Connect with us

LIFE

LEBIH DARI SEGELINTIR RAKYAT JAUH DARI HIDUP LAYAK (2)

Published

on

PASBAR | KopiPagi : Dua pekan kemudian setelah malam itu, tepatnya Selasa 20 April 2021, Mon Eferi pada KopiPagi menyampaikan bahwa Deni datang menemui mereka di sekretariat, ia mengeluhkan dan mengadukan nasibnya kepada MRPB P/KPPB.

Adapun dialog pertemuan mereka dengan Deni saat itu seperti yang dipaparkan ulang oleh Mon Eferi kepada media ini.

“Ternak ayam banyak yang mati. Bos memutuskan mengurangi pegawainya dari 4 menjadi 2 orang saja. Saya disuruhnya pulang dulu. Apa yang harus saya lakukan lagi pak ? Sementara semua bekal sudah habis. Saya malu terlalu banyak merepotkan bapak. Tapi, kepada siapa saya mau minta bantuan? Kenapa hidup semakin susah saja ya, pak,?” keluh pak Deni mengisahkan perjuangannya menghadapi kerasnya himpitan kehidupan saat ini kepada Kolaboraksi Kemanusiaan Pasaman Barat.

Seperti yang disampaikan Mon Eferi dari dialog mereka saat itu, Siapa yang tak terenyuh mendengar keluhan warga duafa seperti itu. Mon Eferi pun melanjutkan.

“Jadi, apa yang mau pak Deni kerjakan sekarang,?” tanya saya.

“Itulah, pak. Saya masih punya gerobak untuk jualan. Tapi mau jualan apa? Mau jualan es lagi, bagaimana mau dapat duit kalau jualannya di atas pukul 5 sore sampai malam? Saya mau jualan cilok sama bakso bakar saja, yang modalnya gak banyak dan bahannya bisa semacam, yaitu dari tepung kanji. Tapi kini saya benar-benar habis. Gak punya duit sama sekali. Mohon bapak bantu saya, biar 7 orang dalam keluarga saya tetap bisa makan”, ujar pak Deni tertunduk sedih.

“Untung ada sedikit kas tersisa di tangan saya. Untuk mengobati kegundahan pak Deni, MRPB Peduli/KKPB pun memberikan bantuan modal sebanyak Rp 300.000. Semoga Allah SWT bukakan pintu rezeki untuk pak Deni, sehingga jualannya laris. Aamiin,” ujar Mon Eferi.

Decky dan Mon Eferi berpesan kepada masyarakat agar jangan biarkan warga kurang mampu sampai putus asa karena beratnya beban hidup dan merasa tidak ada lagi yang peduli, untuk itu mereka mengimbau kepada para dermawan yang ingin ikut berkontribusi dalam Gerakan Sosial Peduli Kemanusiaan ini, silahkan salurkan infaknya melalui rekening MRPB PEDULI di BRI, No. Rekening 0615-01-008410-53-1.

Decky dan Mon Eferi kembali melanjutkan pemaparannya masih terkait perkembangan terapi Nofisy pada media ini.

Pagi di awal bulan Mei lalu, pak Deni Hermayana datang bersama anaknya Alma.

“Maaf, pak. Pagi-pagi sudah mengganggu. Soalnya kalau sore saya harus mempersiapkan bakso bakar untuk jualan malam,” kata pak Deni.

Ketika ditanya bagaimana usaha yang dilakoninya sejak berhenti dari peternakan ayam di Payakumbuh, pak Deni bersyukur jualan bakso bakarnya cukup laris.

“Alhamdulillah, masih jalan berkat bantuan modal yang bapak berikan dulu. Siap buka puasa, saya jualan dari Mesjid ke Mesjid. Kan banyak anak-anak saat taraweh,” tambahnya.

Dikatakan Alma Ibundanya Nofisya, sengaja pagi ini ia tidak membawa Nofisya Adiva Wulandari, karena jadwal terapinya ke klinik herbal ustadz Warman biasanya sore hari. Jadi Nofisya ditinggal bersama neneknya.

“Nofisya sudah semakin lincah. Kalau dipanggil, cepat merespon,” jelas Alma.

Dikatakan Mon, memang butuh waktu yang lama untuk perkembangan Nofisya, karena masalahnya pada sistem saraf yang terganggu akibat pendarahan otak.

“Untuk biaya terapi dan pembelian obat tetes Nofisya bulan ini kita serahkan bantuan sebanyak Rp 500.000 kepada kakeknya. Semoga Nofisya bisa tumbuh normal seperti anak lainnya. Aamiin..,” terang Mon.

Dikatakan Mon Eferi, saat itu Nofisya sudah berusia 2 tahun 3 bulan. Selama itu pulalah MRPB Peduli/KKPB membantu biaya berobat maupun terapi Nofisya dan hasilnya Alhamdullilah sudah ada perubahan.

Masih berdasarkan penuturan Pengurus MRPB P/KKPB di kompleks Latifa Jalur 32 kepada KopiPagi, terkait bantuan rutin terapi Nofisya Adiva Wulandari Sebulan kemudian tepatnya Senin, (14/06/2021) dalam kondisi hujan gerimis senja itu, pak Deni Hermayana datang bersama istrinya dari Ophir, mereka berboncengan dengan mengenakan mantel plastik.

Kedatangan mereka adalah untuk menjemput bantuan rutin biaya terapi dan pembelian obat herbal buat Nofisya, cucu semata wayang mereka yang saat itu sudah berusia 2 tahun 4 bulan.

