentrasi.

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 55/M-IND/PER/11/2013 yang mengatur penggunaan ftalat pada mainan anak tidak boleh melebihi 0,1 persen.

Nah itu tadi rilis dari Ditjen PKTN yang mengimbau kita untuk waspada terhadap mainan anak yang bisa jadi mengandung zat kimia berbahaya seperti Ftalat.

Permainan Membahayakan

Seperti diketahui, belakangan ini lato-lato kembali populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama anak-anak. Sebelumnya, mainan berupa dua bola plastik keras yang saling diadu dengan cara dibenturkan dan berbunyi ‘tek-tek-tek-tek’ ini sempat hits pada era 1980-an.

Lato-lato ternyata tidak hanya digandrungi di Indonesia, tetapi di negara lain juga. Di daerah Jawa, permainan ini namanya Tek Tok.

Melansir dari Groovy History, di beberapa negara lato-lato memiliki nama yang beragam, yaitu clackers, klackers, click-clacks, ker-bangers, hingga clankers.

Sejumlah sumber menyebut bahwa lato-lato berasal dari Amerika Serikat (AS) dan berujung menjadi mainan yang sangat populer.

Namun, ternyata ada sejarah kelam di balik mainan yang sangat digandrungi anak-anak ini.

Berikut adalah negara yang melarang permainan lato-lato:

Amerika Serikat

Di negara asalnya, AS, masyarakat sudah dilarang untuk bermain lato-lato sejak 1971 oleh Otoritas Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (FDA).

Dilansir dari The New York Times, FDA melaporkan setidaknya ada empat orang yang mengalami cedera serius akibat lato-lato.

Menurut laporan tersebut, komisaris FDA mengatakan bahwa bola plastik lato-lato beberapa kali pecah menjadi serpihan tajam dan melukai mata dua orang anak serta dua orang dewasa.

Sejak saat itu, FDA mengeluarkan peringatan publik untuk melarang aktivitas bermain lato-lato.

Mesir

Keberadaan lato-lato di Mesir sempat menjadi kontroversial. Dilansir dari The New Arab, pada 2017 mainan tersebut dianggap melecehkan Presiden Abdul Fattah as-Sisi.

Sebab, pada saat itu lato-lato disebut dengan nama Sisi’s Balls yang artinya mengacu pada testis atau organ reproduksi presiden.

Akibatnya, lato-lato pun dilarang permainannya karena dianggap melecehkan pemerintah Mesir.

Berkaitan dengan larangan tersebut, Direktorat Keamanan Giza menyatakan bahwa polisi telah menangkap 41 penjual dan menyita sebanyak 1.403 lato-lato.

Selain itu, Kementerian Pendidikan setempat pun memerintahkan para guru untuk menyita lato-lato yang dimiliki anak-anak di negaranya.

Di Indonesia, menjamurnya lato-lato di setiap sudut wilayah mulai membuat resah sebagian besar masyarakat.

Bahkan, suara yang dihasilkan mainan ini dianggap sebagai polusi suara karena sering dimainkan tanpa mengenal waktu dan menimbulkan suara yang mengganggu.

Tidak hanya itu, mainan ini pun mulai menjadi sorotan utama sejak mulai memakan korban pada awal Januari lalu.

Serupa dengan kasus di AS. Salah satu anak asal Kubu Raya, Kalimantan Barat dilaporkan harus menjalani operasi mata usai bermain lato-lato.

Diketahui, mata anak berusia delapan tahun itu terkena serpihan lato-lato yang pecah saat dimainkan.

Tidak hanya di Kalimantan Barat, salah satu anak berusia lima tahun asal Sukabumi, Jawa Barat pun juga dilaporkan terluka akibat lato-lato.

Lalu, Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Lampung melarang siswa membawa mainan lato-lato ke sekolah.

Larangan tersebut tertuang dalam surat imbauan bernomor 420/13/IV.01/2023 tertanggal 3 Januari 2023 yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesisir Barat, Edwin Kastolani Burta.

“Atas dasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dihimbau kepada Kepala Satuan Pendidikan se-Kabupaten Pesisir Barat, agar siswa dilarang untuk membawa alat permainan Lato-lato ketika di lingkungan sekolah,” isi surat tersebut. *Ist/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *