Connect with us

BIVEST

Bali “Dijajah” Turis Asing, Bamsoet : Perketat Pemberian Izin Tinggal untuk Wisata

Published

on

Meminta komitmen pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat selalu bersinergi untuk menjaga ajeg bali, termasuk usaha warga lokal, kearifan dan budayanya. Jangan sampai warga lokal menjadi orang asing di tanah kelahirannya sendiri.

JAKARTA | KopiPagi : Baru-baru beredar isu Bali ‘dijajah’ turis asing yang diungkap warga lokal, karena mulai banyaknya WNA yang memulai bisnis dan bekerja dengan visa turis. Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mendorong Kemenpar Akraf bersama Kemenlu untuk memperketat pemberian izin tinggal untuk wisata. Jangan sampai warga lokal jadi orang asing di tanah kelahirannya sendiri.

Selain itu, MPR RI meminta pihak Imigrasi untuk melakukan penelusuran dan membuktikan isu tersebut. Jika terbukti agar pihak Imigrasi dapat memanggil oknum yang terlibat untuk dimintai keterangan. Jika perbuatan tersebut bertentangan dengan hukum positif maka terhadap oknum tersebut dapat dikenakan tindakan hukum yang terukur.

Kemenpar ekraf dan Pemprov Bali agar responsif dan diminta untuk menindaklanjuti setiap aduan yang masuk dari warga Bali, utamanya menyoroti beberapa indikasi oknum turis asing yang melakukan usaha secara illegal yang akan menyebabkan kebocoran pendapatan di pemerintah daerah, untuk dilakukan pembenahan, dan memperketat izin usaha bagi turis asing yang akan berbisnis dengan memenuhi persyaratan tertentu.

Untuk itu, pemerintah daerah agar mengevaluasi kebijakan/peraturan yang berlaku, khususnya yang terkait dengan izin tinggal WNA. Disamping, meningkatkan dan memperketat pengawasan terhadap izin-izin usaha atau bisnis di Bali. Dengan begitu dapat diketahui dan dipastikan, semua usaha yang didirikan dan dijalankan utamanya oleh turis asing benar-benar sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Mengingat, permasalahan utama yang menyebabkan turis asing bisa membuka usaha di Pulau Dewata adalah izin dan masih kurangnya pengawasan dari pemerintah.

Bamsoet, sapaan Ketua MPR RI, dalam respon tertulisnya, Jumat (07/06/2024), meminta komitmen pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat selalu bersinergi untuk menjaga ajeg bali, termasuk usaha warga lokal, kearifan dan budayanya. Jangan sampai warga lokal menjadi orang asing di tanah kelahirannya sendiri.

Vila dan kafe Bermunculan

Sementara itu, KopiPagi yang melakukan penelusuran sejak, Kamis (06/06/2024)  di kawasan perkampungan wisata Kerobokan dan Canggu Provinsi Bali, bahwa wilayah perkampungan dengan akses jalan yang sempit kurang memadai, hampir setiap harinya macet. Home Stay dan kafe  bermunculan bak jamur di musim hujan.

Perkampungan mulai dipadati vila-vila dan home stay yang tertata apik dengan berbagai ornament baangunan klasik dan modern. Kafe-kafe dan kuliner bermunculan di sepanjang jalan. Pengunjungnya pun 90 persen wisatawan asing, rata-rata bule. Perekonomian di sini benar-benar menggeliat setelah dilanda pandemi Covid-19.   Namun ternyata oh ternyata, berbagai usaha dan home stay yang ada itgu umumnya dikelola para bule dari berbagai Negara. Mereka memiliki netwoks  di sektor industri pariwisata yang cukup luas dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Sementara warga lokal hanya memiliki jaringan usaha di sektor pariwisata sangat terbatas. Itu pun masih masih sebatas lokal dan nasional. *Kop.

Exit mobile version