Mon Eferi melanjutkan, setelah menjalani terapi dan diberi obat herbal, Nofisya memperlihatkan kemajuan yang signifikan. Namun perawatannya tidak boleh terhenti sampai kondisinya lebih stabil dan mendekati pertumbuhan normal.

“Warga grup Mata Rakyat Pasaman Barat tentunya sudah tak asing lagi dengan Nofisya. Balita yang telah berumur 2 tahun 4 bulan dan telah didampingi perawatannya oleh MRPB P/ KKPB sejak bayi, akibat mengalami pendarahan otak sejak sebulan setelah kelahirannya, meski telah berobat setahun lebih ke rumah sakit, akhirnya sejak MRPB P / KPPB menyarankan agar Nofisya dibawa ke klinik herbal Ustadz Warman di Pasaman Baru, kini telah banyak kemajuan,” terang Mon Eferi.

Di awal bulan Juli 2021 kembali MRPB P/KPPB menyiapkan bantuan rutin biaya terapi Nofisya dan seperti biasa Alma (ibundanya Nofisya) kembali datang bersama ayahnya, Deni Hermayana (kakek Nofisya) untuk menjemput dana bulan Juli.

Seperti yang disampaikan Alma kepada mereka, kondisi Nofisya saat itu sudah mulai dapat merespon terhadap suara. Kalau dipanggil atau mendengar suara yang asing, Nofisya pun memalingkan kepalanya mencari sumber suara.

Sampai saat itu sudah masuk 11 bulan Nofisya dirawat pada Klinik Herba Marwa di Pasaman Baru. Dan sudah hampir 2 tahun lebih perawatan Nofisya dibantu oleh MRPB Peduli/KKPB dengan rutin menyalurkan biaya transportasi untuk menjalani terapi tiap minggu dan pembelian obat herba.

Malam itu Ahad (01/08/2021), ibu dan kakek Nofisya Adiva Wulandari datang lagi untuk menjemput bantuan biaya terapi Nofisya bulan Agustus.

Sejak setahun terakhir ini Nofisya dirawat dengan pengobatan herbal dan terapi pijatan di Klinik Herbal Marwa di Pasaman Baru. Nofisya yang sudah beranjak usianya 2 tahun 6 bulan memperlihatkan kemajuan yang berarti dibandingkan sebelumnya.

Mon Eferi menjelaskan, sekadar mengingatkan, Nofisya adalah putri satu-satunya dari Alma, yang ditinggal begitu saja oleh suaminya hingga kini tidak jelas keberadaannya, Nofisya mengalami pendarahan otak pada saat berumur kurang dari satu bulan, saat itulah Nofisya sudah ditinggalkan ayahnya sehingga kakeknya lah menjadi tulang punggung keluarga dengan tanggungan 7 jiwa itu sambil berjualan setiap harinya.

Untuk biaya transportasi terapi dan pembelian obat tetes WAVE yang berkhasiat merangsang respon saraf Nofisya, kita berikan bantuan Rp 500.000 setiap bulannya.

Kembali Decky yang didampingi Mon Eferi menuturkan kepada koranpagionline.com (KopiPagi) seperti biasa setiap bulannya, sore itu, Rabu 01 September 2021, kembali Mata Rakyat Pasaman Barat Peduli/ KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat  menyalurkan bantuan biaya terapi dan pembelian obat-obatan herba untuk Nofisya, bayi yang mengalami pendarahan otak pada saat berumur satu bulan. Nofisya yang saat ini sudah berumur 2 tahun 7 bulan, datang bersama ibunya Alma, dan neneknya.

Karena pendarahan di otak itu pertumbuhan Nofisya jadi terhambat, baik fisik maupun kecerdasannya. Namun sejak menjalani terapi di Klinik Herbal Marwa di Pasaman Baru, alhamdulillah, Nofisya sudah cukup banyak perkembangannya.

Kepada Alma, ibu Nofisya, kita serahkan bantuan sebesar Rp 500.000 untuk biaya transportasi dan pembelian obat tetes Wave. Sedangkan tambahan susu kambing, minyak urut dan obat lainnya merupakan infak rutin dari Klinik Herbal Marwa untuk Nofisya.

Dikatakan Mon Eferi, kondisi terakhir Nofisya atau Diva kini sudah cukup banyak mengalami kemajuan, ia sudah mampu merespon suara, dan aktif menggerakkan kepala mencari sumber suara ataupun melihat objek yang bergerak,

“Tidak lagi seperti boneka yang kaku saat kami bertemu pertama kali dua tahun lalu,” terang  Mon Eferi menambahkan.

Decky yang didampingi Mon pada kesempatan itu melalui KopiPagi kembali menghimbau agar kita selalu punya waktu memperhatikan tetangga maupun warga sekitar kita yang sedang ditimpa kesusahan, untuk itu mari jangan lupa ikut berkontribusi dalam Gerakan Sosial Kemanusiaan ini, silahkan salurkan infaknya melalui rekening MRPB PEDULI di BRI, No. Rekening 0615-01-008410-53-1.

“Jika kita semua peduli, insya Allah, beban berat mereka yang membutuhkan akan bisa kita ringankan,” ujar Decky yang daminkan Mon Eferi sekaligus mengakhiri perbincangan dengan dengan KopiPagi, Kamis (16/09/2021) pagi itu. ***

Pewarta : Zoelnasti.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *