Connect with us

KANDIDAT

Terkait Pencopotannya, Bupati Frederikus Imbau Pendukungnya Tenang

Published

on

KopiPagi MERAUKE : Di tengah suhu politik yang panas, pasca pencopotan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke, muncul imbauan yang menyejukkan dari Bupati Merauke yang putra asli suku Marind tersebut.

“Pergantian Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke yang terjadi telah berjalan sesuai mekanisme partai. Saya mengimbau kepada semua pendukung dan simpatisan saya untuk menahan diri dan tetap tenang,” ujarnya, di Jakarta, Rabu malam (15/07/2020).

Bupati Merauke yang dicintai rakyatnya ini menyatakan, dirinya menghargai pernyataan sikap warga Merauke yang tidak puas dengan digantikannya dirinya sebagai Ketua Partai DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke.

Namun Bupati berhati lembut ini berharap hal itu tidak berlarut-larut, yang nantinya malah menimbulkan kerugian bagi kemajuan Kabupaten Merauke.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada partai Nasdem karena telah membesarkan Frederikus Gebze from zero to hero. Apa yang terjadi adalah mekanisme partai. Biarlah semua berjalan apa adanya,” kata Freddy, panggilan akrab putra Marind ini, dengan penuh ketulusan.

Freddy tak terlihat marah atau sakit hati berlebihan, atas pencopotan dirinya sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke. Dia tampak legowo.

Dia pun mengajak kepada para simpatisan dan pendukungnya untuk merapatkan barisan dengan semangat kebersamaan membangun Merauke.

Bupati yang mendapat penghargaan karena dinilai berhasil menangani pandemi Covid-19 di wilayah ujung timur Indonesia ini, mengemukakan bahwa situasi yang kondusif di Merauke saat ini harus dipertahankan.

“Saat ini kita juga sedang berjuang memulihkan kondisi ekonomi masyarakat yang sempat terpuruk gara-gara pandemi Covid-19. Tentu ini butuh kekompakan semua elemen masyarakat,” katanya lagi.

Seperti diketahui, gelombang protes dari warga Merauke atas tindakan DPP Partai NasDem yang secara semena-mena mencopot Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai NasDem terus terjadi. Situasi politik di Merauke pun memanas.

Terlebih lagi, penggantinya (Ketua DPD NasDem Merauke yang baru) yakni Jefry Tjahyadi Putra, bukanlah putra asli Merauke.

Puluhan warga asli Merauke yang menyebut diri “Aliansi Masyarakat Pencinta Demokrasi Papua”, Senin lalu, misalnya, mendatangi Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Merauke, untuk memprotes pemecatan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Nasdem Merauke.

Kedatangan puluhan orang itu membawa sejumlah spanduk dengan isi tulisan beragam seperti, “ Partai Nasdem ciptakan produk rasis”, “jangan ambil hak kesulungan kami” dan lain-lain. Tak ada perwakilan partai menerima, bahkan pintu sekretariat DPD Nasdem tertutup rapat.

Para pendemo menyatakan Frederikus Gebze telah didzalimi. Mestinya, menurut mereka, jika ada pergantian pengurus, harus sesuai aturan yang benar.

Frederikus Gebze memang telah berbuat banyak untuk Partai NasDem. Bahkan telah mebawa Partai NasDem meraih 5 kursi dalam Pemilu 2019, dari sebelumnya yang hanya 4 kursi pada Pemilu 2014.

Sebelumnya, sejumlah tokoh masyarakat Merauke juga melontarkan protes. Ketua Pemuda Marind dan intelektual Marind, Fransiskus Ciwe, misalnya, menyebut hal ini adalah penzaliman terhadap Frederikus Gebze yang telah ikut membesarkan Partai NasDem di Merauke.

Dia menilai Keputusan pencopotan Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke yang juga Bupati Merauke, Frederikus Gebze merupakan produk berbau Rasis terhadap marga Gebze, Ndiken, Mahuze, Balagaize dan lain-lain.

“Frederikus Gebze itu selain Ketua DPD Nasdem. Dia juga bupati aktif Merauke. Keputusan itu sangat berbau rasis, aneh, memalukan dan menelanjangi saudara kami di atas tanahnya sendiri,” katanya.

Menurutnya keputusan itu sangat tidak lazim dan di luar nalar yang sehat. Walau, produk keputusan rasis itu melalui internal partai. Keputusan tersebut tidak memberikan pelajaran politik yang sehat kepada masyarakat Marind.

Tak hanya dari kalangan pemuda. Budayawan Papua asal Merauke, Isayas Ndiken pun menganggap peristiwa yang dialami Frederikus Gebze sangat tidak manusiawi.Tak hanya dari kalangan pemuda. Budayawan Papua asal Merauke, Isayas Ndiken pun menganggap peristiwa yang dialami Frederikus Gebze sangat tidak manusiawi. Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *