Connect with us

MEGAPOLITAN

Prakarsai Berdirinya Komunitas Secangkir Puisi : Sejumlah Tokoh Ngumpul

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Sebuah kedai kopi sederhana yang terletak tak jauh dari Aeon Mall Cakung tampak rame pada Sabtu (18/11/203) pagi itu. Sekitar dua ratusan anak-anak sekolah dan orang dewasa berkerumun.

Begitu halnya, para pedagang UMKM menggelar dagangan. Beberapa perusahaan ternama membuka stan di sepanjang trotoar. Rupanya Kopi Goenoeng sedang punya gawe mengumumkan berdirinya Komunitas Secangkir Puisi.

Istimewa.

Selaku penggerak komunitas, Alip Purnomo tampak langsung memimpin acara. Secara selang seling orang dewasa membaca puisi dalam berbagai gaya yang atraktif bergantian dengan anak-anak yang rupanya sedang mengikuti lomba baca puisi Piala Camat Cakung.

“Kegiatan ini didesain sebagai ajang lomba yang edukatif, bukan sekedar lomba mengejar hadiah. Pesertanya terdiri dari anak-anak SD se-Cakung. Sambil mengikuti lomba, anak-anak bisa berinteraksi sambil menikmati berbagai atraksi puisi orang-orang dewasa yang lebih berpengalaman. Para pembaca puisi versi orang dewasa ini juga tercatat memiliki aneka latar belakang peofesi. Ada pelaku seni panggung murni, komedian, pengacara hingga eks anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)”, jelas pria yang juga menjabat direktur eksekutif SNA Initiative, sebuah lembaga nirlaba besutan puteri Wakil Presiden RI Prof. Dr. Siti Nur Azizah, S.H., M.Hum.Alip menjelaskan bahwa animo anak-anak Cakung mengikuti lomba baca puisi terbilang cukup tinggi. Meskipun masa pendaftaran sangat singkat, nyaris 100 anak mengikuti lomba yang baru pertama digelar ini.

“Rupanya banyak talenta-talenta seni terpendam di Cakung yang belum tergali. Tadi beberapa pembaca puisi anak bahkan sanggup membuat para pendengarnya berkaca-kaca. Sebuah penghayatan puisi yang luar biasa menggetarkan. Anak-anak tersebut perlu panggung yang lebih luas. Bukan sekedar mengejar juara, tapi lebih kepada memberi kebebasan berekspresi dalam hidupnya agar mereka lebih bahagia”, lanjut alumni Antropologi FISIP UI ini.

Sebagaimana diketahui, Kecamatan Cakung merupakan sentra industri terpadat di Jakarta. Dalam pandangannya, anak-anak adalah pihak yang paling berpotensi menjadi korban dari berbagai pencemaran pabrik hingga pencemaran budaya yang sumbernya orang dewasa. Kehadiran Komunitas Secangkir Puisi diharapkan dapat menjadi katalisator yang dapat membantu menyeimbangkan jiwa anak-anak tersebut. Semacam ruang baru yang menawarkan oksigen lebih banyak di tengah kepungan asap pabrik yang menyesakkan paru-paru. Sebuah kolaborasi unik antara seniman dari berbagai latarbelakang profesi, sekolah, UMKM, hingga industri sedang dirintis di sini.

Acara tersebut diakhiri dengan penandatanganan deklarasi berdirinya Komunitas Secangkir Puisi. Selain Alip Purnomo selaku inisiator, tampak hadir tokoh Komedi Betawi (Kombet) Dr. Syaiful Amri, Seniman Marunda Suaeb Mahbub, eks anggota KPAI Dr Sitti Hikmawatty, Eks ketua Bawaslu DKI Jakarta Ramdhansyah Bakir, pengacara senior Muara Karta Simatupang, Mohan Mehra (Nah Ini Dia), Ginanjar (komedian Empat Sekawan), sejumlah pengurus PARFI, Sudin Kebudayaan Jakarta Timur, pejabat kecamatan Cakung, hingga pejabat kelurahan Cakung Barat. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *