Connect with us

JAGAT

Sengketa Pulau dengan Jepang, Rusia Tebar Rudal

Published

on

KopiPagi.Jakarta. Rusia telah mengerahkan sejumlah sistem pertahanan rudal S-300V4 baru untuk tugas tempur di rantai pulau yang disengketakan di dekat Jepang. Langkah ini kemungkinan besar akan membuat marah Tokyo.

Stasiun televisi Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda melaporkan, sistem pertahanan udara bergerak yang dirancang untuk melawan serangan rudal balistik dan udara itu berada di Iturup, salah satu dari empat pulau yang dikuasai oleh Rusia yang diklaim oleh Jepang dan disebut sebagai Wilayah Utara.

“Sistem rudal anti-pesawat jarak pendek sudah bertugas di pulau Iturup di Wilayah Sakhalin. Sekarang ‘artileri berat’ pertahanan udara telah tiba. Yang disebut sistem pertahanan udara besar: S-300V4,” lapor Zvezda yang dikutip dari Reuters, Selasa (1/12)

Soviet merebut pulau-pulau itu, yang dikenal sebagai Kuril Selatan, pada akhir Perang Dunia Kedua dan perselisihan teritorial di atasnya telah mencegah kedua belah pihak menandatangani perjanjian perdamaian resmi sejak itu. Rusia dan Jepang pun hingga kini terkunci dalam ketegangan selama bertahun-tahun.

Jepang sangat sensitif terhadap gerakan militer Rusia di rantai pulau yang secara strategis sangat penting. Rantau kepulauan itu membentang di timur laut dari Pulau Hokkaido Jepang ke wilayah Timur Jauh Rusia di Kamchatka.

Rusia mengatakan pada bulan Oktober pihaknya berencana untuk menggunakan sistem rudal di pulau-pulau itu untuk pertama kalinya, tetapi langkah itu akan menjadi bagian dari latihan militer dan bukan untuk tugas tempur.

Pengerahan itu dilakukan tidak lama setelah mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang mendorong untuk menyelesaikan perselisihan dan mencoba memenangkan hati Presiden Rusia Vladimir Putin, mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan Agustus lalu.

Sejak pertengahan abad ke-20, Rusia dan Jepang telah mengadakan konsultasi untuk mencapai perjanjian damai sebagai tindak lanjut Perang Dunia II. Kepulauan Kuril tetap menjadi masalah, karena setelah Perang Dunia II pulau-pulau tersebut diserahkan kepada Uni Soviet, sementara Jepang mengklaim empat pulau di bagian selatan.

Pada tahun 1956, kedua negara menandatangani deklarasi bersama untuk mengakhiri perang dan memulihkan hubungan diplomatik dan semua hubungan lainnya, namun perjanjian damai masih belum tercapai. Moskow telah berkali-kali menyatakan bahwa kedaulatan Rusia atas pulau-pulau tersebut tidak dapat dipertanyakan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *