Connect with us

NASIONAL

Bangkai Pesawat dan Benda Mirip Drone Ditemukan di Perairan Indonesia

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Setelah ditemukan benda asing menyetupai drone laut di perairan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel) dan di Kepulauan Riau, kini menyusul sejumlah serpihan benda yang diduga bangkai pesawat ditemukan warga di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Temuan itu berupa benda setengah tabung sekitar 8 meter.

Serpihan yang diduga kuat bangkai pesawat ditemukan Arfandi yang sedang memancing bersama keluarganya di perairan Kumai. Selanjutnya penemuan benda tersebut dilaporkan ke Polda Kalimantan Tengah. Atas temuan tersebut pihak kepolisian dan pihak yang terkait akan melakukan penyelidikan atas benda tersebut.

“Benda yang ditemukan berbentuk setengah tabung dengan panjang kurang lebih sekitar delapan meter dan berdiameter sekitar lima meter. Bahan dari serpihan ditemukan adalah fiber, hanecom alumunium atau sejenis plat alumunium,” kata Kabid Humas Kombes Pol Hendra Rochmawan di Palangka Raya, Rabu (06/01/ 2021).

Hendra menuturkan, barang temuan pendukung lainnya berupa elektrik plak dengan kode YF 19-46TJa WFC, kode YF 19-46TJa WFC2, plak tanpa kode ada dua jenis, diduga elektrik selenoid kode BLS-300C 34-1 19C serta serpihan Hanicom dari alumunium, serpihan fiber itu bagian dari pesawat terbang. Ada juga logo atau lambang pada sisi luar benda berbentuk bintang dan berwarna kuning serta di sisi sebelahnya berlogo bintang seperti bekas terbakar dengan tulisan CNSA di kelilingi gambar padi.

Temuan lainnya di lokasi terpisah, , lanjut Hendra, dengan jarak kurang lebih sekitar 500 meter dari benda yang diduga bagian dari pesawat berupa pelampung dan wearpack dengan merk YUAN WANG HAI PANAMA.

Jadi atas hal itu tim yang mendatangi lokasi tersebut, juga sudah berkoordinasi dengan PT. Kumai Sentosa untuk pembuatan posko apabila benar diperlukan.

“Halaman kantor PT Kumai Sentosa dapat dijadikan landing hellypad pada koordinat 3°26,3′ S – 111°49′ T dengan konstruksi tanah pasir basah dan padat. Jadi hal itu sudah ditindak lanjuti oleh tim,” bebernya.

Perwira Polri berpangkat melati tiga itu menyatakan, di lokasi kondisi pantai dasar lumpur dengan kedalaman 60-140 centimeter pada saat surut terendah. Rute terdekat efektif melalui teluk keramat PT Kumai Sentosa blok 70, selanjutnya lewat saluran irigasi menggunakan klotok milik perusahaan ke blok 77.

“Sedangkan, untuk gelombang radio milik perusahaan 149.600,” ungkapnya.

Tim gabungan baik dari Basarnas, Polairud Polda Kalteng, Pos AL Kumai, Satpolairut Polres Kobar, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan wilayah Kalteng dan masyarakat bahu membahu mengamankan dugaan serpihan bangkai pesawat itu di lokasi kejadian.

Drone di Perairan Selayar

Seperti diketahui sebelumnya masyarakaat dikejutkan dengan ditemukannya benda mirip drone khusus untuk di laut di perairan Indonesia, tepatnya Kepulauan Selayar kawasan perairan Sulawesi Selatan. Benda mirip drone yang diduga kuat milik China itu ditemukan seorang nelayan yang sedang melaut, Sabtu (26/12/2020) pukul 07 : 00 WITA.

Benda mirip drone laut yang ditemukan di Kepulauan Selayar Sulsel, Foto Ist.. Foto : Ust.

Konon, drone yang disebutkan sebagai seaglider ini mempunyai kerangka dua sayap masing-masing berukuran 50 sentimeter, panjang bodi berukuran 225 sentimeter. Seaglider ini juga mempunyai antena belakang dengan panjang 93 sentimer. Sedangkan seluruh kerangka seaglider erbuat dari bahan alumunium dan di bodi seaglider terdapat instrument mirip kamera.

Penemuan drone yang konon milik China ini sempat menyedot perhataian warganet dan sejumlah politisi, di antaranya Fadli Zon yang menanggapi melalui cuitan Twitter pribadinya. Politikus Partai Gerindra yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menuturkan, Indonesia bukanlah wilayah yang terpetakan. Sehingga tidak seharusmya dapat secara bbebas dimasuki semacam drone pengintai, terlebih di wilayah laut,  Fadli juga menyebut masuknya drone diduga milik asing tersebut, juga merupakan sebuah penghinaan terhadap kedaulatan RI.

Sementara itu,anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamto sebelumnya menyebutkan bahwa ditemukannya drone milik asing dikaitkan dengan lemahnya sistem keamanan teritori di Indonesia.  Untuk itu ia mendesak pemerintah Indonesia untuk mengejar ketertinggalan pertahanan dari sisi teknologi.

“Ini pekerjaan rumah Pak Menhan (Prabowo Subianto) untuk mendorong percepatan pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh,” ungkap Sukamta melalui keterangannya, Sabtu (02/01/2021).

Menurut Sukamto, sangat penting dan perlu bagi instansi terkait untuk menyelidiki asal-usul drone tersebut, karena ini berkaitan langkah hukum selanjutnya. Apabila terbukti milik asing, maka pemerintah Indonesia kudu protes keras melalui jalur diplomatik.

“Kalau dibiarkan ini sangat berbahaya, karena bisa saja terjadi pencurian data-data penting geografis dan potensi laut. Untuk itu, pemerintah bisa menjalin kerjasama dengan beberapa Negara lain untuk ahli teknologi, disamping mendorong riset nassional untuk pengembangan teknologi sistem pertahanan yang mumpuni,” tandasnya.

Kewaspadaan, masih kata Sukamto, harus ditingkatkan mengingat letak Indonesia yang berada di zona ketegangan dapat dimanfaatkan Negara asing Karena, ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan China, Amerika Serikat, Australia dan beberapa Negara Asean bisa berdampak Indonesia. Untuk itu, TNI AL dan Bakamla harus mengintensifkan patroli laut, khususnya di pintu-pintu masuk wilayah perairan Indonesia.

Sementara itu di tempat terpisahm Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, benda asing yang ditemukan di perairan Sulawesi Selatan adalah Seaglider. Benda tersebut kemudian dibawa ke Hidrosal, lembaga yang kompeten meneliti, selanjutnya dibawa ke Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) guna penelitian lebih lanjut..

Sampai sejauh ini Yudo menyebutkan bahwa penemuan benda menyerupai drone belum ditemukan tanda-tanda atau ciri-ciri Negara pembuatnya.

“Jadi tidak ada tulisan apa pun di sini. Kami tidak rekayasa, bahwa yang kami temukan seperti itu masih persis seperti yang ditemukan nelayan tersebut kita bawa ke sini (Jakarta),” kata KSAL. *Kop..

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *