Connect with us

REGIONAL

UPN Veteran Yogyakarta Berikan Vaksin Booster untuk Dosen, Tendik & Mahasiswa

Published

on

JOGJA | KopiPagi : Antisipasi penularan dan penyebaran Omicron (varian baru Virus Corona B.1.1.529), UPNVY (Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta) memberikan 2.700 Dosis Vaksin Lanjutan (Booster) Vaksinasi Covid-19 (Corona Virus Desease 2019) jenis Pfizer untuk civitas akademika dan masyarakat sekitar kampus.

Vaksinasi dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat dilaksanakan di Auditorium Kampus Bela Negara UPNVY di Jalan Padjajaran (Ring Road atau Lingkar Utara), Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, Senin (31/01/2022).

Sesuai dengan arahan Presiden RI Jokowi (Republik Indonesia Joko Widodo) melalui Menkes (Menteri Kesehatan) RI Budi Gunadi Sadikin, Program Vaksin Booster ini dilakukan secara gratis untuk masyarakat Indonesia mulai tanggal 12 Januari 2022.

Dr. Mohamad Irhas Effendi M.Si selaku Rektor UPNVY menuturkan, Vaksin Booster adalah Vaksinasi Covid-19 yang diberikan setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan seseorang dari varian Virus Corona.

Vaksinasi lanjutan ini merupakan kerja sama UPNVY dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) Sleman bersama 4 PT (Perguruan Tinggi) di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), yaitu UAYo [Universitas Amikom (Akademi Manajemen Informatika dan Komputer) Yogyakarta], STIE SBI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia), STIE YKPN (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara), dan STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Guna Bangsa.

“Mereka yang mendapatkan vaksin yaitu dosen dan tendik (tenaga kependidikan) beserta anggota keluarganya, mahasiswa, dan masyarakat umum di sekitar Kampus UPNVY,” ujarnya.

Dengan perincian 500 dosis Vaksin Booster untuk mahasiswa, 250 dosis untuk masyarakat umum sekitar kampus, dan sisanya 1.950 dosis untuk civitas akademika dari 5 PT (Perguruan Tinggi) berikut keluarganya.

Irhas menyampaikan, UPNVY ingin mendukung upaya dari pemerintah untuk menguatkan dan meningkatkan Herd Immunity (Kekebalan Komunal) di tengah masyarakat.

Apalagi, UPNVY sedang mempersiapkan perkuliahan Blended atau Hybrid Learning untuk semester depan yang menggabungkan Perkuliahan Daring atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan Perkuliahan Luring atau PTM (Pembelajaran Tatap Muka).

Irhas optimis, walaupun masih dalam situasi Pandemi COVID-19, namun seiring perubahan status menjadi PT dengan Pengelolaan Keuangan BLU (Badan Layanan Umum), UPNVY bertekad terus meningkatkan kualitas dan jumlah mahasiswanya.

“Sejauh ini kegiatan yang sudah menerapkan sistem tatap muka atau luring adalah praktikum dan KKN (Kuliah Kerja Nyata),” ungkapnya.

Tentunya selain disiplin dalam menerapkan Prokes 3M (Protokol Kesehatan Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak), menurut Irhas, Vaksin Booster ini bisa memberikan rasa aman kepada tendik, dosen, dan mahasiswa yang mengikuti praktikum atau PTM karena sudah memiliki kekebalan lebih lengkap di saat munculnya Varian Omicron yang merupakan Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu, Arif Rianto Budi Nugroho, ST., M.Si. selaku Wakil Ketua Satgas (Satuan Tugas) Covid-19 UPNVY menjelaskan, sebelum dilakukan penyuntikan secara intramuskular (injeksi ke dalam otot tubuh) di lengan atas, dilakukan sejumlah skrining untuk memastikan bahwa peserta memang bisa menerima Vaksin Booster.

Lebih lanjut Arif menyebutkan, Vaksinasi Booster diselenggarakan oleh Pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas Kelompok Lansia (Lanjut Usia), orang yang memiliki Komorbid (penyakit bawaan), dan penderita Imunokompromais (sistem kekebalan tubuh lemah).

Calon penerima vaksin menunjukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) dengan membawa KTP atau KK (Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga).

“Atau bisa juga mendaftar melalui aplikasi Peduli Lindungi. Penerima Vaksinasi Booster harus berusia 18 tahun ke atas. Dan, telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap 1 dan 2 minimal 6 bulan sebelumnya,” imbuhnya.

Pasalnya, ada peserta yang tidak bisa diberikan Vaksinasi Booster karena vaksin primer dosis keduanya baru saja dilakukan Oktober 2021 lalu.

“Kepada mereka diberikan penjelasan bahwa vaksin primernya masih efektif sampai 3 bulan ke depan sehingga belum saatnya diberikan dosis vaksin lanjutan,” ucapnya.

Kemudian dilanjutkan dengan skrining yang meliputi, pengukuran tekanan darah (tensi) harus normal di bawah 180 per 100 mmHg (milimeter air raksa), pengecekan suhu tubuh harus normal di bawah 37.5 derajat Celsius, identifikasi Komorbid (penyakit penyerta atau bawaan), riwayat perjalanan, usia, dan kondisi hamil dan menyusui.

“Jika dalam pemeriksaan tersebut calon penerima vaksin sehat, maka vaksinasi dapat diberikan. Untuk lansia dan ibu hamil dan menyusui bisa diberikan Vaksin Booster setelah berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan dari dokter yang melakukan skrining,” terangnya.

Arif menegaskan, kegiatan vaksinasi ketiga ini sesuai dengan SE Ditjen P2P (Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Kemenkes RI Nomor HK.02.02/II/252/2022, dan Nomor SR.02.06/II/408/2022 tentang pelaksanaan Vaksinasi Program Dosis Lanjutan (Booster).

Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI mulai memberikan Vaksin Booster Covid-19 pada kelompok umum atau Non Nakes (Tenaga Kesehatan), dengan prioritas sasaran lansia, ibu hamil, dan kelompok rentan.

Hasil studi menunjukkan telah terjadi penurunan antibodi pada 6 bulan setelah mendapatkan Vaksinasi Covid-19 dosis primer lengkap.

Sehingga, dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.

“Pemberian Vaksinasi Booster dianjurkan untuk memperbaiki efektivitas vaksin yang telah menurun,” jelasnya.

Setelah selesai divaksin, lanjut Arif, petugas akan mencatat hasil vaksinasi dan penerima vaksin diobservasi selama 30 menit untuk memantau kemungkinan terjadinya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

Dalam kesempatan itu, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi dan MMB (Magister Manajemen Bencana) UPNVY Dr. Puji Lestari, S.IP., M.Si. membagikan pengalamannya pasca disuntik Vaksin Booster.

Menurut Puji, vaksinasi lanjutan bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh terkait mitigasi (pencegahan) resiko terpapar Covid-19.

Diakui Puji, banyak yang ketakutan divaksinasi Booster karena dampaknya pada individu berbeda-beda.

“Ketika divaksin kondisi fit saya kira tidak akan berdampak buruk. Sebaiknya sebelum vaksin makan dan minum vitamin agar saat disuntik vaksin daya tahan tubuh kuat. Setelah vaksin kalau mengalami gejala pusing atau mual, segera minum obat. Semua akan baik-baik saja, yang penting kita percaya bahwa menjaga daya tahan tubuh agar aman dari Covid-19 lebih penting daripada tertular Covid-19 risikonya akan lebih berat karena berdampak pada sektor kehidupan lainnya seperti ekonomi dan pendidikan,” katanya.

Terpisah, dari Lereng Gunung Semeru di Lumajang Jatim (Jawa Timur), Dr. Eko Teguh Paripurna selaku Ketua Satgas Covid-19  UPNVY yang di saat bersamaan sedang mendampingi Mahasiswa Program KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik) Bencana Erupsi Gunung Semeru menyampaikan melalui pesan singkat bahwa program vaksinasi ketiga ini menggunakan jenis vaksin Pfizer sebagai Vaksin Heterolog.

Sebelumnya, platform yang digunakan untuk dosis pertama dan kedua adalah Vaksin Sinovac.

 “Dua kali dosis Vaksin Primer UPNVY menggunakan Sinovac, tapi untuk ketiga ini dengan Pfizer agar lebih Heterolog karena pemerintah memandang akan lebih mampu meningkatkan daya kekebalan dan daya tahan tubuh,” paparnya.

Vaksinasi booster dilakukan melalui dua mekanisme yaitu mekanisme Homolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Sementara itu, mekanisme Heterolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Adapun lima jenis vaksin booster yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA (Emergency Use Authorization) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) adalah Sinovac (CoronaVac), Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Produk Vaksin CoronaVac, Pfizer dan AstraZeneca menjadi jenis vaksin booster homologous. Sementara, Moderna dan Zifivax menjadi jenis vaksin booster heterologous. *Yan/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *