Connect with us

NASIONAL

Mensos Juliari P Batubara : Usai Penyaluran Tahap I Langsung Dievaluasi

Published

on

KopiOnline UNGARAN, – Dalam kunjungannya di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang, Kota Solo dan Kabupaten Semarang, Menteri Sosial Juliari P Batubara ingin memastikan apakah penyaluran bantuan sosial tunai (BST) berjalan lancar atau tidak. Selain itu, ingin secara langsung berdialog dengan penerima bantuan yakni keluarga penerima manfaat (KPM).

Menteri Sosial Juliari P Batubara menyatakan, bahwa selain jungan dan memantau langsung penyaluran bantuan sosial tunai (BST), pihaknya ingin sekali berdialog langsung dengan keluarga penerima manfaat (KPM). Dari sini, akan mengetahui dengan sebenarnya apakah bantuan ini bermanfaat ataukah tidak. Dan, apakah benar para penerima bantuan ini, merupakan keluarga yang benar-benar harus dibantu.

“Saya di Kota Semarang, Kota Solo dan Kabupaten Semarang ini, selain memantau langsung juga ingin berdialog dengan para penerima bantuan (BST) ini. Apakah dalam penyaluran BST ini ada masalah ataulah tidak. Dari dialog ini, nantinya juga dapat kami gunakan sebagai bagian dari bahan evaluasi. Harapannya, untuk penyaluran BST tahap ke dua bulan Mei mendatang, sudah tidak terlalu banyak muncul permasalahan. Pasalnya, dari penyaluran tahap pertama ini nantinya akan langsung dilakukan evaluasi awal,” kata Juliari P batubara kepada koranpagionline.com, usai memberikan secara simbolis BST di Pendopo Kecamatan Ambarawa, Kab Semarang, Kamis (21/05/2020).

Pada intinya, usai penyaluran per tahap itu, pasti akan dilakukan evaluasi. Evaluasi ini secara global setelah semua masukan ataupun permasalahan penyaluran BST dari seluruh Indonesia selesai. Untuk tahap kedua dan ketiga juga demikian, tetap ada evaluasi per tahap. Setelah penyaluran tiga kali atau tiga tahap (April, Mei dan Juni) selesai, baru evaluasi secara menyeluruh. Dari evaluasi secara nasional ini, apakah BST tersebut akan dilanjutkan atau tidak, nantinya akan ada penjelasan secara resmi.

“Khususnya penyaluran BST di Kota Semarang, Kota Solo dan Kab Semarang sekarang ini, secara prinsipiil, permasalahannya belum nampak atau belum ada. Jika dikatakan masih banyak salah sasaran maka kita lihat dulu. Antara yang salah sasaran dengan yang tidak salah itu lebih banyak yang mana. Saya yakin, masih banyak yang tepat sasaran penyaluran BST ini. Jika dalam tiga tahap penyaluran tetap muncul masalah, hal itu saya nilai wajar karena bantuan ini dilakukan secara nasional,” katanya.

Ditambahkan mantan anggota DPR RI ini, terkait dengan kecepatan penyaluran BST, bahwa semua itu tergantung dari koordinasi ketiga pihak yaitu Kementrian Sosial, PT Pos maupun Pemkab/Pemkot. Ketiga elemen ini tidak dapat dipisahkan dalam penyaluran BST ini. Terkait, apakah nantinya BST ini akan dilanjutkan ataukah tidak, semua itu tergantung dari hasil evaluasi secara nasional maupun keputusan dari Presiden RI.

“Intinya, BST yang sekarang ini adalah bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, namun tetap memperhatikan berbagai pertimbangan. Selain itu, apakah BST ini akan berlanjut di bulan-bulan berikutnya, masih harus kita lihat dan tunggu hasil evaluasinya. Namun, untuk masalah anggaran sosial, sudah dianggarkan oleh Menteri Keuangan RI,” tandasnya.

Sebelum meninggalkan Ambarawa, Kab Semarang ini, Mensos RI Juliari P Batubara melakukan kunjungan silaturahmi ke rumah politisi “gaek” PDI Perjuangan, The Hok Hiong, yang juga anggota DPRD Kab Semarang. Rumah politisi PDIP tersebut hanya berjarak puluhan meter saja dengan Kantor Kecamatan Ambarawa. Dalam kunjungan itu, Juliari P Batubara beserta rombongan berjalan kaki. Di rumah The Hok Hiong, sempat berdialog dengan Bupati Semarang H Mundjirin dan Wakil Bupati H Ngesti Nugraha. Tidak sampai tiga puluh menit, Juliari P Batubara pamit untuk menruskan perjalanan pulang ke Jakarta.

Beberapa penerima bantuan sosial tunai (BST) ini mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah. Pasalnya, bantuan uang Rp 600.000 per bulan dan selama tiga bulan ini, sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, yang semuanya kena dampaknya yang luar biasa.

“Terus terang, saya sangat terbantu dengan bantuan (BST) ini, yang selama tiga bulan dan per bulannya Rp 600.000. Apalagi, sejak wabah Covid-19 merebak, suami saya juga tidak bekerja lagi, karena sementara dirumahkan. Dan ini tidak tahu sampai kapan harus kerja lagi. Bersyukur kalau nanti dapat kerja lagi, apesnya kalau akhirnya di PHK. Ini akan membuat masalah baru. Yang jelas, bantuan selama tiga bulan ini, benar-benar bermanfaat bagi keluarga kami,” ujar Yatmi, warga Lodoyong, Ambarawa kepada koranpagionline.com, di sela menunggu pengambilan bantuan Rp 600.000 di Kantor Kecamatan Ambarawa.

Sementara, disaat di Pendopo Kecamatan Ambarawa berlangsung penyaluran BST, diluar banyak diperbincangkan banyak warga yang seharusnya layak menerima bantuan, justru lolos tidak menerima BST ini. Bahkan, ada yang mengaku jika ada beberapa tetangganya yang bermobil meah, justru namanya masuk menerima BST ini. Dan, ada warga yang sehari-harinya sebagai pemungut atau pengumpul sampah warga, justru tidak mendapatkan bantuan.

“Sebagai contoh nyata, nama saya sudah didaftar dan sudah mengumpulkan foto copy KTP dan KK. Ternyata justru sama sekali tidak masuk daftar penerima bantuan, sedangkan ada tetangga saya yang katanya tidak dimintai foto copy KTP dan KK, justru namanya masuk menjadi penerima bantuan (BST) ini. Nanti, saya akan berusaha menanyakan lagi ke Pak RT dan RW, apakah bisa nama saya pada tahap kedua mendapatkan bantuan Rp 600.000 ini, padahal saya benar-benar butuh,” tutur Mbak Sri, yang kesehariannya jualan di pinggir jalan di Ambarawa. Heru Santoso

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *