Connect with us

BIVEST

Florenxena : Ciptakan Konsep Unik, Konversikan Wedding Konvensional Jadi Digital

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Lesunya perekonomian Indonesia mulai terlihat setelah dilanda pandemi Covid-19. Tapi banyak cara yang mesti dilakukan agar bisa bertahan, bahkan bisa kembali bergairah. Beragam peluang harus dimanfaatkan sebagai terobosan untuk menciptakan penguatan ekonomi seperti sediakala.

Salah satu aspek penting adalah membangkitkan sektor ekonomi melalui sistem teknologi modern. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Florenxena. Bagaimana tidak, pengusaha yang biasa disapa Ibu Flo ini telah menciptakan sebuah konsep unik, yaitu mengkonversikan konsep wedding konvensional menjadi wedding digital.

Pada kesempatan Opening Mega Kuningan Ballroom (26/10/2022), Ibu satu anak ini mengatakan bahwa konsep wedding yang diciptakannya memiliki keunggulan dan berbeda dengan konsep wedding pada umumnya, karena Ballroom Mega Kuningan menggunakan layar videotron dengan ukuran 8 x 5 meter.

Menurutnya, setiap pengantin dapat memiliki konsep yang berbeda dari pernikahan pada umumnya, itu bisa direalisasikan lewat konsep pelaminan.

Acara yang tampak sangat meriah itu digelar di The Sanctuary Menara Kuningan Ballroom lantai 7. Namun, konsep wedding digital ini tidak hanya seorang Flronxena sendiri. Ia menggandeng dua pengusaha lainnya, yaitu Dewi dan Zul Fahmi.

Ketiganya menghidupkan kembali Ballroom di Menara Kuningan dengan cara mengundang para vendor pernikahan mulai dari katering, jasa dekorasi, photographer hingga music and entertainment.

Di akhir sambutan, Florenxena mengatakan mereka optimis untuk menjadi pionir digital wedding bagi para calon pengantin.

“Kita ingin jadi pionir sebagai digital wedding. Maka dari itu, calon pengantin bisa menggunakan videotron sebagai pengganti dari dekorasi panggung,” tambahnya.

Sebagai pengusaha yang sudah lama malang melintang di dunia bisnis wedding organizer, Florenxena optimis ketiganya akan berkolaborasi dengan kesamaan visi-misi yang dimiliki.

“Perlu diketahui, Dewi adalah seorang pengusaha yang memiliki klien di tingkat internasional dengan keahlian pengelolaan gedung, sementara Zul Fahmi sekitar 80 persen kliennya tersebar di seluruh Indonesia. Dan, saya sendiri fokus di bidang Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Keahlian serta pengalaman yang kami miliki bisa dikatakan sebagai inovasi untuk menciptakan ketahanan ekonomi setelah dilanda pandemi kemarin.” tutupnya. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *