Connect with us

PENDIDIKAN & BUDAYA

Ditemukan Bangunan Batu Bata Tersusun Rapi : Warga Sebut Candi Boto Tumpang

Published

on

KopiPagi | KENDAL : Warga Dusun Boto Tumpang, Desa Karangsari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal digegerkan dengan ditemukannya bangunan dengan susunan batu bata mirip bangunan candi, dari penemuan tersebut lokasi itu langsung ramai dikunjungi masyarakat untuk melihat langsung bangunan candi itu.

Ketua Tim Penelitian Puslitarkenas Agustinus Indrajaja menyatakan, bahwa bangunan dengan batu bata tersusun rapi itu mirip dengan bangunan candi yang terpendam di dalam tanah. Lokasinya berada di pekarangan milik warga dan diduga merupakan peninggalan jaman Hindu-Budha pada era abad ke 7 atau 630 Masehi sebelum Kerajaan Mataram Kuno.

“Bangunan batu bata bersusun mirip candi itu ditemukan pertama kalinya tahun 2018 lalu. Dan kini sedang dilakukan pencarian maupun penelitian peninggalan Hindu-Budha sepanjang pantai utara Jawa Tengah dari Kabupaten Brebes hingga Kabupaten Rembang. Tahun 2018, bangunan yang ditemukan di Kabupaten Kendal itu ada di dua lokasi dengan jarak 200 meter,” jelasnya kepada wartawan di Kendal, kemarin.

Menurutnya, bahwa bangunan batu bata bersusun atau tumpukan batu bata dan masyarakat lebih mudah menyebutnya dengan “boto tumpang” itu memiliki luas 24 meter x 24 meter dengan tinggi antara 3-4 meter. Tahun 2019 lalu, bangunan tersebut mulai digali untuk dilakukan penelitian. Karena dihantam pandemi Covid-19, akhirnya penggalian dihentikan tahun 2020 dan sejak tanggl 7-26 April 2021 kembali dilanjutkan penggalian.

“Pertama kalinya ditemukan, dengan luas 12 meter x 12 meter. Kemudian dilakukan penggalian sampai ke lantai candi dan ternyata melebar menjadi dua kali lipat luasnya. Saat digali itu, mulai nampaknya bentuknya yaitu terdapat tangga masuk. Bahkan, tingginya dari lantai ada 3 – 4 meter. Kabupaten Kendal yang merupakan wilayah pesisir pantai, maka kebanyakan candi yang ditemukan itu berupa boto tumpang,” ujarnya.

Ditambahkan, bahwa candi boto tumpang tersebut sampai sekarang masih dalam tahap observasi. Pihaknya memperkirakan

bangunan bersejarah itu ada pada tahun 630 Masehi atau abad ke 7 sebelum Kerajaan Mataram Kuno. Hanya saja, hingga kini belum ditemukan ikon seperti archa ataupun prasasti. Jika dilihat jeli, ada bangunan setengah lingkaran mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang pernah diteliti pada tahun 2000 lalu

“Dari situ, dimungkinkan pada abad ke 6 atau 7 sudah ada Kerajaan Keling (Kalingga) dengan Ratu Shima. Dengan ditemukannya Candi ‘Boto Tumpang’ di Kendal ini, pihaknya mengajak Pemkab Kendal untuk melestarikan peninggalan bersejarah ini. Harapannya, bangunan tersebut nantinya dapat dipugar dan dilestarikan serta dijadikan sebagai tempat wisata budaya,” katanya lebih lanjut.

Selain di Rowosari, Puslitarkenas menemukan dan menggali sejumlah titik temuan candi di Trisobo, Kecamatan Boja dan Tegalsari, Kecamatan Kangkung yang juga masih masuk dilayah Kabupaten Kendal. Bahkan, komplek tersebut sekarang ini menjadi cagar budaya situs ‘Boto Tumpang’. Dan dilindungi  UU RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.

Terpisah, pertama kali yang memenukan bangunan candi itu Suprabowo menyatakan, bahwa saat ditemukan ketika dirinya menggali pekarangan depan rumahnya. Penggalian lahan itu akan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah sedalam 1 meter. Belum selesai menggali tanah itu, dikagetkan adanya tumpukan batu bata tersusun rapi. Kemudian, dirinya langsung menghentikan penggalian.

“Setelah melihat ada batu bata tersusun rapi itu, saya menghentikan penggalian. Dan penemuan kemudian saya laporkan ke aparat desa maupun instansi terkait. Lalu, ada Tim Arkeolog datang dan menunjuk halaman depan rumahnya itu jika ada banyak batu terpendam yang merupakan bangunan peninggalan sejarah berupa candi. Selanjutnya, saya bersama warga sekitar melakukan penggalian lanjutan di tahun 2019 lalu dan dilanjutkan pada tahun 2021 ini,” terang Suprabowo kepada sejumlah wartawan di rumahnya, belum lama ini.

Sampai sekarang sudah berhasil menggali tanah itu sedalam 4 meter. Dan akhirnya ditemukan pula bangunan benteng (tembok) utama candi setinggi 3 meter. Bangunan candi ‘Boto Tumpang’ ini hendaknya dapat dijadikan dan dikembangan menjadi tempat wisata baru di Kendal. Dengan menjadi tempat wisata baru, maka perekonomian masyarakat Rowosari akan semakin meningkat.  ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *