Connect with us

NASIONAL

Sekjen APKASI: BJ Habibie Sering Ingatkan, Teknologi tak Berarti tanpa Agama

Published

on

KopiOnline Tanjung,– Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH, Sekjen Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Prof. DR. Ing. H. Baharuddin Jusuf Habibie, FREng., Rabu (11/09/2019).

“Pak Habibie merupakan teladan bangsa ini. Bagi saya, beliau tidak hanya sekedar seorang pemimpin, tetapi beliau adalah pemimpin berkarakter yang memimpin dengan hati,” ujar Najmul Akhyar pada otonominews yang mewawancarainya, Kamis (12/09/2019).

Lebih jauh Najmul Akhyar menilai, BJ Habibie juga seorang pemimpin yang benar-benar ingin melihat bangsa Indonesia, maju. Dikatakannya, bukan hanya maju dari sisi teknologi, tetapi juga dari sisi keimanan. “Kita mengenal, imtaq dan iptek dari beliau,” terangnya.

Sekedar untuk diketahui, istilah imtaq dan iptek merupakan dua istilah yang diperkenalkan oleh BJ Habibie yang merujuk kepada iman dan taqwa (imtaq) dan iptek (ilmu pengetahun dan teknologi). Kedua istilah itu diharapkan oleh BJ Habibie menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.

Dikatakannya, BJ Habibie adalah presiden yang lahir pada saat transisi (pergantian pemimpin dari HM Soeharto ke BJ Habibie).

“Menurut saya tidak mudah untuk mengawal suasana transisi tersebut, tetapi beliau mampu melakukannya. Karena beliau adalah seorang yang demokratis. Kalau saat ini banyak yang mengatakan bahwa beliau adalah Bapak Demokrasi, itu tidak berlebihan,” terang Najmul Akhyar yang saat ini juga menjabat sebagai Bupati Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Diketahui Najmul Akhyar, BJ Habibie jugalah yang menerima UU Otonomi Daerah. Pada saat itu, cerita Najmul Akhyar, Pembina APKASI saat ini, Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid merupakan Dirjen PUOD yang sangat berperan dalam rangka menjadikan Indonesia ini sebagai negara demokratis, pasca Orde Baru.

Menurut Najmul Akhyar, sosok BJ Habibie adalah pemimpin yang tidak mengedepankan kekuasaan semata-mata, tetapi dia memimpin dengan hati dan keteladanan. “Sifat itu saya kira harus diikuti oleh pemimpin setelah beliau dan juga harus dikenang oleh bangsa ini.” ujarnya.

Dikatakan Najmul Akhyar, tidak banyak orang yang bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik pada saat kondisi abnormal. “Saat itu sedang terjadi peralihan kekuasaan, sedang terjadi gesekan-gesekan, tetapi Alhamdulillah beliau bisa menyelesaikan tugas beliau dengan baik. Dan itu tidak lepas dari pada tangan dingin beliau sebagai pemimpin yang berkarakter,” paparnya.

Di dalam pandangannya, BJ Habibie adalah pemimpin yang menginginkan Indonesia menjadi negara yang hidup dengan mengandalkan teknologi. “Beliaulah yang memperkenalkan teknologi di Indonesia. Kalau bicara soal duta Indonesia soal teknologi, Habibie-lah orangnya,” tegas Najmul Akhyar.

Satu hal yang tidak perlu lagi diragukan dari sosok seorang BJ Habibie, kata Najmul Akhyar adalah tentang kecintaannya terhadap Indonesia.

“Seandainya secara pribadi beliau ingin hidup enak, sekedar terpenuhi segala kebutuhannya dan keluarga, beliau tidak perlu meninggalkan Jerman. Apa pun yang beliau inginkan, bisa beliau dapatkan di Jerman, terutama hal-hal yang bersifat materi. Belum lagi hal-hal yang bersifat apresiasi terhadap prestasi yang beliau lakukan,” jelasnya.

Akan tetapi, dengan mantab BJ Habibie meninggalkan semua kesenangan itu untuk kembali ke Indonesia. Hal itu, kata Najmul Akyar, merupakan satu bukti bahwa betapa BJ Habibie mencintai Indonesia seutuhnya.

Menurut Najmul Akhyar, sangat banyak hal yang bisa diambil dari seorang BJ Habibie oleh generasi muda. BJ Habibie, katanya, merupakan guru tentang nilai.

“Kehidupan beliau penuh dengan nilai. Kita tidak melihat beliau itu sebagai sosok pemimpin yang hanya bisa kita baca dari luar saja, tetapi BJ Habibie adalah pemimpin yang bisa kita baca dari sisi value-nya, nilainya, karakter kepemimpinan, keteladanan, semua ada pada beliau,” imbuhnya.

Oleh sebabnya, dia berharap, anak-anak muda Indonesia mengidolakan BJ Habibie dengan mengikuti jejak-jejak kehidupannya.

“Saya pikir itu merupakan satu keharusan. Satu hal yang paling luar biasa dari Pak Habibie adalah walaupun beliau seorang teknokrat, teknolog yang sangat menguasai teknologi, tetapi beliau selalu menekankan bahwa kehidupan terbaik adalah kehudupan yang didasarkan pada nilai-nilai agama,” jelas Najmul Akhyar.

Dijelaskan Najmul Akhyar, BJ Habibie mengajarkan kita tidak larut dengan teknologi dan modernisasi. BJ Habibie beberapa kali mengingatkan, semua teknologi tidak ada artinya bila tidak ada agama dalam kehidupan kita.

“Ini adalah ungkapan yang luar biasa dari beliau. Bahkan tentang cinta, beliau tidak hanya bicara tetapi juga memberi teladan. Bagaimana kecintaan beliau terhadap Ibu Ainun dan kecintaan beliau terhadap keluarganya. Ini adalah juga contoh dan teladan yang baik bagi anak bangsa,” sambungnya. otn/kop

Media Partner : otonominews.co.id

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *