Connect with us

BIVEST

BI Gelar Festival Syariah : Masyarakat agar Lebih Bijak memilih aplikasi

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Bank Indonesia kembali menggelar Festival Syariah (Fesyar) yang sudah berlangsung sejak Senin 27 September 2021 kemarin. Pada hari ke-5 yang berlangsung Jumat (01/102021), Festival Syariah sesi pertama mengangkat tema ‘Ragam Investasi Syariah Yang Membawa Berkah’.

Fesyar tersebut dengan menghadirkan para pembicara yaitu Darjana Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Putri Madarina Founder Halavestor, Dima Djani Founder dan CEO ALAMI Group, dan Irwan Abdalloh Kepala Divisi Pasar Modal Indonesia BEI serta dimoderator oleh Terry Putri.

Dalam sambutannya, Kepala Divisi Pasar Modal Indonesia BEI, Irwan mengatakan bahwa perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1997 yaitu berupa produk Reksadana Syariah hingga kebangkitan Pasar Modal di tahun 2011.

“Di tahun 1997 hingga 2010 nyaris tidak terdengar sama sekali pergerakan Pasar Modal Syariah di Indonesia, dan di tahun 2011 bermunculan gebrakan dan beragam inovasi fleksibel intinya Pasar Modal Syariah merupakan masa depan Pasar Modal Indonesia,” ujar Irwan saat sambutan via zoom.

Sementara itu, Founder dan CEO ALAMI Group, Dima Djani menyampaikan bahwa ALAMI mendapatkan penghargaan Fintech Syariah Terbaik di dunia yang baru mendapatkan penghargaan Best Islamic Syntax Landing in The World dan di Indonesia dengan program pembiayaan budi daya ikan di Jawa barat.

“ALAMI sendiri sudah menyalurkan pembiayaan Rp 1 triliun dalam 2 tahun terakhir. ALAMI ingin membuktikan stigma masyarakat bahwa bank syariah lambat, lebih mahal dan teknologinya kurang ingin kami patahkan di ranah Fintech ini.

Jadi di ALAMI itu harga lebih kompetitif dari konvesional, tentunya dengan service baik dan cepat serta juga pembiayaan terjaga yang berkualitas yang bagus,” terangnya.

Dima memaparkan bahwa model bisnisnya peer to peer mempertemukan antara UKM atau personal yang membutuhkan pembiayaan untuk produktif dengan teman yang memiliki uang lebih dan ingin diputar.

“Jadi, peer to peer pembiayaannya bukan ke user tapi ke UKM-UKM yang membutuhkan. Jadi fungsi sosial impactnya lebih terasa,” paparnya.

Sementara, Darjana Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya menambahkan bahwa perkembangan Pasar Modal Syariah dari tahun ke tahun sangat pesat dan cepat, serta banyaknya media untuk dimanfaatkan.

“Diharapkan masyarakat bisa lebih bijak dalam memilih aplikasi atau media investasi yang baik dan telah disetujui oleh pihak-pihak kompeten seperti Bank Indonesia dan OJK. Hal ini berguna agar terhindar dari bentuk kerugian-kerugian di masa akan datang, baik dari waktu maupun finansial,” pungkasnya. *Asr/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *