Connect with us

BIVEST

Diawali Iseng, HM Kemat Kini Pelihara Ratusan Burung Perkutut Berkualitas

Published

on

KopiOnline SALATIGA, – Mengembangkan ternak burung khususnya Burung Perkutut itu, boleh dikatakan “gampang-gampang, susah”. Namun, dengan niat yang tulus berusaha dan didasari oleh hobby, ternyata justru membuahkan hasil yang maksimal. Apalagi, jika burung Perkutut tersebut merupakan bibit yang bagus maka hal ini banyak dicari para pecinta burung Perkutut dari manapun asalnya.

Hal itu, telah dilakukan HM Kemat SSos.I, anggota DPRD Kota Salatiga lima periode, salah satu peternak burung Perkutut di Kota Salatiga. Tidak kurang 25 unit kandang dan ratusan ekor burung Perkutut ‘bangkok’ menjadi tempat beternak burung tersebut.  Masing-asing kandang itu diberikan nama sesuai dengan trah ternama di Indonesia, diantaranta “Trah Palm Tasikmalaya, Padma Cimahi, Golden dan Patriot Bandung, Cristal dan AW Surabaya, Shasha dan MTG Jakarta, Joni Cirebon, Saskia Pekalongan, Yunann Pati, maupun Prokung Semarang.

“Awalnya saya di tahun 2000-an hanya iseng pelihara burung Perkutut, namun dengan suaranya Perkutut itu benar-benar lain dan enak dinikmati akhirnya menjadi “kesengsem” (sangat suka-red). Bahkan, saat ada lomba burung Perkutut saya mencoba mengikutinya menjadi peserta. Dan, saat itu tidak diduga, burung Perkutut ini masuk menjadi juara. Dari sinilah, saya terus kembangkan ternak burung Perkutut dan hingga kini ada 25 kandang. Semuanya, siap untuk dilombakan,” terang HM Kemat kepada koranpagionline.com, Minggu (31/05/2020).

Kandang Perkutut yang dimilikinya.

Ditemui di rumahnya Jalan Sukosari RT 02 RW 02 Cebongan, Kec Argomulyo, Kota Salatiga, dikatakan bahwa hobbynya memelihara burung Perkutut itu dijalaninya sejak tahun 2000 lalu. Saat itu masih pelihara jenis yang biasa. Mulai menekuni beternak sejak tahun 2017 dengan tekat mengembangkan hobby-nya dengan mengikuti berbagai lomba seni suara burung Perkutut atau yang sering disebut “kunkurs” Perkutut.

“Awalnya memang saya suka burung Perkutut atau Kutut. Namun itu hanya iseng saja dan itu terjadi pada tahun 2000 lalu. Tahun 2017, saat mulai burung Perkutut yang saya pelihara bertambah, muncul niat untuk beternak dengan menambahi jenis bangkok yang berkualitas. Lalu, tergerak ikut lomba seni suara burung Perkutut. Dari sini, akhirnya burung Perkutut bangkok yang saya lombakan dapat menjadi juara dan ketagihan. Kini, justru saya konsentrasi mengembangkan ternak dan ada 25 unit kandang berisi berbagai jenis trah Kutut dari Indonesia,” kata Kemat, yang kini menjadi Ketua Komisi B – DPRD Kota Salatiga.

Dirikan “Parlemen Bird Farm”

Ditambahkan, dengan hobbynya itu, kini politisi PDI Perjuangan ini tergabung dalam wadah pecinta Perkutut di Parlemen Bird Farm (PBF). PBF ini merupakan salah satu peternak Perkutut bangkok terbesar di Kota Salatiga dan Perkutut yang dimilikinya telah banyak menorehkan juara dan memperoleh Tropy Kejuaraan Lomba “Kung Mania” baik tingkat regional Jawa Tengah maupun nasinal. Untuk mengikuti lomba itu, dirinya sengaja memilih pada hari Sabtu dan Minggu. Ini agar tidak mengganggu profesinya sebagai “wakil rakyat” di Kota Salatiga.

“Yang jelas, ternak Kutut ini akan terus saya kembangkan. Bahkan, tetap akan mengikuti lomba di berbagai daerah di Jateng dan Indonesia. Dan, jika lomba tersebut digelar pada hari Sabtu atau Minggu. Namun, sejak mewabahnya Covid-19 ini, kejuaraan Kung Mania untuk sementara waktu berhenti. Waktu tidak ada lomba, sengaja saya menfaatkan melakukan perawatan dan pembenahan sarana dan prasarananya,” ujarnya.

Selain ternak dan menjadi peserta loma Kung Mania, dirinya juga menyediakan dan menyiapkan ‘indukan dan piyik (anakan)’ Perkutut bagi warga masyarakat yang ingin mengembangkan hoby Kung Mania ini. Pelanggannya, sampai sekarang ini bukan hanya dari para Kung Mania namun masyarakat pecinta Kutut yang tidak suka mengikuti lomba juga banyak. Mereka tidak hanya dari Salatiga saja, namun datang dari berbagai daerah di Indonesia ini.

“Pesan saya kepada pecinta Kutut, jika ingin membeli burung Perkutut indukan atau piyik, jangan terlalu emosi. Hendaknya dapat dicermati betul asal trah dan kualitas suara Perkutut tersebut. Juga, jangan mudah tergiur dengan harga murah serta harus sabar dan cermat dalam memilih Perkutut yang berkualitas. Ini semua harus dipegang jika ingin mendapatkan Perkutut yang kualitas. Bahkan, saya siap membantunya untuk mencarikan Perkutut yang berkualitas,” tandas mantan wartawan koran harian di Semarang, yang kini tergabung di Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) dengan nomor induk 3369. Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *