Connect with us

REGIONAL

Warga Tuntut Pemkab Pasaman Barat Segera Realisasikan Bantuan Gempa

Published

on

PASBAR | KopiPagi : Warga tuntut Pemkab Pasbar segera realisasikan bantuan Gempa, hal itu disampaikan oleh masyarakat Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat yang tergabung dalam Aliansi Korban Gempa Kajai dan sekitarnya, saat mereka gelar aksi pada Senin (09/01/2023) di depan Kantor Bupati Pasbar. 

Tuntutan masyarakat Kajai dan sekitarnya yang diikuti oleh ratusan masyarakat Nagari Kajai dan Timbo Abu serta Pinaga tersebut, ikut mewarnai dan meramaikan suasana Peringatan hari jadi Kabupaten Pasaman Barat yang ke 19 tahun yang sedang berlangsung di halaman Kantor Bupati.

Gelar Aksi ke Pemerintah Kabupaten Pasbar tersebut mereka lakukan untuk meminta Pemkab segera merealisasikan bantuan korban gempa dan mengakomodir tuntutan mereka.

Pasalnya, menurut masyarakat penyaluran bantuan untuk korban gempa selama ini tidak terealisasi maksimal sebagai mana mestinya.

Berdasarkan fakta tersebutlah, ratusan masyarakat mendatangi Kantor Bupati Pasbar untuk meminta kepada Bupati melakukan proses pendataan ulang.

Orasi tuntutan dengan membawa berbagai atribut dan poster tersebut hanya dilakukan di luar Kantor Bupati, karena pada saat bersamaan di halaman Kantor Bupati sedang berlangsung Bazar dalam rangka HUT Pasbar ke 19.

Masyarakat meminta proses pendataan agar transparan dan tidak merugikan mereka sebagai korban gempa yang terjadi setahun lalu tepatnya 25 Pebruari 2022.

Dikatakan oleh salah seorang peserta aksi Mashendy, selama ini korban gempa di Kajai dan sekitarnya masih teraniaya, bahkan hingga kini masih banyak warga yang tinggal di Hunian Sementara (Huntara) dengan menggunakan terpal.

“Kami minta agar Bupati segera bertindak dan menertibkan para mavia gempa,” ujarnya.

Ditambahkannya, selama ini proses pendataan sudah berjalan hampir setahun, namun tidak jelas dan tidak transparan, bahkan banyak merugikan warga, demikian juga penyaluran dana diduga ada pengkondisian dan pencairannya yang diarahkan ke tempat pembelian material.

Dikatakan Mashendy, aksi damai ini kita gelar untuk mempertanyakan dan menuntut bantuan terhadap korban gempa bumi yang sampai saat ini belum  terealisasi sepenuhnya.

“Sudah hampir setahun pasca gempa bumi terjadi, namun sampai saat ini masyarakat yang terdampak gempa belum juga mendapatkan bantuan, baik yang rumahnya rusak ringan, rusak sedang apa lagi rusak berat,” ujar Mashendy.

Mashendy menambahkan, masyarakat meminta agar anggaran bantuan untuk para korban gempa, baik yang bersumber dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten segera dicairkan berdasarkan atau sesuai dengan daftar nama-nama korban yang telah di SK-kan.

Kedatangan ratusan masyarakat yang startnya diawali pada titik kumpul di Masjid Agung Pasaman Baru sekitar pukul 11.30 WIB. dengan membawa berbagai atribut dan poster itu, saat menuju Kantor Bupati Pasbar berlangsung tertib, sebab aksi masyarakat ini tetap mendapat pengawalan ketat dari personel Polres Pasaman Barat, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Pasbar., Devi Irawan saat menemui warga di lokasi aksi mengatakan, Bupati dan Wakil Bupati termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) beserta beberapa jajarannya, saat ini tidak berada di kantor.

Menurut Devi, sebahagian mereka sedang melaksanakan rangkaian kegiatan dalam rangka hari jadi Kabupaten Pasaman Barat ke 19 tahun, sedangkan pimpinan tugas luar.

“Para pimpinan sedang tugas luar sehingga tidak bisa bertemu dan alangkah baiknya kita bicarakan di kantor Kesbangpol dengan perwakilan,” kata Devi.

Adanya tawaran dari Kepala Badan Kesbangpol Pasbar, Devi Irawan tersebut, para peserta unjuk rasa tidak bersedia dan warga tetap ingin bertemu langsung dengan Bupati atau Wakil Bupati.

“Kami ingin bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati apapun itu alasannya. Jika tidak bisa saat ini, kami akan tetap menunggunya sampai malam. Kalau perlu kami akan bermalam di halaman Kantor Bupati ini sampai bertemu dengan Bupati atau Wakil Bupati,” tegas Mashendy.

Menurut Mashendy, masa hanya ingin bertemu Bupati, sebab warga berharap Bupati yang langsung hendaknya mendengarkan semua tuntutan mereka, masa berjanji akan bertahan di lokasi ini, hingga bertemu dengan Bupati untuk menyampaikan keluhan mereka.*Kop.

Pewarta : Zoelnasti. 

Exit mobile version