Connect with us

LIFE

MAKNA KARANGAN BUNGA DI PWI KOTA DEPOK

Published

on

KopiPagi | DEPOK : TAK ada yang baru dengan kantor PWI Kota Depok. Masih seperti dulu. Ruangannya cekak. Agak pengab. AC terkadang sehat, adakalanya sekarat. Cat tembok berwarna biru sudah terkelupas. Sebuah meja besar di ruang tamu terkadang disulap jadi meja makan.

Beberapa kursi chitos mulai rapuh. Dua komputer usang bersandar malas di sebuah meja. Mesin printer lawas, jarang sekali mengalunkan suaranya yang khas.

Maaf kalo saya menyebutnya ‘rumah singgah’. Bukan kantor sesungguhnya. Tak ada aktivitas yang nyata dari jari-jari lentik penghuninya. Tapi, hari ini berbeda. Kantor PWI Depok, dibanjiri karangan bunga. Menutupi keadaan “rumah singgah” wartawan itu. Bahkan sampai menjalar ke ruas jalan. Tak ada lagi tempat menampungnya. Jumlahnya lebih dari 100 buah.

Karangan bunga itu datang dari berbagai elemen masyarakat. Ada perwakilan rakyat, partai politik, BUMD, swasta, serta sederet stake holder. Bahkan, Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI. Isinya hampir sama: ucapan selamat! Ketua PWI Depok Rusdy Nurdiansyah. Tentu juga beserta jajaran kepengurusannya periode 2021-2024.

“Luar biasa. Ini pertama dalam sejarah PWI Kota Depok. Banjir karangan bunga. Semoga ini isyarat PWI Depok kembali berkarya,” kata Anton Pulung, wartawan senior Pos Kota.
Namun, hingga tulisan ini dipublis, belum ada ucapan selamat dari Pemerintah Kota Depok. Entah kenapa?

Saya tak ingin meraba-raba. Sebab, musababnya, so must goes on. Setahu saya, wartawan adalah mitra strategis pemerintah. Saya coba berpikir positif. Itu hanya soal waktu. Karena ucapan selamat itu harus dengan tulus.

Rusdy Nurdiansyah dan Rahmat Tarmuji

Rusdy Nurdiansyah, wartawan senior Republika ‘tiga zaman’. Dia tentu sarat pengalaman. Supel dan mudah bergaul. Dengan siapapun. Semua lapisan dirangkul.

Jari-jari manisnya kadang terasa pedas. Dia tak segan mengkritisi. Tapi, itu semata hanya menjalankan fungsi kontrol dan sosial sebagai wartawan.

Wartawan tidak lebih tinggi derajatnya dari seorang menteri. Tapi juga tidak lebih rendah dari seorang tukang becak. Artinya, wartawan bisa berbaur dengan berbagai lapisan masyarakat. Tidak melihat strata, kasta, profesi, pangkat atau jabatan.

Rusdy terpilih sebagai Ketua PWI Kota Depok periode 2021-2024 pada Konfrensi Wilayah (Konferwil) PWI Depok, Sabtu 10 April 2021.

Pria berusia 54 tahun itu menang tipis atas Rahmat Tarmuji. Rusdy mengantongi 9 suara, sedangkan Rahmat 8 suara.

Karangan bunga masuk bagian seni merangkai bunga yang disusun dalam berbagai bentuk kreatif. Rangkaian bunga menjadi simbolisme tertentu. Bergantung pada pemilihan jenis bunga.

Dalam budaya di beberapa negara Asia dan Timur Tengah, menganggap bunga tertentu sebagai hal suci dan berhubungan dengan spiritual. Sementara di era Victoria, bunga memiliki arti khusus. Seperti bunga chamomile sebagai ungkapan ‘kesabaran’ dari kekasih pada pasangannya.

Karangan bunga yang membanjiri PWI Kota Depok, bisa saya katakan bukti kecintaan masyarakat terhadap insan pers. Mereka merasa memiliki. Wartawan adalah mitra kerja semua elemen. Ini harus direspon positif.

Wartawan bukan harus dimusuhi. Bukan harus dijauhi. Wartawan justru harus digandeng sebagai fungsi kontrol dan sosial. Wartawan bisa memantau hasil pembangunan langsung dari bawah. Mereka bisa memberi masukan dari lapangan yang tidak terjangkau siapapun.

Wartawan berfungsi sebagai pemberi segala informasi kepada masyarakat. Sekaligus penyalur kritik, saran, dan aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah.

Wartawan merupakan pekerjaan profesional. Profesi yang dilakukan oleh seorang intelektual yang cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; (yang) mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.

Diperlukannya wartawan yang intelektual itu, tersirat dalam UU NO 40 Tahun 1999 Tentang Pers dalam konsideran menimbangnya di poin b, “Bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis, kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat sesuai dengan hati nurani dan hak memperoleh informasi, merupakan hak asasi manusia yang sangat hakiki, yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, memajukan kesejateraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;”.

“Karya seorang wartawan tidak akan pernah punah, meskipun ia telah lama mati. Verba volant, scripta manent atau kata-kata lisan mudah akan dilupakan, yang tertulis akan tinggal tetap”.

Semoga PWI Depok lebih dewasa dan terus berkarya. Sampaikanlah informasi yang benar dan objektif. Banjirnya karangan bunga bukti bahwa wartawan adalah mitra dalam membangun kota yang tercinta ini. Jangan hanyut dengan tumpukan karangan bunga. ***

Suryansyah
Warga Depok Biasa

Media Partner : depoktren.com

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *