Connect with us

NASIONAL

Pernyataan Cak Nun Bikin Heboh : Saya Tidak Bangga dan ‘Hina Kalau ke Istana’

Published

on

KopiOnline Jakarta,– Potongan pernyataan budayawan Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal sebagai Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, soal ‘hina jika ke Istana’ menjadi viral. Di balik video viral itu, ada keheranan Cak Nun soal ‘kehebohan’ ini.

Pernyataan Cak Nun yang menjadi viral ini berasal dari acara Mata Najwa dan juga dibagikan dalam akun YouTube Najwa Shihab dalam video yang berjudul ‘Cak Nun antara KPK dan Teror  Catatan Najwa’. Cak Nun awalnya berbicara soal kasus yang menimpa Novel. Kemudian, ia berbicara bahwa selalu konsisten melakukan sesuatu, termasuk enggan dipanggil ke Istana.

“Saya melakukan segala sesuatu tidak pernah sehari. Kalau saya melakukan A, saya lakukan sampai sekarang umur 60. Sampai sekarang kalau saya bilang ‘hei, saya tidak bisa dipanggil presiden, saya yang berhak memanggil presiden, karena aku rakyat’. Itu saya lakukan, dan saya tidak pernah mau dipanggil ke Istana, dan saya tidak bangga sama sekali. Hina kalau saya ke Istana,” ujar Cak Nun dalam acara Mata Najwa.

Cak Nun menegaskan tidak bermaksud sombong menyatakan demikian. Cak Nun juga tidak menyebut siapa presiden yang dimaksud. 

“Kalau sudah melamar, namanya tamu harus kita hormati. Tapi saya bilang ‘Tuhan, kalau memang nggak baik nggak usah datang, gimana caranya. Sampeyan kan tahu segala macam, punya cara banyak sekali lah. Kalau memang nggak baik nggak usah ditemui’. Akhirnya nggak ketemu semua,” kata Cak Nun.

Dalam video yang beredar, Cak Nun mengatakan kedaulatan berada di tangan rakyat seutuhnya karena Indonesia adalah negara demokrasi. Cak Nun memandang seseorang yang dipilih rakyat untuk menjadi presiden hanya ‘karyawan kontrak’ selama 5 tahun.

“Presiden kan outsourcing, buruh 5 tahun, buruh lima tahun kok manggil-manggil bos,” ujar Cak Nun dan disambut tawa hadirin, dalam video yang beredar, Jumat (10/5/2019).

Ia menambahkan rakyatlah yang berhak memanggil presiden. Komitmen ini ditegaskannya bukan hanya untuk Presiden Joko Widodo.

“Sampai sekarang, kalau saya bilang, saya tidak bisa dipanggil presiden. Saya yang berhak manggil presiden karena aku rakyat. Aku yang bayar,” ujarnya.

“Saya tidak pernah mau dipanggil ke Istana dan saya tidak bangga sama sekali. Hina kalau saya sampai ke sana,” imbuh Cak Nun.

Sementara itu pihak Istana menanggapi pernyataan Cak Nun yang tidak mau diundang ke Istana. Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan Jokowi siap saja menemui tokoh seperti Cak Nun.

“Apa pun alasannya, presiden untuk dan konteks ini akan mempersiapkan waktu yang bagus dan diatur Mensesneg. Tidak hanya Cak Nun, tapi siapa saja. Anda kan tahu karakter Pak Presiden Jokowi itu lebih banyak mendatangi daripada didatangi,” ujar Ngabalin.

Ngabalin juga menegaskan tidak ada paksaan bagi tamu undangan, semisal Cak Nun, menolak jika diundang Jokowi. Yang jelas, kata Ngabalin, Jokowi siap bersilaturahmi dengan siapa saja.

“Tidak ada memaksa, namanya juga diundang. Kan ada yang mendadak tak bisa datang. Jadi normal saja, betapa banyak orang yang tidak bisa dan tidak mau, namanya juga silaturahmi,” ucap Ngabalin. dtk/kop.

Sumber : detik.com

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *