Connect with us

SPORT

Dua Tahun Berdiri : Dojo Akarui Mulai Miliki Atlet Berprestasi Karate

Published

on

KopiPagi | SALATIGA : Satu lagi sanggar latihan karate (Dojo) yang belum lama berdiri yaitu pada 18 Februari 2018 lalu yang masuk dalam Inkai dibawah naungan Forki, bernama ‘Dojo Akarui’ di Sukosari RT 02 RW 02 Kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

Wakil Ketua ‘Dojo Akarui’ Salatiga, M Aditya Setyawan menjelaskan bahwa dojo yang ‘ber-base camp’ di rumahnya ini, baru berdiri kurang lebih dua tahun lalu. Dan, di ‘Dojo Akarui’ ini sengaja melatih dan membina khusus anak-anak yang sama sekali belum mengetahui tentang karate. Saat berdiri, ‘Dojo Akarui’ ini hanya memiliki kohay sebanyak 25 anak, kemudian dengan telaten dan rutin anak-anak tersebut dilatih hingga sekarang ini sudah meningkat ada 32 anak atau atlet dan 2 atlet diantara dari Amerika Serikat (AS).

“Mengawali membuka ‘Dojo Akarui’ ini, dirinya sengaja mencari anak-anak yang belum mengetahui akan karate. Ternyata, gayung bersambut, mendapatkan 25 anak yang sama sekali belum ‘tersentuh’ latihan karate. Kemudian, secara resmi masuk ‘Dojo Akarui’ ini, dan kita gembleng dengan latihan rutin melalui pelatih Prabowo. Untuk latihan sementara di Gedung Pertemuan Kelurahan Cebongan dan di base camp Dojo Akarui di Sukosari ini,” kata Adit, demikian panggilan akrab Muh Aditya Setyawan kepada koranpagionline.com, Rabu (13/01/2021).

Ditambahkan, dari tekun dan rutin latihan dengan bimbingan pelatih Prabowo tersebut, hingga berjalan dua tahun telah memunculkan anak-anak yang punya prestasi. Bahkan, sampai sekarang awal tahun 2021 ini, ada 6 anak ‘Dojo Akarui’ ini yang punya prestasi tingkat nasional. Dan mereka itu masih pelajar SD dan SMP.

“Untuk yang masih SD yang sudah berhasil menuai prestasi dalam mengikuti kejuaraan karate diantaranya Resa dan Bintang dan yang perempuan adalah Zahra, Zeba dan Salsa. Sedangkan untuk SMP adalah Sasa. Dari atlet yang bernaung di ‘Dojo Akarui’ ini, paling muda adalah Kelas 4 SD dan paling besar Kelas 2 SMP. Hal ini, memang kami sengaja dari awal berdiri untuk mencari bibit-bibit atlet karate yang benar-benar dimulai dari nol atau sama sekali belum mengetahui tentang olahraga karate,” ujar Adit.

Menurutnya, bahwa nama ‘Akarui’ itu diambil dari Bahasa Jepang yang artinya ‘Terang’. Jadi, dari terang itulah maka akan dapat menerangi usaha dan langkah-langkah ‘Dojo Akarui’ ini. Pasalnya, sebelumnya saat latihan bergabung di Kodim 0714/Salatiga hanya 5 atlet. Karena, melihat keseriusan anak-anak atau atlet akhirnya berlatih sendiri di Balai Pertemuan Kelurahan Cebongan. Dari sinilah, akhirnya berkembang dan sampai sekarang ada 32 atlet karate.

“Dalam latihan, kita buka minimal lima hari dalam seminggu. Untuk tempat latihan di ‘Dojo Akarui’ di Sukosari dan Balai Pertemuan Kelurahan Cebongan. Meski pelatih hanya satu, namun atlet yang sudah sabuk hitam ada lima atlet dapat membantunya dan itu telah terbukti. Salah satunya saat mengikuti kejuaraan karate di Kendal, dari 8 atlet yang bertanding, kita berhasil membawa pulang 7 medali. Itu diraih dari kategori komite dan katak,” katanya.

M Aditya Setyawan, Wakil Ketua Dojo Akarui Salatiga. (Foto Heru Santoso)

Lebih lanjut Adit menandaskan, bahwa targetnya ke depan adalah menambah ‘kohay’ dan melebarkan sayap yaitu jangka panjang harus menghasilkan atlet karate klas dunia. Pihaknya merasa yakin hal itu dapat dicapainya. Untuk sekarang ini, ada dua atlet yang masuk PPLP Jateng yaitu Zahra (Kelas 2 SMP) dan Dinda (Kelas XI SMA).

“Jika Covid-19 ini segera usai dan pasti akan ada event-event atau kejuaraan karate khususnya di Jawa Tengah, ‘Dojo Akarui’ pasti akan mengikutinya. Hal ini sebagai bentuk pengembangan atlet. Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, para atlet karate ‘Dojo Akarui’ tetap berlatih dan tetap memathui protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” tandasnya. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *