Connect with us

LIFE

Jajaran Polres Simalungun Gelar Doa Bersama untuk Tragedi Stadion Kanjuruhan

Published

on

SIMALUNGUN | KopiPagi : Update terbaru sebanyak 174 orang meninggal dunia usai tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, dalam laga derby Arema FC Vs Persebaya, Sabtu 01 Oktober 2022 lalu.

Terkait tragedi kelam itu, Jajaran Polres Simalungun gelar Doa bersama untuk para korban di Gereja Oikumene serta Salat Gaib  di Masjid Al Mu’ Minun yang kedua rumah ibadah ada ASPOL  Polres Simalungun, Rabu (05/10/2022) sekira pukul 13.30 WIB.

Kapolres Simungun AKBP Ronald F.C Sipayung SH SIK MH., melalui Wakapolres Simalungun Kompol Efianto, SH., bersama Kabag Sumda Polres Simalungun Kompol Joner Purba dan diikuti jajaran personel Polres Simalungun menggelar

Acara yang dihadiri personel dan masyarakat itu diawali sholat dzuhur berjemaah, dilanjutkan dengan Salat Gaib, disusul doa bersama sebagai ungkapan duka cita atas peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjurahan Malang, yang mengakibatkan 125 orang penonton pertandingan sepakbola Arema FC vs Persebaya, meninggal dunia.

Dalam kesempatan itu, Wakapolres Simalungun Kompol Efianto, SH., pun turut bersama memanjatkan doa sekaligus ucapan duka atas peristiwa di Stadion Kanjurahan Malang, markas Arema FC pada pertandingan Liga I Indonesia. Termasuk membacakan Alfatiha bagi para korban yang meninggal dunia pada tragedi 1 Oktober 2022 malam.

“Kita sudah mendoakan tadi dari mulai Salat Gaib. Seluruh rakyat di Sumut tentu prihatin dengan kejadian ini. Dan kita mengucapkan belasungkawa kepada saudara-saudara kita yang saat ini mengalami musbah. Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa semua yang saat ini menjadi korban,” ujar Wakapolres.

Menurutnya persitiwa tersebut menjadi bahan evaluasi yang dapat memperbaiki dunia pesepakbolaan Indonesia. Sebab bagaimanapun, seluruh elemen harus mengerti bagaimana pentingnya menjaga tiga poin utama dalam sepakbola, yakni lapangan (stadion), para pemain (klub), dan para suporter (pendukung).

“Jika satu saja tidak ada, berarti tak sempurna itu main sepakbola. Maka kalau ketiganya berada pada posisinya, saya yakin sepakbola ini akan menjadi hiburan rakyat. Tak mungkin juga ini ditiadakan, tetapi harus berkembang, teratur dan profesional. Sehingga enak ditonton,” sebut Efianto.

Wakapolres Simalungun Kompol Efianto, SH., pun berpesan kepada pengurus federasi sepakbola Indonesia itu agar bisa menegakkan statuta organisasi dan aturan FIFA. Sebab hal itu merupakan petunjuk dan arahan untuk pelaksanaan Liga Indonesia. Kita berharap bahwa hal ini tidak terjadi kembali”, tandas Wakapolres Simalungun.***

Editor : Nilson Pakpahan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *