Connect with us

KANDIDAT

Sibernomie Menghantar Bagus Sudarmanto Raih Gelar Doktor Kriminologi UI

Published

on

KopiOnline Depok,- Temuan tentang konsep sibernomie, yang merupakan prilaku anomie di ruang siber medsos, mengantar jurnalis senior Bagus Sudarmanto berhasil meraih gelar doktor bidang Ilmu Kriminologi dari Universitas Indonesia (UI).

Gelar doktor itu diraih salah satu pakar di beritatrans.com dan sebelumnya berkarir di Harian Pos Kota Grup hingga puncaknya menjabat sebagai Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Umum media harian tersebut setelah mempertahankan disertasinya di hadapan sejumlah guru besar perguruan tinggi tersebut.

Dalam Sidang Terbuka dengan promotor Prof Adrianus Eliasta Meliala M.Si, M.Sc, Ph.D dan ko-promotor Dr Iqrak Sulhin M.Si di Auditorium Juwono Sudarsono, Kampus FISIF UI, Depok, Selasa (7/1/2020), Bagus berhasil mempertahankan disertasinya berjudul: “Perilaku Sibernomie dan Tindakan Persekusi di Era Post-Truth (Kuasa Media Sosial Dalam Prespektif Kriminologis)”.

Bagus memulai penelitian dengan memungut Teori Anomie, yang lahir dan dicetuskan oleh sosiolog Perancis, Emile Durkheim untuk menggambarkan perubahan besar struktur masyarakat di Eropa pada 1930. Lewat bukunya The Division of Labor In Society (1964).

Durkheim menggambarkan anomie sebagai “kekacauan” dan “keinginan yang tak pernah terpuaskan” (Cotterrell, Roger, 1999) atau “penyakit dari yang tak terbatas” karena keinginan tanpa batas tidak pernah dapat dipenuhi (Susan, Bowker, dan Neumann, 1997).

Konsep anomie Durkheim, kemudian dikembangkan oleh Robert King Merton, dan Messener & Rosenfield. Messner dan Rosenfeld (1994) dalam Bernburg (2002:730-731) berupaya mengembangkan lebih jauh teori anomie yang dicetuskan Durkheim dan Merton ke bentuk institutional-anomie. Teori ini perpijak pada bagaimana kemunculan anomie dalam kaitan tatanan institusional khusus pada masyarakat kontemporer.

Berdasarkan berbagai konsep anomie tersebut dan pengguna media sosial memberikan gambaran bahwa media sosial merupakan ruang interaksi yang telah memengaruhi pola perilaku masyarakat.

Media sosial atau medsos di era post-truth, menurut Bagus, merupakan ‘wadah kekuasaan’ agen untuk mendominasi kebenaran dan penundukan. Kesenjangan ruang maya dan ruang nyata (Jaishankar, 2008) dan kekuasaan individu yang dimiliki setiap agen, membuat wacana di medsos dipenuhi pertarungan persepsi tentang makna kebenaran.

Post-truth bukanlah sekadar hoax yang menyesatkan atau fake news yang memalsukan fakta, melainkan upaya mengklaim kebenaran. Tiap-tiap orang merasa dirinya benar meski hanya bersandar pada konstruksi tafsir dan opini terhadap fakta dan mengenyampingkan fakta sebenarnya,” ujarnya.

Dengan melihat fakta-fakta tersebut, Bagus memberi nama perilaku anomie di ruang siber medsos adalah: siber anomie, disingkat sibernomie.

Berdasatkan uraian dan penjelasan di atas, Bagus berkesimpulan: Pertama, tindakan menggunggah ujaran harmful discourse di media sosial di era post-truth dapat disebut sebagai perilaku sibernomik dan keadaan sibernomie.

Rekonseptualisasi konsep baru anomie (kondisi) di ruang siber ini diberi nama siber anomie atau disingkat sibernomie dan perilaku anomik atau disingkat sibernomik.
Kedua, atas temuan rekonseptualisasi anomie menjadi sibernomie, maka pertanyaan penelitian yang kedua dapat diartikan bahwa sibernomie dapat memantik perilaku tindakan kekerasan dari ruang maya ke ruang nyata.

“Hasil penelitian menemukan bahwa sibernomie tak saja memantik persekusi, tetapi juga tidak memantik persekusi. Faktor penyebab ada-tidaknya persekusi adalah ruang, waktu, dan konteks saat ujaran berbahaya diunggah di ruang medsos,” katanya.

Bagus Sudarmanto adalah lelaki kelahiran Denpasar 16 Juli 1957 yang memulai karirnya sebagai wartawan di Harian Pos Kota dari 1979 hingga saat ini.

Berbagai jabatan penting juga pernah disangdangnya dalam grup media tersebut. Pemimpin Redaksi Harian Terbit (1993-1995) dan Pemimpin Redaksi Tabloid AKSI(1996-1999).

Bagus mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta (Lulus Sarjana Muda Tahun 1983), kemudian dilanjutkan ke Universtas 17 Agustus 1945 Jakarta (Lulus Tahun 2000), Pascasarjana Jurusan Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (Lulus Tahun 2008), Studi Program Doktor Ilmu Komunikasi di
Sekolah Pascasarjana Usahid Jakarta (Tahun 2013- 2017), dan Studi Program Doktor Ilmu Kriminologi di FISIP Universitas Indonesia sejak 2014.

Bagus Sudarmanto memiliki seorang istri dan dua orang anak, putera dan puteri, yang juga lulusan UI dan kini sudah bekerja. trans/kop

DR. Bagus Sudarmanto di Departemen Kriminologi Universitas Indonesia. Foto Ist.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *