Connect with us

REGIONAL

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM : Ratusan Mahasiswa Geruduk DPRD Salatiga

Published

on

SALATIGAKopiPagi : Ratusan mahasiswa yang merupakan gabungan dari berbagai elemen kemahasiswaan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), menggelar demo di kantor DPRD Kota Salatiga Jalan Sukowati No 51 pada Senin (12/09/2022), terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Para demonstan ini, di gedung DPRD awalnya diminta untuk masuk ke ruangan namun ditolak. Akhirnya, meski harus berpanas-panasan di bawah terk matahari, gabungan itu harus duduk lesehan di pelataran gedung dewan.

Ketua Umum GMNI Kota Salatiga Alfian Fikri Nur Fauzi mengatakan bahwa kenaikan harga BBM sekarang ini sangat memberatkan dan menjadikan sengsara rakyat Indonesia. Ketika masyarakat masih menyesuaikan perekonomian pasca pandemi Covid-19, namun pemerintah tidak serius dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan yang ditetapkannya.

“Yang jelas, kenaikan harga BBM ini sangat menyengsarakan rakyat Indonesia. Kami, GMNI Kota Salatiga akan menolak kenaikan tersebut. Untuk itu, DPRD Kota Salatiga sebagai representatif dari masyarakat harus mendengarkan jeritan masyarakat terkait kenaikan harga BBM,” ujar Alfian.

Ketua Umum IMM Kota Salatiga Farhan Adli mengatakan, bahwa aksinya tidak hanya sebatas menentukan eksistensi. Namun, meminta meminta DPRD Kota Salatiga untuk mau mendengarkan suara rakyat Kota Salatiga. Pasalnya, kenaikan harga BBM merupakan masalah serius menyangkut keberlangsungan hidup rakyat. Dan, sangat memberatkan rakyat Indonesia.

Sedangkan, Fahmi Arsyad salah satu peserta aksi menyatakan, bahwa aksi yang dilakukan bersama ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi bangsa Indonesia. Bahkan, kondisi terkini yaitu kenaikan harga BBM. Ini masalah serius yang sangat membuat rakyat Indonesia sengsara.

“Yang jelas, kami semua ini menolak kenaikan harga BBM. Untuk itu, pemerintah melakukan evaluasi terkait dengan kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi,” katanya.

Dalam aksi tersebut, gabungan elemen mahasiswa menambahkan empat. Pertama, menolak kenaikan harga BBM dan mendesak pemerintah untuk melakukan pengeluaran anggaran belanja dan mengalihkan untuk kepentingan rakyat. Kedua, mendesak pemerintah memberantas mafia di sektor minyak, gas dan pertambangan dengan gerakan hukum yang adil dan transparan. Ketiga, mendesak pemerintah menunda proyek-proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung ke masyarakat. Dan, ke empati adalah mendesak DPRD Kota Salatiga untuk menolak kenaikan harga BBM.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Salatiga Tari Ishak Palit menyatakan, bahwa DPRD Kota Salatiga siap mengawal aspirasi para mahasiswa. Secara pribadi, dirinya sadar dengan apa yang disampaikan mahasiswa. Tetapi, atas nama DPRD Kota Salatiga harus membeli sesuai dengan prosedur yang ada.

“Untuk menaikkan harga BBM tersebut ada di pemerintah pusat, namun akan siap mengawal mahasiswa. Bahkan akan menuntut para mahasiswa ini serta mengirimkan suara dari masyarakat ke pusat. Perlu, bicara demokrasi itu tidak saling ingin diketahui. DPRD adalah lembaga dan nantinya segera diagendakan dan dimasukkan ke dalam Banmus,” tandas Dance. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *